Awal 2022, Kinerja Xiaomi Tertekan COVID-19 dan Rantai Pasok

Pendapatan utama Xiaomi dari bisnis ponsel terkoreksi.

Awal 2022, Kinerja Xiaomi Tertekan COVID-19 dan Rantai Pasok
Kantor Xiaomi, Beijing, Tiongkok. (ShutterStock/Askarim)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Xiaomi Corporation mengumumkan kinerja awal tahun yang kurang menggembirakan. Menengok laporan keuangan Maret 2022, pendapatan raksasa teknologi asal Cina itu turun 4,6 persen dalam setahun menjadi 73,35 miliar yuan atau lebih dari Rp160 triliun.

Pada saat sama, laba Xiaomi terkoreksi 52,9 persen menjadi 2,86 miliar yuan atau senilai Rp6 triliun dari 6,07 miliar yuan.

Manajemen Xiaomi, dalam keterangan resmi, menyebutkan sejumlah tantangan bagi perusahaan awal tahun ini, di antaranya: COVID-19 yang kembali merebak, perekonomian global, dan kemelut rantai pasok.

“Terlepas dari dampak tersebut, kami terus memajukan strategi bisnis sambil memperkuat fondasi,” demikian pernyataan Xiaomi, dikutip Senin (23/5).

Dikutip dari laman Yicai Global, Presiden Xiaomi, Wang Xiang, mengatakan wabah COVID-19 di Cina berdampak signifikan terhadap produksi dan logistik. Sedangkan, penutupan toko fisik seiring pembatasan sosial mengakibatkan permintaan konsumen yang turun.

Di pasar luar negeri, termasuk India dan Eropa, produk Xiaomi terkena masalah krisis chip semikonduktor. Dia memperkirakan kemelut pasokan chip tersebut akan meningkat secara bertahap pada kuartal ini, meski masih bergantung pada situasi pandemi dan kondisi internasional.

Sebagai perbandingan, laba Xiaomi kuartal keempat tahun lalu masih tumbuh 39,6 persen menjadi 4,47 miliar yuan atau lebih dari Rp9 triliun. Sedangkan, pendapatannya meningkat 21,4 persen menjadi 85,57 miliar yuan atau lebih dari Rp187 triliun.  

Segmen bisnis Xiaomi

Jajaran Xiaomi 12. Dok/Xiaomi Global.

Xiaomi menyatakan terus mempertahankan strategi inti perusahaan dengan fokus pada bisnis ponsel pintar dan Internet of Things (IoT). Secara khusus, bisnis IoT dan produk gaya hidup tampak membukukan pertumbuhan yang solid.

Perusahaan teknologi itu bersandar pada tiga sektor bisnis, menurut laporan keuangan. Bisnis ponsel pintar, misalnya, turun 11,1 persen menjadi 45,76 miliar yuan.

Kinerja bisnis ponsel pintar Xiaomi tampaknya beriring dengan raihan pengiriman ponselnya. Menurut data dari firma riset pasar Canalys, pada Januari-Maret tahun ini Xiaomi hanya mengirimkan 39,2 juta unit ponsel, atau menurun 20 persen dalam setahun.

Xiaomi pun harus puas di posisi ketiga dengan menguasai 13 persen pangsa pasar ponsel dunia, di bawah Apple yang mencapai 18 persen, dan Samsung 24 persen.

Di luar itu, bisnis IoT dan gaya hidup Xiaomi periode sama meningkat 6,8 persen menjadi 19,48 miliar. Sedangkan, pendapatan dari bisnis jasa dan internet serta lain-lain masing-masing meningkat 8,2 persen dan 73,0 persen.  

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

17 Film Termahal di Dunia, Memiliki Nilai yang Fantastis
Cara Daftar OpenSea dengan Mudah, Lakukan 6 Langkah Ini
Bahlil: Apple Belum Tindak Lanjuti Investasi di Indonesia
Medco Rampungkan Divestasi Kepemilikan di Blok Ophir Vietnam
Stanchart: Kemenangan Prabowo Tak Serta Merta Tingkatkan Investasi
Rumah Tapak Diminati, Grup Lippo (LPCK) Raup Marketing Sales Rp325 M