Banyak Startup E-groceries Tutup, Blibli Sebut Potensinya Masih Besar

Tantangan bisnis e-groceries ada pada margin & rantai pasok.

Banyak Startup E-groceries Tutup, Blibli Sebut Potensinya Masih Besar
Ilustrasi aplikasi grosir daring (e-grocery). Shutterstock/Atstock Productions
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – PT Global Digital Niaga yang merupakan pengelola Blibli.com menanggapi tren sejumlah startup barang kebutuhan sehari-hari (e-groceries) yang belakangan menutup layanannya. E-commerce besutan grup Djarum menyampaikan optimismenya mengenai bisnis e-groceries yang masih memiliki prospek baik di masa mendatang.

“Kami tetap melihat bahwa (e-groceries) ini adalah bisnis yang very potential,” kata Executive VP Consumer Goods and Lifestyle Blibli, Fransisca Krisantia Nugraha, dalam keterangan kepada wartawan dalam acara ICON 2022 di Jakarta, Kamis (6/10).

Menurutnya, bahan makanan termasuk sebagai kebutuhan strategis. Pasalnya, masyarakat pasti akan menebus barang tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Barang-barang groceries yang memang setiap hari mau enggak mau pasti akan dibeli,” ujarnya.

Startup e-groceries belakangan memang tengah disorot. Sebut misal, Happy Fresh. Dikutip dari Daily Social, perusahaan sempat menutup operasionalnya pada Agustus. Sebelumnya, Happy Fresh bahkan dikabarkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan kontrak, serta menunggak gaji sejumlah pegawai. Namun, perusahaan ini kembali beroperasi pada akhir September usai menerima utang dari Genesis, Innoven, dan Mars.

Sementara, Traveloka memutuskan untuk menutup Traveloka Mart pada akhir Agustus, demikian TechinAsia. Padahal, layanan e-groceries tersebut baru beroperasi selama enam bulan. Traveloka menyebut penutupan ini sebagai bagian dari strategi prioritas bisnis perusahaan.

Menurut Fransisca, bisnis e-groceries ini memang membutuhkan pendanaan yang cukup mumpuni. Sebab, sektor ini memiliki tantangan, misalnya, pada margin yang tipis, serta model bisnis yang sulit untuk ditiru.

Tantangan bisnis

Tampilan aplikasi Blibli. (Shutterstock/Devina Saputri)

Bisnis e-groceries ini memiliki dua tantangan, yakni dari masalah margin yang tipis, serta perkara rantai pasok, menurut Fransisca. Dalam menjawab tantangan tersebut, kata dia, Blibli berupaya untuk menciptakan ekosistem, termasuk melalui langkah akuisisi atas PT Supra Boga Lestari Tbk, perusahaan pengelola Ranch Market.

“Kami melihatnya keuntungan Blibli saat ini kita adalah sebuah ekosistem. Kami enggak hanya jualan groceries tapi ada produk yang lain juga. Jadi in a way memang pasti ada subsidi dari kategori yang lain untuk membantu supaya total company kita masih baik secara performance di bottom line-nya,” ujarnya.

Akuisisi Blibli terhadap Supra Boga Lestari diyakini membantu perusahaan dalam masalah rantai pasok. Pengelola Ranch Market itu dianggap sebagai salah satu pemain yang menonjol dalam sektor perdagangan ritel modern, serta memiki pengelolaan rantai pasok yang stabil.

“Di dalam dunia groceries itu produk fresh termasuk yang marginnya lebih tinggi dibandingkan product non fresh. Jadi kita mencoba untuk tap in juga di situ ya melalui akuisisi kita dengan Supra Boga,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Fransisca turut menyampaikan ikhtiar Blibli untuk fokus pada strategi omnichannel. Menurutnya, layanan omnichannel terkuat perusahaan ada di sektor bahan makanan serta ponsel pintar. Sebelumnya, dia menyatakan 75 persen pelanggan Blibli telah melakukan transaksi secara omnichannel atau online dan offline sekaligus.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

IDN Media Channels

Most Popular

Cara Membuat Akun PayPal dengan Mudah, Tanpa Kartu Kredit!
UOB Sediakan Kartu Kredit Khusus Wanita, Miliki Nasabah 70 ribu
Survei BI: Tren Harga Rumah Tapak Masih Naik di Awal 2024
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Saksi Sidang Kasus Korupsi Tol MBZ Sebut Mutu Beton Tak Sesuai SNI