Berkaca pada Isu FTX, Indodax Sarankan Audit Total Platform Kripto RI

Diperlukan untuk melihat kesesuaian transaksi di platform.

Berkaca pada Isu FTX, Indodax Sarankan Audit Total Platform Kripto RI
Ilustrasi aset kripto. Shutterstock/Chinnapong
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – CEO Indodax, Oscar Darmawan, menanggapi kasus kejatuhan bursa aset kripto FTX yang telah memberikan sentimen negatif terhadap industri yang masih sangat muda ini. Menurutnya, perlu ada audit total terhadap platform aset kripto di Indonesia demi transparasi dan perlindungan nasabah.

Dalam keterangan pers, Selasa (15/11), Oscar menyatakan isu likuiditas yang dialami FTX menjadi perhatian bagi para pelaku industri aset kripto. Transparansi perlu dipraktikkan pada platform kripto agar mendapat kepercayaan komunitas investor, katanya.

"Indodax sudah berdiri hampir sembilan tahun lamanya dan kami selalu berusaha menjaga kepercayaan para member kami. Likuiditas kami lebih dari 100 persen baik dari kripto maupun rupiah. Sebagai pelaku industri, saya juga berharap tidak ada exchange di Indonesia yang jatuh karena penyalahgunaan aset nasabah ini" kata Oscar.

Menurut Reuters, Senin (14/11), FTX mengajukan kebangkrutan pada akhir pekan lalu usai mengalami masalah penarikan dana dari nasabah yang mencapai US$6 miliar. Tindakan nasabah ini ditengarai dipicu oleh batalnya transaksi akuisisi FTX oleh Binance.

Dalam pengajuan kebangkrutannya, FTX Trading mengeklaim memiliki aset US$10 miliar hingga US$50 miliar, kewajiban US$10 miliar sampai US$50 miliar, dan lebih dari 100.000 kreditur.

Pada sisi lain, berdasarkan dokumen yang dibagikan Bankman-Fried kepada investor, FTX memiliki kewajiban US$13,86 miliar dan aset US$14,6 miliar. Namun, hanya $900 juta dari aset tersebut yang likuid, yang ditengarai menjadi penyebab krisis keuangan perusahaan sehingga berakhir pada kerugian besar.

Menurut Oscar, kejatuhan salah satu bursa aset kripto terbesar di dunia itu ikut mempengaruhi ekosistem kripto secara global.

Audit platform

Ilustrasi aset kripto. Shutterstock/Wit Olszewski

Berkaca pada isu FTX, Indodax menawarkan audit total atas platform pertukaran aset kripto yang terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).

"Audit dilakukan oleh auditor yang paham cara blockchain berjalan, dan bukan sekedar pencatatan rupiah. Kita perlu melakukan penyamaan inventory kripto dan rupiah yang ada di orderbook dan saldo nasabah. Bukan hanya sekedar proof of reserve yang tidak berarti banyak, namun juga proof of liability, yaitu jumlah total deposit member yang tercatat di dalam exchange,” kata Oscar.

Dengan audit secara keseluruhan, saldo anggota dari tiap exchange dapat dicocokkan dengan proof of reserve dari exchange tersebut, baik dari nominal rupiah maupun jumlah aset.

"Saya berharap Bappebti dapat segera memberikan aturan baru yang meminta exchange menunjukkan hasil audit ini dan dilakukan reguler tiap hari kalau perlu. Dengan adanya laporan terbuka ini, harapannya semua orderbook, saldo member, dan inventory akan sesuai dan semuanya ada di Indonesia,” ujarnya.

Dia lantas mengeklaim di Indodax, baik itu orderbook, saldo nasabah, maupun inventory, semuanya ada di Indonesia. Dengan begitu, keamanan anggota disebut jelas terlindungi.

"Saya harap dengan saran yang saya sampaikan dapat diterima dan dapat memberikan keamanan, kepercayaan, dan kenyamanan pada investor kripto terutama setelah apa yang terjadi beberapa waktu lalu yang mempengaruhi market kripto dunia," ujar Oscar.

Keamanan platform

Ilustrasi aset kripto. Shutterstock/Chinnapong

Tokocrypto menganggap kemelut FTX memunculkan sentimen negatif terhadap industri aset kripto. Platform pertukaran aset kripto domestik itu berpendapat masalah FTX menciptakan trust issue terhadap rencana bisnis dan sistem keamanan aset investor pada platform centralized exchange.

“Kondisi ini menjadi perhatian bersama para pelaku industri aset kripto di Indonesia untuk memastikan kondisi tersebut tidak akan terjadi,” ujar CEO Tokocrypto, Pang Xue Kai, dalam siaran pers baru-baru ini.

Bappebti telah mewajibkan semua pedagang fisik aset kripto yang terdaftar resmi untuk memisahkan rekening dana yang dimiliki nasabah dengan rekening dana operasional milik perusahaan. Hal itu demi menjaga likuiditas.

"Tokocrypto pun saat ini sudah memenuhi syarat penyertaan modal lebih dari yang ditentukan oleh Bappebti. Modal yang besar bisa membuat bisnis lebih stabil dan memiliki rencana jangka panjang," jelas Kai.

Menurutnya, kondisi industri kripto yang mengalami pasang-surut merupakan hal biasa dalam dunia finansial dan investasi. Untuk menghadapinya, perusahaan pun akan berfokus pada strategi bisnis jangka panjang.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M