Buntut Bangkrut, Bursa Aset Kripto FTX Digugat oleh Investor di AS

Dituding sebagai modus investasi palsu.

Buntut Bangkrut, Bursa Aset Kripto FTX Digugat oleh Investor di AS
Bursa FTX. Shutterstock/Sergei Elagin.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Bursa aset kripto FTX mesti menghadapi perkara hukum lain dalam waktu yang hampir bersamaan. Usai mengajukan kebangkrutan di Amerika Serikat, kini platform pertukaran aset kripto tersebut harus menghadapi gugatan hukum yang dilayakan oleh seorang investor.

Dikutip dari CNN Business, pengacara kelas berat Adam Moskowitz dan David Boeis mengajukan gugatan atas nama pelanggan FTX, Edwin Garrison, seorang warga Oklahoma, Rabu (16/11) setempat.

Gugatan tersebut dilayangkan kepada mantan CEO FTX, Sam Bankman-Fried, serta beberapa publik figur yang sempat memberikan dukungan kepada bursa aset kripto FTX, termasuk Tom Brady, Gisele Bundchen, dan Steph Curry.

Dalam email resminya kepada CNN, Moskowitz menuduh FTX sebagai modus investasi palsu dengan skema Ponzi secara besar-besaran.

“FTX adalah orang jenius dalam hubungan masyarakat dan pemasaran, dan tahu bahwa itu hanya bisa berhasil dengan bantuan dan promosi dari selebritas dan pemberi pengaruh yang paling terkenal, dihormati, dan dicintai di dunia,” begitu pernyataan Moskowitz.

Gugatan itu pun menuding sekuritas tidak terdaftar yang dijual secara tidak sah di Amerika Serikat. Bankman-Fried dan promotor FTX diduga terlibat dalam konspirasi untuk menipu investor, serta melanggar undang-undang praktik bisnis yang tidak adil.

Kebangkrutan FTX

Ilustrasi aset kripto. Shutterstock/Chinnapong

FTX mengajukan kebangkrutan dan sedang menghadapi pengawasan dari otoritas AS di tengah laporan bahwa US$10 miliar aset pelanggan dialihkan dari FTX ke perusahaan perdagangan Bankman-Fried, Alameda Research.

Bahkan, dilaporkan setidaknya $1 miliar dana nasabah hilang, menurut seorang sumber kepada Reuters.

Dalam gugatannya, Edwin Garrison pun menyebut ketika platform pertukaran aset kripto itu mengalami kemelut likuditas, investor diperkirakan mengalami kerugian sampai US$11 miliar. Dia lantas menuntut ganti rugi dari Sam Bankman-Fried serta sejumlah pihak lain dengan nominal barusan.

Di sisi lain, Charles Whitehead, Ahli dari Cornel Law School, menyoroti soal hal yang tidak jelas dari gugatan tersebut, terutama soal relasi ekonomi FTX dengan para selebriti. Namun demikian, aset kripto dianggap memiliki implikasi yang berbeda ketimbang produk lain.

“Menjual aset yang merupakan instrumen keuangan tidak sama dengan menjual sepatu kets,” kata Whitehead kepada CNN. “Ada aturan antipenipuan dan perlindungan konsumen untuk menjual sepatu kets yang buruk. Ada aturan yang lebih ketat saat Anda berbicara tentang menjual aset keuangan.”

Dia menambahkan: "Semua selebritas yang berkeliaran dan melakukan sponsorship semacam ini harus berhenti dan bertanya kepada pengacara sekuritas."

Pemutusan sponsor

Ilustrasi aset kripto. Shutterstock/Chinnapong

Lain soal hukum, lain pula soal bisnis. Usai mengajukan kebangkrutan, FTX pun mesti menerima bahwa kesepakatan sponsornya dengan sejumlah tim olahraga mesti dibatalkan, termasuk tim basket NBA Miami Heat, dan tim Formula One Mercedes Benz.

Mengutip Bitcoin.com, Miami Heat dan Miami-Dade Country NBA, dalam pengumuman pada Jumat (11/11), menyatakan perusahaan telah membatalkan kesepakatan sponsor senilai US$135 juta dengan FTX. Sebelumnya, FTX menawarkan stadion Miami Heat untuk diganti nama menjadi FTX Arena. Namun, Miami Heat mengaku saat ini tengah mencari mitra lain yang akan memberikan penamaan pada arena lapangan basketnya.

Sebuah foto yang berdar di platform media sosial Twitter, Sabtu (12/11), menunjukkan para pekerja yang sudah membongkar tanda FTX di atap gedung Miami Heat.

Itu belum termasuk kerja sama FTX dengan Mercedes Benz. Kilas balik sedikit, pada September 2021, FTX membuat langkah besar dengan menandatangani perjanjian sponsor jangka panjang dengan Tim Formula Satu Mercedes-AMG Petronas.

Kesepakatan, yang seharusnya mencakup beberapa musim balapan, juga telah diakhiri saat kabar kebangkrutan FTX terungkap.

Setelah mengakhiri kemitraan, tim Mercedes takkan lagi membawa logo platform pertukaran aset kripto tersebut,

“Sebagai langkah pertama, kami telah menangguhkan perjanjian kemitraan kami dengan FTX. Ini berarti perusahaan tidak akan muncul lagi di mobil balap kami dan aset bermerek lainnya,” kata juru bicara Mercedes.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Daftar BRImo Secara Online Tanpa ke Bank, Ini Panduannya
Cara Cek Sertifikat Tanah secara Online, Tak Usah Pergi ke BPN
Jumlah Negara di Dunia Berdasarkan Keanggotaan PBB
Erick Thohir Buka Kemungkinan Bawa Kasus Indofarma ke Jalur Hukum
Daftar Emiten Buyback Saham per Mei 2024, Big Caps!
Pabrik BATA Purwakarta Tutup, Asosiasi: Pasar Domestik Menantang