Bursa Aset Kripto yang Ajukan Bangkrut Tahun Ini, Simak Daftarnya

Pengajuan kebangkrutan untuk restrukturisasi perusahaan.

Bursa Aset Kripto yang Ajukan Bangkrut Tahun Ini, Simak Daftarnya
Ilustrasi aset kripto. Shutterstock/Pedrosek
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – 2022 menjadi tahun yang penuh guncangan bagi industri aset kripto. Sejumlah sentimen negatif muncul sehingga berdampak buruk bagi sektor ini, mulai dari masalah makroekonomi, kelesuan pasar, hingga kejatuhan ekosistem kripto seperti stablecoin Terra.

Di tengah kondisi tersebut, sejumlah platform aset kripto mengajukan kebangkrutan. Langkah tersebut diambil demi melakukan restrukturisasi utang di bawah pengawasan pengadilan.

Akibatnya, tidak sedikit investor maupun pengguna platform aset kripto yang dirugikan. Situasi ini pada gilirannya kembali membawa sentimen negatif bagi industri secara keseluruhan.

Dikutip dari berbagai sumber, berikut lima perusahaan aset kripto yang mengajukan pailit sepanjang tahun ini.

1. BlockFi

Ilustrasi aset kripto. Shutterstock/Chinnapong

BlockFi menjadi perusahaan teranyar yang mengajukan kebangkrutan dengan mekanisme Bab 11 Undang-Undang Kepailitan Amerika Serikat, Senin (28/11). Perusahaan pemberi pinjaman itu ditengarai menjadi korban FTX, salah satu bursa aset kripto terbesar yang belum lama ini juga meminta status pailit.

Sebelumnya, Blockfi telah menghentikan penarikan dana pada platform karena memiliki eksposur ke FTX dan Alameda Research, perusahaan dana lindung nilai yang terafiliasi dengan FTX.

Dalam pengajuan kebangkrutannya, BlockFi menyatakan memiliki utang kepada lebih dari 100.000 kreditur. Kreditur terbesar yang terdaftar adalah Ankura dengan nilai US$729 juta. FTX sendiri memberikan pinjaman ke BlockFi US$275 juta..

Namun, BlockFI hanya memiliki sekitar US$257 juta dalam bentuk tunai, dan aset dan kewajiban sekitar US$1 miliar dan US$10 miliar. 

2. FTX

Bursa FTX. Shutterstock/Sergei Elagin.

FTX dilaporkan memiliki total utang US$3,1 miliar atau lebih dari Rp49 triliun. Masalah yang dihadapi bursa aset kripto ini membawa sentimen negatif bagi industri.

Menyitir The Strait Times, Selasa (22/11), FTX memiliki kewajiban US$1,45 miliar atau lebih dari Rp22,8 triliun kepada sepuluh peminjam utamanya. Namun, FTX tidak memerinci nama-nama kreditor tersebut.

Bursa aset kripto itu secara resmi mengajukan status pailit pada Jumat (11/11). Kasus ini mengakibatkan sekitar satu juta pelanggan dan investor lainnya menghadapi kerugian miliaran dolar AS.

Pada akhir pekan lalu, FTX menyebut telah meluncurkan tinjauan strategis atas aset globalnya. Pada saat sama, perusahaan yang berbasis di Bahama ini mengaku tengah menyiapkan penjualan atau reorganisasi beberapa bisnis.

FTX, yang sempat memiliki valuasi US$32 miliar atau lebih dari Rp503 triliun, hancur dalam hitungan hari usai Binance, platform pertukaran aset kripto terbesar di dunia, menyatakan akan melikuidasi FTT, token besutan FTX, menurut CNBC International. Hal tersebut akhirnya mengakibatkan ganjalan likuiditas bagi FTX.

3. Celsius

Ilustrasi aset kripto. Shutterstock/Chinnapong

Celsius Network tidak kuasa menahan dampak dari kejatuhan pasar aset kripto. Perusahaan pemberi pinjaman itu resmi mengajukan kebangkrutan dengan menggunakan mekanisme hukum Bab 11 di Amerika Serikat.

Perusahaan aset kripto itu menyatakan telah mengambil langkah untuk menstabilkan bisnis, serta melakukan restrukturisasi untuk semua pemangku kepentingan.

Dalam pernyataan resminya, Celsius menganggap itu sebagai keputusan sulit tapi perlu dilakukan. Sebelumnya, perusahaan ini telah menghentikan aktivitas penarikan, pertukaran, dan transfer pada platform “untuk menstabilkan bisnisnya dan melindungi pelanggan”.

Meski mengajukan kepailitan, perusahaan telah meminta kepada otoritas hukum untuk tetap beroperasi. Celsius memiliki uang tunai US$167 juta atau sekitar Rp2,5 triliun.

Di sisi lain, Celsius memperkirakan aset dan kewajibannya mencapai US$1 miliar hingga US$10 miliar atau setara Rp15 triliun hingga Rp150 triliun. Perusahaan ini bahkan dilaporkan membukukan defisit US$1,19 miliar atau sekitar Rp17,9 triliun, menurut Reuters.

4. Voyager Digital

Ilustrasi kripto. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

Voyager Digital mengajukan status bangkrut karena terdampak oleh fluktuasi aset kripto serta kasus perusahaan dana lindung nilai. Perusahaan pemberi pinjaman aset kripto tersebut telah menjadi korban baru dari kondisi kejatuhan pasar saat ini.

Dalam pengajuan kebangkrutan Bab 11 di New York, Voyager Digital menyatakan kepemilikan aset senilai US$1 miliar–US$10 miliar serta lebih dari 100 ribu kreditur.

Dalam laporannya, Voyager menyatakan memiliki pinjaman US$75 juta kepada Alameda Research. Di sisi lain, Alameda Research baru-baru ini juga memberikan pinjaman US$485 juta ke Voyager. Perusahaan tersebut memiliki pinjaman US$96 ribu atau sekitar Rp1,4 miliar kepada Google.

Kepala Eksekutif Voyager, Stephen Ehrlich, mengatakan proses Bab 11 akan memungkinkan mekanisme yang efisien dan adil untuk memaksimalkan pemulihan. 

5. Three Arrows Capital

Ilustrasi bursa kripto. Shutterstock/Daliu

Pada kesempatan terpisah, Voyager turut mengatakan telah mengeluarkan pemberitahuan default untuk Three Arrows Capital (3AC), perusahaan dana lindung nilai.

Sebagai konteks, 3AC tercatat gagal melakukan pembayaran atas pinjaman dari Voyager yang mencapai US$650 juta.

Sebelumnya, 3AC mengajukan kebangkrutan Bab 15, yang memungkinkan debitur asing untuk melindungi aset perusahaan Amerika Serikat (AS). 3AC sekarang sedang dalam proses likuidasi.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra Otoparts Bagi Dividen Rp828 Miliar, Simak Jadwalnya
IKN Menjadi Target Inovasi yang Seksi bagi Investor Luar Negeri
Pemerintah Sudah Tarik Utang Rp104,7 Triliun Hingga 31 Maret 2024
Museum Benteng Vredeburg Lakukan Revitalisasi Senilai Rp50 Miliar
Pemerintah Realisasikan Rp220 T Untuk 4 Anggaran Prioritas di Q1 2024
ERAL Kolaborasi dengan DJI dan Fujifilm di Kampanye Motion Creativity