Daftar Terbaru Startup yang PHK Massal Karyawan Tahun Ini

Kabar PHK ini muncul dalam beberapa bulan terakhir.

Daftar Terbaru Startup yang PHK Massal Karyawan Tahun Ini
Ilustrasi Startup/ Shutterstock wowomnom
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Sejumlah perusahaan rintisan di bidang teknologi mengambil langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal kepada karyawannya. Mereka beralasan kebijakan efisiensi pekerja ditempuh demi mengantisipasi kemelut perekonomian global. Startup tersebut mengeklaim PHK merupakan salah satu langkah beradaptasi demi keberlanjutan bisnis di masa mendatang.

Berikut daftar sejumlah startup teknologi yang melakukan PHK, mulai dari yang bergerak di sektor ride hailing, e-commerce, hingga pendidikan.

1. GoTo

ilustrasi GOTO (dok.Gotocompany.com)

Manajemen PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk akhirnya mengonfirmasi kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang santer merebak sejak pekan lalu. Perusahaan teknologi itu memangkas 1.300 karyawan atau setara 12 persen dari total pekerja.

Dalam keterangan pers yang diterima Fortune Indonesia, Jumat (18/11), manajemen GoTo menyatakan keputusan tersebut diumumkan secara langsung kepada karyawan dalam townhall yang dipimpin CEO Andre Soelistyo.

“Keputusan sulit ini tidak dapat dihindari supaya perusahaan lebih agile dan mampu menjaga tingkat pertumbuhan sehingga terus memberikan dampak positif bagi konsumen, mitra pengemudi, dan pedagang,” begitu pernyataan resmi manajemen GoTo.

Perusahaan itu beralasan harus berfokus pada hal-hal yang berada dalam kendalinya, termasuk perampingan jumlah karyawan dan sejumlah inisiatif lain untuk menghemat biaya, di tengah kondisi perekonomian global yang kurang bergairah.

2. Ruangguru

Aplikasi Ruangguru. (Shutterstock/Andri wahyudi)

Hampir bersamaan, perusahaan rintisan penyedia platform edukasi, Ruangguru, melakukan PHK kepada ratusan karyawannya.

"Keputusan sulit ini diambil karena situasi pasar global yang memburuk secara drastis," tulis mereka, seperti dilansir dari IDN Times.

Manajemen Ruangguru mengaku menyiapkan sejumlah kompensasi kepada para karyawan yang terkena PHK.

3. Binar Academy

ilustrasi ICT (pexels.com/Tranmautritam)

Binar Academy mengumumkan langkah pemangkasan sejumlah tenaga kerja, Senin (17/10). Startup pendidikan itu menyatakan perusahaan mesti melakukan konsolidasi proses bisnis demi mengoptimalkan performa perusahaan.

“Perusahaan telah melakukan evaluasi internal penuh dan memutuskan bahwa tenaga kerja kami harus dikurangi 20 persen,” kata CEO Binar, Alamanda Shantika, dalam keterangan resmi. Namun, Binar Academy tidak mengungkapkan lebih jauh berapa tepatnya jumlah karyawan yang terdampak oleh langkah tersebut. 

Karyawan yang terkena kebijakan tersebut akan menerima pesangon sesuai ketentuan berlaku. Di sisi lain, Binar Academy juga akan melanjutkan jaminan kesehatan bagi pekerja terdampak termasuk anggota keluarga sampai Oktober 2022.

4. Xendit

Ilustrasi startup. Shutterstock/Indypendenz

Xendit, Rabu (5/10), mengumumkan langkah efisiensi sebagai bagian dari adaptasi terhadap kondisi ekonomi.

Dalam keterangan pers, perusahaan teknologi finansial dan infrastruktur digital itu menyatakan efisiensi menyasar 5 persen karyawan di Indonesia dan Filipina. Namun, tidak disebutkan secara terperinci jumlah orang yang terdampak kebijakan PHK ini.

“Melakukan rightsizing tim adalah sebuah keputusan yang sangat sulit, namun tetap harus diambil untuk optimalisasi posisi kami di jangka pendek maupun jangka panjang untuk perkembangan perusahaan,” ujar Chief Operating Officer Xendit, Tessa Wijaya.

Menurutnya, Xendit berkomitmen mendampingi tim yang terdampak untuk menerima kompensasi yang layak, serta prosesnya dilakukan sesuai peraturan berlaku

5. Shopee Indonesia

Shopee. Shutterstock/Sergei Elagin

Shopee Indonesia mengambil langkah efisiensi dengan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sejumlah karyawannya. Perusahaan e-commerce bagian dari grup Sea Limited ini menyebut tengah beradaptasi di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu.

Head of Public Affairs Shopee Indonesia, Radynal Nataprawira, menyatakan keputusan perusahaan melepas sejumlah karyawannya merupakan langkah terakhir yang mesti ditempuh. Menurutnya, perseroan telah melakukan penyesuaian sejumlah kebijakan bisnis.

“Ini merupakan sebuah keputusan yang sangat sulit,” kata Radynal, dalam keterangannya, Senin (19/9).

Shopee Indonesia tidak menyebutkan berapa karyawan yang terdampak. Namun, Bloomberg mengabarkan PHK ditujukan bagi 3 persen dari total karyawan Shopee Indonesia.

Data per kuartal I-2022, jumlah karyawan e-commerce tersebut mencapai 6.232. Itu berarti efisiensi akan berdampak terhadap sekitar 180 orang.

6. Tokocrypto

Tokocrypto Kenalkan Ekosistem Blockchain, TokoVerse/Dok. Tokocrypto

Tokocrypto mengambil langkah efisiensi bisnis demi mengantisipasi kondisi pasar aset kripto yang lesu. Platform pertukaran aset kripto ini melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 20 persen tenaga kerjanya.

Menurut siaran persnya, dikutip Kamis (22/9), total jumlah karyawan perusahaan yang berdiri pada 2018 mencapai 227 orang. Artinya, kebijakan efisiensi perseroan menyasar sekitar 45 pegawai.

VP Corporate Communications Tokocrypto, Rieka Handayani, menyatakan manejemen mesti mengambil pelbagai langkah baik di sisi eksternal maupun internal. Menurutnya, keputusan ini diambil setelah perusahaan menganalisis dan memprediksi kondisi pasar aset kripto dan ekonomi global.

7. Zenius

(Ki-Ka): Sabda PS (Founder dan Chief Education Officer Zenius), Azhar Risyad S. (Pemimpin Primagama), Sunaryo (Pemimpin Primagama), Benny Harving Surjadharma (Pemimpin Primagama), Rohan Monga (Chief Executive Officer Zenius)/Dok. Zenius

Menurut laporan Deal Street Asia, seperti dikutip pada Jumat (5/8), Zenius dikabarkan melakukan PHK terhadap 600 karyawannya. Gelombang efisiensi ini merupakan yang kedua kalinya pada tahun ini. Startup tersebut pada Mei memangkas 250 pekerja, atau sekitar 25 persen dari total karyawannya yang mencapai 1.000 orang.

Saat dikonfirmasi soal kabar tersebut, manajemen Zenius menyatakan perubahan kondisi makroekonomi dan perilaku konsumen mengakibatkan perseroan untuk melakukan penyesuaian organisasi. Langkah ini demi memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan jangka panjang.

“Untuk menanggapi perubahan ini, semua aspek bisnis dioptimalkan untuk meningkatkan efisiensi, termasuk pengurangan tenaga kerja,” kata CEO Zenius, Rohan Monga dalam keterangan kepada wartawan.

Zenius memastikan pekerja yang terdampak kebijakan efisiensi akan mendapatkan pesangon sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, menurut Rohan.

Sebagai tambahan, di luar daftar tersebut, masih banyak perusahaan yang menempuh kebijakan efisiensi serupa, di antaranya: JD.ID, LinkAja, LINE, dan Pahamify. Keputusan sejumlah perusahaan tersebut diambil untuk mempertahankan usaha di tengah pelbagai tantangan.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Pialang Adalah: Pengertian, Tugas, dan Cara Kerjanya
Lima Anak Bernard Arnault Jadi Direksi, Penerus LVMH Diragukan
Daftar Produk Paling Laris Dibeli di Tokopedia dan Tiktok Saat Ramadan
Pelaku Usaha dan UMKM Kini Bisa Daftar Sertifikasi Halal Lewat Shopee
Rupiah Tertekan ke Rp16.217 per US$ Usai Data PDB AA Dirilis
Peluang Rebound IHSG Terbuka, Didukung Kebijakan Suku Bunga