Diduga Data 2 Miliar Pengguna Bocor, Begini Respons TikTok

Kebocoran data diklaim bukan dari internal TikTok.

Diduga Data 2 Miliar Pengguna Bocor, Begini Respons TikTok
ilustrasi TikTok (unsplash.com/Collabstr)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – TikTok akhirnya merespons kasus dugaan kebocoran data dua miliar pengguna platformnya. Aplikasi video pendek dari Cina itu membantah klaim bahwa platform telah mengalami peretasan.

Juru Bicara TikTok, Mauren Shanahan, menyatakan perusahaan tidak menemukan bukti pelanggaran keamanan di platform. Menurutnya, data yang bocor itu bukan berasal dari internal perusahaan.

“Kami telah mengkonfirmasi bahwa sampel data yang dipermasalahkan semuanya dapat diakses publik dan bukan karena peretasan sistem, jaringan, atau basis data TikTok,” ujar Shanahan dalam pernyataan resmi, dikutip The Verge, Rabu (7/9).

Kasus dugaan kebocoran data ini mencuat di forum peretasan. Menurut laporan dari Bleeping Computer, peretas “AgainstTheWest” mengaku telah memperoleh data dari server TikTok. Hacker itu menyebut server ini menyimpan lebih dari 2 miliar catatan dan data pengguna berukuran 790GB.

Namun, menurut Shanahan, Tiktok optimistis bahwa pengguna tidak perlu mengambil tindakan proaktif apa pun dalam kasus dugaan kebocoran ini. “Kami tetap berkomitmen untuk keselamatan dan keamanan komunitas global kami,” ujarnya.

Bantahan TikTok

ilustrasi TikTok (pexels.com/Cottonbro)

Selain data TikTok, peretas sama juga mengaku berhasil membobol data pengguna aplikasi pesan instan WeChat. Hacker tersebut menyatakan data TikTok maupun WeChat diambil dari server Alibaba.

"Ini adalah klaim yang salah. Tim keamanan kami menyelidiki pernyataan ini dan memutuskan bahwa kode yang dimaksud sama sekali tidak terkait dengan kode sumber backend TikTok, yang tidak pernah digabungkan dengan data WeChat,” begitu keterangan manajemen TikTok.

Sebagian besar data yang dibobol agaknya memang merupakan informasi publik yang diambil dari platform, demikian The Verge. Menurut Troy Hunt, Regional Director dari Microsoft, data peretas "tidak meyakinkan".

Hunt, yang juga pencipta aplikasi Have I Been Pwned menduga kebocoran itu “bisa berupa data non-produksi atau data uji" yang kemungkinan tidak diambil melalui peretasan.

Sementara itu, Database Hunter, Bob Diachenko, mengaku telah memvalidasi data pengguna TikTok yang bocor. Akan tetapi, dia tidak dapat memberikan kesimpulan konkret tentang asal data tersebut.

Tiktok memiliki 1,2 miliar pengguna bulanan aktif pada Q4-2021, menurut catatan Business of Apps. Laporan itu memperkirakan pengguna aplikasi video pendek itu bisa mencapai 1,8 miliar orang pada akhir 2022.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia
Laba PTRO Q1-2024 Amblas 94,4% Jadi US$163 Ribu, Ini Penyebabnya
Waspada IHSG Balik Arah ke Zona Merah Pascalibur
Laba Q1-2024 PTBA Menyusut 31,9 Persen Menjadi Rp790,9 Miliar
Laba Q1-2024 Antam Tergerus 85,66 Persen Menjadi Rp238,37 Miliar