Coinbase Ikut Beri Tekanan, Blokir 25 Ribu Akun Kripto Rusia

Sebagian besar akun yang terhubung ke Rusia telah ditandai.

Coinbase Ikut Beri Tekanan, Blokir 25 Ribu Akun Kripto Rusia
Pixabay/TamimTaban
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Coinbase, salah satu platform kripto terbesar di Amerika Serikat (AS), menyatakan telah memblokir 25 ribu dompet digital kripto yang terkait dengan orang atau entitas dari Rusia. Langkah tersebut seperti menjadi pembelaan bagi platform tersebut bahwa Rusia tak dapat menghindari sanksi ekonomi melalui kripto.

Dalam sebuah unggahan di blog, Chief Legal Officer Coinbase, Paul Grewal, membeberkan bagaimana perusahaan tersebut mematuhi aturan baru di tengah invasi Rusia ke Ukraina, termasuk menggunakan “analitik blockchain canggih” untuk mengenali akun yang secara tak langsung berkaitan dengan pengguna yang telah diblokir.

Coinbase mengindikasikan puluhan ribu akun kripto yang diblokir tersebut “terkait dengan individu atau entitas Rusia yang diyakini terlibat dalam aktivitas terlarang”.

Namun, pemblokiran tersebut tak hanya berlangsung di tengah krisis Rusia-Ukraina. Pasalnya, ketika pemerintah AS menjatuhkan sanksi kepada warga Rusia pada 2020, Coinbase memblokir 1.200 akun yang diduga terkait dengan sanksi dimaksud.

“Sanksi memainkan peran penting dalam mempromosikan keamanan nasional dan mencegah agresi yang melanggar hukum, dan Coinbase sepenuhnya mendukung upaya ini,” kata Grewal, seperti dikutip dari The Verge, Selasa (8/3).

Aset digital tak efektif jadi juru selamat sanksi ekonomi

Paul Grewal mengatakan dompet kripto memang memungkinkan anonimitas. Pada saat bersamaan, penghindaran dari urusan dengan perusahaan keuangan konvensional seperti perbankan juga dimungkinkan.

Namun, dia mengatakan transaksi kripto tetap “dapat dilacak”. 

Platform pertukaran kripto memang tengah dalam tekanan untuk menyelisik aktivitas kripto yang terkait dengan Rusia terutama usai serangan ke Ukraina. Tekanan itu muncul sebab kripto dipandang sebagai alat untuk menghindar dari sanksi. 

Platform tak menyetop operasi kripto di Rusia maupun Ukraina

Menurut Fortune.com, banyak warga masing-masing negara bertikai tersebut menggunakan kripto semasa perang yang telah berlangsung nyaris dua pekan. Sejumlah warga Rusia telah memindahkan uang mereka ke kripto demi melindungi aset dari jatuhnya nilai rubel. Sedangkan, warga Ukraina melakukannya setelah pemerintah mengumumkan darurat militer dan menangguhkan transaksi uang elektronik.

Coinbase mengatakan telah menandai sebagian besar akun yang terhubung ke Rusia berdasarkan aktivitas mereka bahkan sebelum perang dimulai. Platform tersebut menyatakan tidak ada peningkatan aktivitas penghindaran sanksi pada layanan tersebut terutama sejak invasi.

Masih banyak platform pertukaran kripto yang menolak tekanan dari pemerintah Ukraina dan politisi AS dan Eropa untuk melarang pengguna Rusia di platformnya. Mereka juga tidak menyetop operasi layanannya di Rusia.

“Kami tidak akan secara sepihak membekukan jutaan akun pengguna yang tidak bersalah,” kata juru bicara Binance dalam sebuah pernyataan kepada Reuters.  

Baik Binance maupun Coinbase berkeras telah mempersiapkan diri dengan baik untuk menghindari penyalahgunaan platform.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Daftar BRImo Secara Online Tanpa ke Bank, Ini Panduannya
Cara Cek Sertifikat Tanah secara Online, Tak Usah Pergi ke BPN
Jumlah Negara di Dunia Berdasarkan Keanggotaan PBB
Erick Thohir Buka Kemungkinan Bawa Kasus Indofarma ke Jalur Hukum
Daftar Emiten Buyback Saham per Mei 2024, Big Caps!
Pengamat Perkirakan Penerapan Teknologi AI di Apple Menyasar SIRI