Dituduh Menipu, Mantan Bos Bursa Kripto FTX Dicokok Polisi

Sam Bankman-Fried ditangkap di apartemennya di Bahama.

Dituduh Menipu, Mantan Bos Bursa Kripto FTX Dicokok Polisi
Bursa FTX. Shutterstock/Sergei Elagin.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Kepolisian Bahama resmi menangkap Sam Bankman-Fried, mantan bos bursa aset kripto FTX, Senin (12/12). Penangkapan terjadi setelah otoritas Bahama menerima pemberitahuan dari pemerintah Amerika Serikat ihwal tuntutan pidana terhadap pria yang biasa disebut SBF itu.

"Dia ditangkap dengan merujuk pada berbagai pelanggaran keuangan terhadap Undang-Undang AS, yang juga merupakan pelanggaran terhadap Undang-Undang Persemakmuran Bahama," demikian pernyataan kepolisian Bahama soal insiden penangkapan.

SBF diperkirakan akan diekstradisi ke AS, kata Kantor Jaksa Agung untuk Bahama kepada Reuters

Damian Williams, pengacara AS di New York, mengonfirmasi penangkapan SBF. Dakwaan terhadap SBF akan dibacakan pada Selasa (13/12), lansir The Guardian.

Sebelum penangkapan ini, SBF sebenarnya dijadwalkan untuk memberikan pernyataan di hadapan anggota parlemen AS, dan itu akan menjadi penampilan publik pertamanya sejak keruntuhan FTX.

Dugaan penipuan

Ilustrasi perdagangan kripto yang melorot. Shutterstock/Insta_Photos

SBF disorot karena perusahaannya, FTX, mengajukan kebangkrutan di AS, Jumat (11/11). Bursa aset kripto itu dilaporkan memiliki total utang US$3,1 miliar. Namun, usai FTX mengajukan pailit, SBF justru mengundurkan diri dari posisinya sebagai CEO perusahaan.

FTX diperkirakan menjerumuskan lebih dari satu juta pengguna dan investor. Para pengguna FTX tidak dapat mengakses dananya karena terkuncinya dompet aset kripto. Kerugian ditaksir mencapai miliaran dolar AS.

Krisis likuiditas FTX terjadi setelah SBF diduga secara diam-diam memindahkan $10 miliar dana pelanggan FTX ke perusahaan perdagangan miliknya, Alameda Research, menurut laporan Reuters.

Menurut BBC, pengacara kepailitan menggambarkan skandal FTX sebagai "salah satu keruntuhan paling mendadak dan tersulit dalam sejarah perusahaan Amerika Serikat”. Mereka menuding SBF seenak udelnya sendiri dalam mengoperasikan perusahaan.

Kepada BBC, eks pekerja FTX juga menyatakan SBF tidak mungkin tidak tahu bahwa Alameda Research telah memanfaatkan dana pelanggan FTX.

"Tidak, itu tidak benar," kata SBF, sambil mengakui bahwa sebagai CEO dia pada akhirnya bertanggung jawab atas kesalahan penanganan dana.

Saat ditanya apakah dia curang atau tidak kompeten, dia lantas menjawab: "Saya tidak sengaja melakukan penipuan. Saya rasa saya tidak melakukan penipuan. Saya tidak ingin semua ini terjadi. Saya jelas tidak sekompeten seperti yang saya kira."

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

17 Film Termahal di Dunia, Memiliki Nilai yang Fantastis
Cara Daftar OpenSea dengan Mudah, Lakukan 6 Langkah Ini
Bahlil: Apple Belum Tindak Lanjuti Investasi di Indonesia
Medco Rampungkan Divestasi Kepemilikan di Blok Ophir Vietnam
Stanchart: Kemenangan Prabowo Tak Serta Merta Tingkatkan Investasi
Rumah Tapak Diminati, Grup Lippo (LPCK) Raup Marketing Sales Rp325 M