Dorong Ekonomi Digital, Google Bangun Infrastruktur Kabel Laut di RI

Google berinvestasi di infrastruktur kabel Indigo-West.

Dorong Ekonomi Digital, Google Bangun Infrastruktur Kabel Laut di RI
Kantor Pusat Google di Mountain View, California, Amerika Serikat. (Shutterstock/ achinthamb)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Google berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Perusahaan raksasa pencarian itu menyatakan infrastruktur digital khususnya kabel bawah laut menjadi penting untuk mengakselerasi ekonomi internet.

Dalam siaran pers yang dikutip Senin (19/12), Google menyatakan kabel laut indigo telah berkontribusi terhadap 12 persen lalu lintas internet di Indonesia yang memungkinkan kuota lebih banyak, kecepatan lebih tinggi, hingga layanan internet lebih luas. Terlebih, Google menaksir pada 2024 akan ada 4,6 juta pengguna internet baru.

“Di zaman sekarang internet adalah kebutuhan utama untuk bisnis, pemerintahan, dan hampir semua orang. Untuk mendapatkan internet yang berkualitas diperlukan infrastruktur yang kuat juga seperti kabel bawah tanah, tower-tower super tinggi, sampai kabel-kabel super panjang di bawah laut,” demikian pernyataan Google.

Dukungan internet cepat bakal meningkatkan keamanan layanan digital, serta menciptakan surplus ekonomi. Infrastruktur yang canggih turut mempercepat transformasi digital dan membuka ruang untuk lapangan pekerjaan.

Google mengeklaim pada 2021 ada sekitar 299.000 lapangan kerja baru dari investasi infrastruktur tersebut. Lalu, pada 2026 akan ada 1,6 juta lebih lapangan kerja baru yang berpotensi meningkatkan pendapatan negara.

Kabel bawah laut

ilustrasi router (unsplash.com/Compare Fibre)

Kabel bawah laut didesain untuk bertahan sampai 25 tahun, serta takkan mengganggu ekosistem bawah laut karena dibuat dari bahan yang ramah lingkungan.

Dalam satu detik kabel bawah laut dapat mengirimkan data film High Definition (HD) berdurasi ratusan jam, dan dianggap jauh lebih cepat ketimbang satelit yang hanya dapat mengirimkan data yang sama, namun durasinya hanya 30 menit.

Sekitar 97 persen dari data ditransfer melalui kabel bawah laut, bukan satelit, dan semua itu berkat teknologi serat optik. Serat optik menjadi alat penghantar informasi yang membuat data pada kabel dapat bergerak dengan kecepatan cahaya dan membuat koneksi jadi bebas hambatan.

“Selain membuat komunikasi dan pembelajaran jarak jauh menjadi lebih lancar, koneksi cepat dan stabil dari kabel bawah laut dapat membuat orang dari seluruh dunia dapat mengakses informasi dengan cepat bahkan di tempat terpencil sekalipun,” ujarnya.

Menurut laporan Analysys Mason pada 2022, pada akhir 2021 Indonesia telah terhubung ke 20 sistem kabel bawah laut internasional secara bersamaan. Google berinvestasi pada sistem kabel Indigo-West pada 2019. Infrastruktur tersebut merupakan sistem kabel terbuka yang memiliki kapasitas 36Tbit/s, serta menghubungkan Indonesia, Singapura, dan Australia.

Google mengaku akan kembali berinvestasi pada sistem kabel Trans-Pasifik Echo pada 2023. Nantinya, infrastruktur itu menghubungkan Indonesia, Singapura, dan Amerika Serikat. Google juga berencana berinvestasi pada Apricot—sistem kabel Pan-Asia yang menghubungkan Indonesia, Singapura, Filipina, Jepang, Taiwan, dan Guam—dua tahun lagi.

“Investasi dalam infrastruktur jaringan akan mendorong keamanan, keandalan, dan peningkatan kinerja dalam layanan cloud. Dengan demikian, Google Cloud dan kabel bawah laut berkontribusi pada fondasi ekonomi digital Indonesia sekaligus meningkatkan aksesibilitas perdagangan berbasis teknologi di Indonesia,” katanya.

Perusahaan tersebut menyatakan konsumsi energi pusat datanya dua kali lebih hemat dibandingkan server pada umumnya. Namun, daya komputasinya tujuh kali lebih baik dibandingkan dengan lima tahun lalu. Di sisi lain, pada 2030 nanti infrastruktur digital yang dibangun oleh Google akan bebas dari emisi gas karbon.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Membuat Akun PayPal dengan Mudah, Tanpa Kartu Kredit!
UOB Sediakan Kartu Kredit Khusus Wanita, Miliki Nasabah 70 ribu
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Survei BI: Tren Harga Rumah Tapak Masih Naik di Awal 2024
Saksi Sidang Kasus Korupsi Tol MBZ Sebut Mutu Beton Tak Sesuai SNI