Elon Musk Mau Twitter Ikuti Jejak TikTok, Tapi Malah Nyinyir Begini

Musk sempat menyampaikan apresiasi atas algoritma TikTok.

Elon Musk Mau Twitter Ikuti Jejak TikTok, Tapi Malah Nyinyir Begini
Elon Musk mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi Twitter, Senin (25/4). Shutterstock/Sergei Elagin
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX, sekaligus pemilik baru Twitter, baru-baru ini menyampaikan pendapatnya mengenai TikTok, dengan seolah-olah mencibir platform video pendek tersebut. Padahal, Musk sebelumnya menginginkan Twitter untuk mengikuti jejak TikTok.

Dalam sebuah cuitan, Sabtu (18/6), orang terkaya di dunia versi Forbes itu menyampaikan hal yang sumir terhadap dampak TikTok terhadap peradaban manusia. Menurutnya, tak sedikit orang yang memiliki pandangan terhadap TikTok seperti itu.

“Apakah TikTok menghancurkan peradaban? Beberapa orang berpikir begitu,” begitu bunyi cuitan Musk, dikutip, Senin (20/6).

Cuitan tersebut muncul beberapa hari usai Musk menyampaikan harapannya agar Twitter dapat mengikuti jejak TikTok dan WeChat, aplikasi pesan instan dari Cina, menurut laman The Economic Times.

Meski demikian, dalam cuitan terpisah Musk menyebut media sosial secara umum dapat menghancurkan peradaban, bukan hanya TikTok. 

Musk pada April resmi membeli Twitter dengan nilai US$44 miliar atau lebih dari Rp629 triliun. Menurutnya, Twitter memiliki potensi untuk menjadi platform yang mendukung kebebasan berbicara, salah satu aspek penting dalam kehidupan demokrasi.

Rencana Elon Musk

Ilustrasi Twitter. Shutterstock/Rokas Tenys

Twitter perlu meniru langkah TikTok dan WeChat jika ingin mencapai target 1 miliar pengguna, kata Elon Musk saat sesi Q&A dengan karyawan Twitter, Kamis (16/6), dikutip dari The Verge. Menurutnya Twitter mesti menawarkan lebih banyak nilai tambah.

Musk lantas menyebutkan perbandingan dengan WeChat, aplikasi super di Cina yang menggabungkan media sosial dengan pembayaran, gim, dan bahkan layanan transportasi atau ride-hailing.

“Tidak ada yang setara dengan WeChat di luar Cina,” ujar Musk. “Pada dasarnya Anda tinggal di WeChat di Cina. Jika kita dapat membuatnya kembali dengan Twitter, kita akan sukses besar.”

Musk turut menyampaikan apresiasinya terhadap algoritme Twitter yang menurutnya tidak membosankan. Dia lalu mengatakan Twitter bisa menguji cara-cara yang sama untuk menjadi lebih menarik.

Dalam kesempatan tersebut, Musk memberikan penekanan bahwa Twitter semestinya bisa lebih baik dalam menampilkan berita, bersandar pada layanan berlangganan bagi pengguna yang ingin diverifikasi, serta rencana untuk menindak akun bot dan spam.

Pria tersebut secara umum menyatakan akan membuat perubahan besar-besaran pada Twitter, terlebih jika tawarannya untuk menjadikan perusahaan itu bersifat pribadi berhasil.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
TDS 3 in Jakarta: NCT Dream, Sebuah Ikon Pertumbuhan
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Ulang Tahun ke-22, Starbucks Indonesia Donasi Rp5 Miliar ke Gaza
Perkuat Ekosistem Kuliner Jepang, J Trust Gandeng Kushikatsu Daruma
Saat Bos Starbucks Bicara Persaingan dengan Brand Kopi Lokal