Harga LUNA Turun dari Rp1 juta ke Rp52, Investor: Saya Terlalu Serakah

LUNA jatuh bersamaan dengan koreksi harga TerraUSD (UST).

Harga LUNA Turun dari Rp1 juta ke Rp52, Investor: Saya Terlalu Serakah
Ilustrasi LUNA. Shutterstock/Muhammed AKAN
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Token Terra (LUNA) menjadi sorotan pelaku pasar aset digital dalam beberapa hari terakhir. Bagaimana tidak, harga aset stablecoin tersebut ambles mencapai titik terendah (dan mungkin sudah tak berharga).

Mengutip data dari coinmarketcap, pada perdagangan Kamis (12/5), harga LUNA hanya mencapai Rp52,19. Padahal, Jumat (6/5), harga token sama masih di kisaran lebih dari Rp1 juta. Dalam arti lain, hanya dalam waktu kurang dari sepekan, nilai LUNA sudah melorot lebih dari 100 persen.

Tentu kemerotosan harga LUNA itu membuat para investornya kalang kabut. Dilansir dari Fortune.com, Jumat (13/5), dalam sebuah forum u/Terra Luna di Reddit, situs media sosial, bahkan disediakan tautan ke pelbagai saluran bantuan, termasuk National Suicide Prevention Lifeline.

Pun begitu, tak sedikit pengguna yang mengunggah pengalaman mereka kehilangan investasinya. Salah satu anggota forum, No-Forever2056, mengatakan sesungguhnya telah mempertimbangkan untuk menarik investasinya ketika Luna diperdagangkan pada US$100 atau lebih dari Rp1,4 juta pada Maret-April.

Namun, ia menunda untuk melakukan hal tersebut. Ketika harga LUNA ambles, pengguna tersebut mengeklaim telah kehilangan US$17 ribu atau hampir Rp250 juta.

“Saya sangat percaya pada proyek dan pembangun dalam ekosistem. Saya tidak keluar karena serakah dan berharap bisa naik lagi,” kata No-Forever2056, yang menolak menyebutkan nama aslinya.

Setelah LUNA terjungkal

Ilustrasi perdagangan aset kripto. Shutterstock/Irina Budanova

No-Forever 2056 menuliskan meski ia ingin menarik investasinya saat ini, itu tidak bisa dilakukan karena perdangan LUNA dikunci (locked). Ini berarti bahwa uang tersebut terlibat dalam protokol “pertaruhan” yang menawarkan hasil berdasarkan token yang mereka pasang, dan tidak dapat ditarik begitu saja.

Pengguna tidak tahu apakah akan bertahan dengan investasi kripto usai kerugian yang terjadi di Terra. Dia lantas menyarankan orang lain untuk berpikir dan berhati-hati dalam berinvestasi di aset kripto.

“Lakukan penelitianmu sendiri (do your own research/DYOR). Selalu ambil keuntungan dan ambil kembali investasi awal Anda segera setelah Anda berhasil,” kata mereka.

Pengguna lain menulis bahwa mereka telah kehilangan sekitar US$450 ribu atau lebih dari Rp6,5 miliar.

“Saya tidak bisa membayar bank. Saya akan segera kehilangan rumah saya,” tulis pengguna tersebut. Namun, Fortune.com tidak dapat memverifikasi kerugian pengguna.

Rugi dalam investasi kripto tentu bukan hal baru. Aset tersebut memang lazim akan risiko tinggi, namun imbal hasilnya juga tinggi. Dalam istilah lain, high risk high return.

Sementara itu, Binance, salah satu platform pertukaran kripto terbesar, sempat menangguhkan penarikan LUNA, Rabu (11/5).

Penyebab harga LUNA anjlok

Teknologi ekosistem blockchain Terra dan tumpukan cryptocurrency Luna. Shutterstock/David Sandron

Sampai saat ini belum ada penjelasan pasti soal penyebab penurunan harga luna. Yang jelas, LUNA jatuh bersamaan dengan koreksi harga TerraUSD (UST), stablecoin yang dipatik ke dolar Amerika Serikat (AS), menurut laman inews.co.uk. LUNA dan UST sama-sama di bawah naungan The Luna Foundation Guard.

Saat artikel ini ditulis, Jumat (13/5) siang, harga Terra hanya mencapai US$0,17, atau menurun lebih dari 80 persen ketimbang pekan sebelumnya.

Padahal, UST merupakan stablecoin atau aset yang dirancang untuk memiliki harga stabil dan tak bergejolak. Ia seharusnya berada dalam standar rasio 1:1 dengan patokan dolar Amerika Serikat. Dengan kata lain, setiap 1 UST memiliki nilai yang sama dengan US$1.

UST memiliki cara kerja yang berbeda ketimbang stablecoin lain. Mereka tidak memiliki cadangan, dan secara umum nilai UST berdasar atas algoritme keseimbangan.  

Sedangkan, LUNA merupakan mata uang cadangan yang mendukung UST. Selain beberapa Bitcoin dan sejumlah aset digital yang mendukung stablecoin, Terra mempertahankan pasarnya dengan mencetak dan membakar token aslinya, LUNA.

Sementara itu, The Luna Foundation Guard (LFG), organisasi yang mengelola UST dan token Terra (LUNA), sebelumnya mengatakan akan mengeluarkan US$1,5 miliar pinjaman dalam Bitcoin dan UST untuk membuat stabil harga UST. Namun, sampai saat ini UST masih belum kembali ke harga normalnya.

Dampak ke pasar kripto

Ilustrasi perdagangan kripto. Shutterstock/Rokas Tenys

Do Kwon, CEO Terraform Labs sekaligus Pengembang UST, sesungguhnya telah membeli Bitcoin senilai U$3,5 miliar untuk memberikan dukungan bagi UST pada saat krisis. Ia mengingingkan pada akhirnya UST dapat ditukarkan dengan Bitcoin, bukan LUNA.

Di sisi lain, pasar stablecoin sangat penting bagi banyak fungsi pasar aset kripto. Jika investor kehilangan kepercayaan pada stablecoin, potensi penularan ke bursa kripto pun tak terhindarkan.

Dengan begitu, banyak investor mengamati bagaimana kinerja token LUNA dan UST Terra di lingkungan yang bergejolak ini.

Sejumlah investor aset kripto khawatir Luna Foundation Guard mungkin telah menjual, atau akan menjual, sebagian besar Bitcoinnya untuk menopang UST.

Di tengah ketidakpastian ini, penurunan UST lantas memberikan efek kejut ke seluruh pasar kripto. Harga Bitcoin, misalnya, sempat turun di bawah US$27 ribu, Kamis (12/5). Saat ini, harga Bitcoin kembali ke US$30 ribuan

“Bitcoin telah menjadi korban dari aksi jual pasar yang lebih luas dari aset berisiko, tetapi krisis terbaru dengan stablecoin memicu jatuhnya level $30.000, yang merupakan titik masuk utama bagi banyak investor institusional,” kata Edward Moya, Senior Market Analyst di Oanda, seperti dinukil dari NBC News. "Keyakinan telah berkurang di pasar kripto, tetapi tampaknya kita semakin dekat dengan akhir penjualan pasar."

Nilai LUNA dan UST sedemikian dianggap menjadi memberi sinyal kepada investor akan risiko pada pasar kripto yang lebih luas, kata Edward Moya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M