Imbas Kekhawatiran Resesi, Induk Google Mulai Kurangi Rekrut Pekerja

Saham Google terkoreksi lebih dari 20 persen.

Imbas Kekhawatiran Resesi, Induk Google Mulai Kurangi Rekrut Pekerja
Logo Alphabet Inc. dan Google terlihat terpampang di smartphone. Shutterstock/IgorGolovniov
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Alphabet, Inc., menjadi perusahaan teranyar yang mesti melakukan penyesuaian di tengah kekhawatiran terhadap resesi atau pertumbuhan ekonomi negatif. Induk dari Google ini baru saja mengumumkan langkah untuk memperlambat laju perekrutan karyawan baru.  

Dalam sebuah pemberitahuan kepada karyawan, CEO Google, Sundar Pichai, mengatakan perusahaan hanya akan berfokus pada perekrutan di posisi penting, seperti engineering, teknik, dan sebagainya tahun ini dan tahun depan.

Menurutnya, prospek ekonomi global yang tidak pasti telah menjadi perhatian utama bagi perusahaan. Dia menyebut, seperti banyak perusahaan, Alphabet pun tak kebal terhadap hambatan ekonomi.

Pada kuartal pertama 2022 Alphabet membukukan penurunan laba dalam setahun (year-on-year/yoy) mencapai 8,33 persen menjadi US$16,44 miliar atau sekitar Rp238,32 triliun (asumsi kurs Rp15.000). Sedangkan, posisi kas dan setara kas akhir periode berjalan mencapai US$26,62 miliar atau setara dengan Rp399,33 triliun.

Dikutip dari CNBC International, Chief Financial Officer (CFO) Alphabet, Ruth Porat, sebelumnya menyampaikan periode sulit lainnya bisa terjadi di masa depan.

Saham perusahaan teknologi tersebut sejak awal tahun (year-to-date/ytd) telah terkoreksi 21,36 persen. Nilai saham induk Google ini melorot bersamaan dengan industri teknologi. Pasalnya, investor diyakini keluar dari sektor saham yang mendorong pasar berada dalam tren kenaikan selama satu dekade terakhir.

Selektif

Google. (Shutterstock/Thaspol Sangsee)

Meski demikian, Pichai pada pengumuman itu menyebutkan perusahaan sepanjang April sampai Mei tahun ini telah mempekerjakan 10 ribu karyawan. “Karena kemajuan perekrutan yang dicapai sejauh tahun ini, kami akan memperlambat laju perekrutan untuk sisa tahun ini, sambil tetap mendukung peluang terpenting kami,” tulis Pichai dalam sebuah email kepada staf, seperti dikutip dari The Business Times, Rabu (13/7)..

Google, yang selama ini telah banyak berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan, juga akan lebih spesifik tentang belanja modalnya selama periode ketidakpastian ekonomi ini.

"Dalam beberapa kasus, itu berarti mengkonsolidasikan di mana investasi tumpang tindih dan merampingkan proses," kata Pichai. “Dalam kasus lain, itu berarti menghentikan pengembangan dan menyebarkan kembali sumber daya ke area prioritas yang lebih tinggi."

Pun begitu, raksasa internet tersebut secara historis dinilai relatif kebal terhadap penurunan ekonomi di sektor teknologi. Perusahaan memang sempat menghentikan perekrutan usai krisis keuangan lebih dari satu dekade lalu. Akan tapi, sejak saat itu, perseroan secara teratur menambah karyawan baru untuk sejumlah bisnis, seperti periklanan, ponsel pintar, dan lain-lain.  

Google Alphabet per Maret tercatat mempekerjakan hampir 164 ribu orang, Perusahaan ini dalam beberapa tahun terakhir telah merekrut karyawan untuk divisi komputasi (cloud) dan bidang baru seperti perangkat keras.

Langkah Google mencerminkan strategi perusahaan teknologi lain. Snap dan Lyft, misalnya, pada Mei mengumumkan akan memperlambat perekrutan. Beberapa minggu setelah itu, Instacart mengatakan akan menghentikan pertumbuhan pekerjaan,  dan Tesla mengikuti dengan pengumuman pengurangan 10 persen untuk tenaga kerja yang digaji.

Microsoft awal pekan ini mengumumkan pula akan memangkas sejumlah kecil pekerjaan. Sedangkan, Meta Platforms, induk dari Facebook dan Instagram, juga mengurangi rencana perekrutannya karena kekhawatiran atas kondisi ekonomi.

Related Topics

Alphabet Inc.Google

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra Otoparts Bagi Dividen Rp828 Miliar, Simak Jadwalnya
IKN Menjadi Target Inovasi yang Seksi bagi Investor Luar Negeri
Pemerintah Sudah Tarik Utang Rp104,7 Triliun Hingga 31 Maret 2024
Museum Benteng Vredeburg Lakukan Revitalisasi Senilai Rp50 Miliar
Pemerintah Realisasikan Rp220 T Untuk 4 Anggaran Prioritas di Q1 2024
ERAL Kolaborasi dengan DJI dan Fujifilm di Kampanye Motion Creativity