Imbas Pasar Jatuh, Platform Aset Kripto Vauld Setop Pencairan Dana

Industri aset digital tengah kesulitan likuiditas.

Imbas Pasar Jatuh, Platform Aset Kripto Vauld Setop Pencairan Dana
Ilustrasi perdagangan kripto yang melorot. Shutterstock/Insta_Photos
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Platform pinjaman dan perdagangan aset kripto Vauld mengumumkan akan menangguhkan pencairan dana dan perdagangan di tengah buruknya kinerja pasar kripto. 

Vauld beralasan keputusan tersebut berdasar atas kondisi pasar yang bergejolak serta dampak tidak langsung dari kesulitan keuangan yang dihadapi oleh mitra bisnis utama perseroan.

Perusahaan itu menyebut pengguna telah menarik US$141,5 juta atau lebih dari Rp2,1 triliun dana dari platform.

“Kami percaya bahwa penangguhan ini akan membantu memfasilitasi eksplorasi kami tentang kesesuaian opsi restrukturisasi potensial, bersama dengan penasihat keuangan dan hukum kami,” kata CEO Vault Darshan Bathija dalam pernyataan resmi, seperti dikutip dari TechinAsia, Selasa (5/7).

Di samping pengumuman penangguhan, Vauld juga tengah mempertimbangkan untuk mencari investor baru. Pengumumuman ini dianggap menjadi sinyal terbaru akan industri aset digital yang tengah sulit, demikian Reuters.

Industri aset kripto diguncang serangkaian peristiwa dalam eberapa bulan terakhir, termasuk kegagalan stablecoin TerraUSD, jaringan pemberi pinjaman Celcius yang menghentikan penarikan, dan dana lindung nilai Three Arrows Capital yang memasuki fase likuidasi.

Vauld melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 30 persen pekerjanya pada Juni. Bahkan, perusahaan tersebut saat ini dikabarkan tengah mengajukan moratorium ke pengadilan Singapura.

Pada Juli tahun lalu, Vauld mengantongi pendanaan US$25 juta atau lebih dari Rp374,9 miliar dari sejumlah investor, seperti Valar Ventures, Pantera Capital, dan Coinbase Ventures. Didirikan pada 2018, Vauld menawarkan pinjaman dan pertukaran aset kripto untuk memungkinkan perdagangan.

Nasib platform kripto

Ilustrasi perdagangan aset kripto. Shutterstock/Irina Budanova

Vauld menambah daftar perusahaan aset kripto yang menghentikan aktivitas di platformnya, menyusul platform seperti Celcius Network. Langkah tersebut jelas bakal membuat para penggunanya cemas.

Sementara, pemberi pinjaman Crypto Voyager Jumat (1/7) mengatakan akan menangguhkan perdagangan, setoran, penarikan, dan hadiah loyalitas sambil mencari alternatif strategis.

Sheraz Ahmed, Managing Partner di STORM Partners, mengatakan prospek jangka pendek untuk industri ini cukup suram. “Saat kita memasuki musim panas, dan musim liburan dimulai, kita mungkin menjelajah lebih dalam ke musim dingin kripto,” katanya kepada Blockworks.

Dikutip dari Markets Insider, sejumlah perusahaan aset kripto teratas tengah mengalami krisis likuiditas Three Arrows Capital, perusahaan dana lindung nilai yang dikabarkan telah mengajukan kepailitan di Amerika Serikat.

Krisis likuiditas ini ditengarai berasal dari kinerja buruk aset kripto, yang niscaya bisa ditengok pada Bitcoin, misalnya, yang telah turun 70 persen dari level tertinggi sepanjang masa pada November tahun lalu.

Three Arrows Capital kehilangan setidaknya $400 juta atau lebih dari Rp5,9 triliun selama periode terbang bebas aset kripto beberapa bulan belakangan, menurut The Block. Kegagalan perseroan untuk membayar utangnya telah berkontribusi pada krisis likuiditas lebih luas.

“Runtuhnya Three Arrows Capital telah memicu jatuhnya banyak perusahaan lain di seluruh ruang aset kripto, terutama pemberi pinjaman yang meminjam dana lindung nilai dalam jumlah besar,” kata analis GlobalBlock, Marcus Sotiriou, dalam sebuah penelitian.

Salah satu entitas usaha yang terdampak krisis Three Arrows Capital adalah Voyager Digital. Platform pertukaran tersebut sekarang hanya mengelola US$685 juta atau lebih dari Rp10,2 triliun aset kripto. Padahal, Voyager meminjamkan sebanyak US$1,12 miliar.

Untuk menutupi kerugiannya, perusahaan itu mengamankan kredit dari Alamdeda Ventures CEO FTX Sam Bankman-Fried yang mencapai US$485 juta atau Rp7,2 triliun dalam bentuk tunai dan Bitcoin.

Di sisi lain, Voyager kini telah menangguhkan sementara perdagangan, penyetoran, dan penarikan di platformnya. 

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Membuat Akun PayPal dengan Mudah, Tanpa Kartu Kredit!
UOB Sediakan Kartu Kredit Khusus Wanita, Miliki Nasabah 70 ribu
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Survei BI: Tren Harga Rumah Tapak Masih Naik di Awal 2024
Saksi Sidang Kasus Korupsi Tol MBZ Sebut Mutu Beton Tak Sesuai SNI