Libas Netflix, Disney Kini Jadi Penguasa Pasar Streaming Global

Harga berlangganan tanpa iklan bakal disesuaikan.

Libas Netflix, Disney Kini Jadi Penguasa Pasar Streaming Global
Logo streaming TV, Netflix, disney plus, Amazon Prime, Hulu, HBO Max, Apple TV Plus. Shutterstock/Top_CNX
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Disney resmi menjadi penguasa pasar streaming video secara global setelah mengalahkan Netflix dalam hal jumlah pelanggan. Padahal, platformnya baru diperkenalkan pada 2017.

Waktu baru meluncur lima tahun lalu Disney seperti mempertaruhkan masa depannya untuk membangun layanan streaming demi menandingi Netflix, begitu lansir Reuters, Kamis (11/8). Kondisi itu terjadi saat penonton mulai beralih dari televisi kabel atau siaran tradisional ke model tontonan daring. 

Namun, pelbagai layananannya yang ditampilkan Disney+, ESPN, dan Hulu berhasil menjaring 221,1 juta pelanggan per Juni 2022, jauh meninggalkan Netflix yang memiliki 220,7 juta pelanggan.

"Disney masih memiliki lebih banyak ruang untuk tumbuh di pasar internasional tempat mereka meluncurkan layanannya dengan cepat dan menambah pelanggan baru," kata analis Investing.com, Haris Anwar.

Sebelumnya Disney menargetkan akan memiliki 230 juta sampai 260 juta pelanggan pada akhir 2024, menurut Fortune.com. Namun, karena perusahaan tersebut kehilangan hak streaming untuk pertandingan kriket Liga Premier India, target pelanggan pun dipangkas menjadi 215 juta–245 juta.

Strategi Disney

Pemandangan malam toko Disney di Distrik Baru Pudong (Lujiazui) di pusat kota Shanghai, Cina. Shutterstock/Efired

Terlepas dari peningkatan jumlah penonton, Disney masih belum bisa untung dari bisnis streaming. Sebab, perusahaan itu mengeluarkan belanja modal yang cukup besar untuk konten, pemasaran, dan infrastruktur teknologi.

Menurut laporan perseroan yang dikutip Fortune.com, pendapatan di lini bisnis streaming memang naik 19 persen menjadi US$5,1 miliar. Namun, segmen itu mengalami rugi pada departemen bisnis media dan hiburan yang secara keseluruhan mengalami penurunan laba 32 persen menjadi US$1,4 miliar.

Menurut BBC, Disney pada akhir tahun ini akan merilis layanan baru berlangganan dengan iklan seharga US$7,99 per bulan. Harga tersebut sebenarnya sama dengan harga langganan tanpa iklan yang masih berlaku sama saat ini.

Setelah Disney melakukan penyesuaian, biaya berlangganan tanpa iklan pun akan naik menjadi US$10,99 per bulan.

Menurut manajemen Disney, perusahaan optimistis kenaikan harga takkan berdampak ke pertumbuhan pelanggan dalam jangka panjang. Perusahaan, katanya, juga melihat minat yang kuat dari perseroan yang berharap untuk mengiklankan layanan baru.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Maret 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

17 Film Termahal di Dunia, Memiliki Nilai yang Fantastis
Ada Modus Bobol Akun Bank via WhatsApp, Begini Cara Mitigasinya
Bea Cukai Kembali Jadi Samsak Kritik Warganet, Ini Respons Sri Mulyani
Rumah Tapak Diminati, Grup Lippo (LPCK) Raup Marketing Sales Rp325 M
Bahlil: Apple Belum Tindak Lanjuti Investasi di Indonesia
Stanchart: Kemenangan Prabowo Tak Serta Merta Tingkatkan Investasi