Mengenal Aset Kripto Cardano (ADA): Pengertian, Manfaat, & Kegunaan

Cardano dianggap sebagai pembaruan dari Ethereum.

Mengenal Aset Kripto Cardano (ADA): Pengertian, Manfaat, & Kegunaan
Ilustrasi Cardano (ADA). Shutterstock/Furkan Cubuk.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Cardano dianggap sebagai salah satu proyek terobosan dalam dunia aset kripto karena memiliki jaringan blockchain yang ramah lingkungan serta pengamanan berlapis. Proyek tersebut memiliki aset digital dengan kode ADA.

Cardano adalah proyek blockchain berbasis mekanisme proof-of-stake. Jaringan tersebut dianggap sebagai generasi ketiga setelah Bitcoin, yang merupakan generasi pertama, dan Ethereum, yang tergolong generasi kedua.

Baik Bitcoin maupun Ethereum versi pertama menggunakan mekanisme proof-of-work. Protokol blockchain lawas itu diperkirakan tidak ramah lingkungan karena memakai banyak komputer untuk mengamankan jaringannya.

Menurut laman Pintu, Cardano dianggap sebagai alternatif bahkan pesaing dari jaringan blockchain Ethereum. Layaknya Ethereum, Cardano memiliki fitur smart contract ,yang baru saja aktif pada September 2021.

ADA merupakan aset kripto yang digunakan untuk melakukan operasi di blockchain Cardano. Ini sama halnya dengan hubungan antara ether (ETH) dengan jaringan Ethereum.

Dilansir dari laman Binance Academy, Cardano adalah blockchain serba guna yang dirancang berdasarkan penelitian akademik. Jaringan itu dikembangkan oleh tim multidisiplin yang terdiri dari insinyur, ahli matematika, ilmuwan, dan profesional bisnis.

Sejarah Cardano

Shutterstock/Wit Olszewski

Charles Hoskinson, salah satu co-founder Ethereum, pada 2015 mulai mengembangkan Cardano. Dia bertekad untuk mengembangkan generasi aset kripto baru yang lebih ramah lingkungan, berkelanjutan, dan mempunyai sistem skalabilitas yang baik.

Dia menginginkan Cardano dibangun dan dikembangkan menggunakan pendekatan ilmiah dengan sistem peer-review. Itu berarti setiap perubahan dan fitur baru yang dikembangkan akan melakukan proses review oleh para ahli sebelum diterapkan.

Cardano resmi dirilis pada 2017. Kala itu, jaringan blockchain tersebut hanya berfungsi mendukung transaksi pengiriman ADA.

Cardano dikelola tiga organisasi terpisah dan independen. Pertama, Cardano Foundation, yang mengatur dan mengawasi perkembangan Cardano. Kedua, IOHK, yang merancang sistem Ouroboros dan algoritme proof-of-stake blockchain Cardano. Dan yang terakhir adalah Emurgo yang mengatur kerja sama strategis Cardano dengan berbagai macam organisasi.

Sementara, ADA merupakan mata uang digital dalam jaringan Cardano. Namanya diambil dari matematikawan Inggris abad ke-19, Ada Lovelace, demikian laman Pluang.com.

Cara kerja Cardano

Enkripsi blockchain untuk mata uang kripto, internet of things, cloud computing. Shutterstock/Immersion Imagery

Seperti disebut di muka, Cardano menggunakan mekanisme konsensus proof-of-stake dengan memanfaatkan algoritme Ouroboros. Proyek itu dikembangkan dengan tujuan memungkinkan pengguna untuk bertukar nilai menggunakan token ADA.

Tidak seperti Bitcoin, aset kripto ADA tidak ditambang. Sebab, mekanisme proof-of-stake tidak membutuhkan seorang penambang, namun digantikan oleh validator.

Ouroboros merupakan algoritme yang menjalankan sistem proof-of-stake jaringan Cardano. Ouroboros adalah protokol blockchain pertama yang diciptakan dengan cara peer-reviewed research. Algoritme ini digunakan jaringan Cardano untuk mengamankan, memvalidasi transaksi, dan menciptakan ADA baru.

Utilitas Cardano

Konsep teknologi blockchain dengan rantai blok terenkripsi. Shutterstock/NicoElNino

Menurut Pintu, tidak sedikit analis yang menyebut Cardano dapat mendorong transisi kripto menjadi rendah emisi dan berkelanjutan.

Terdapat sejumlah alasan mengapa jaringan ini penting, dan salah satunya aset kripto yang ramah lingkungan. Jika dibandingkan dengan Bitcoin dan Ethereum, penggunaan listrik per tahun Cardano jauh lebih kecil. Berikut perinciannya.

  • Cardano: Enam gigawatt per jam
  • Bitcoin: 130 terawatt per jam
  • Ethereum: 50 terawatt per jam

Hal tersebut jadi mungkin karena Cardano memanfaatkan sistem proof-of-stake (PoS) untuk memverifikasi transaksi. Sistem ini menjaga penggunaan energi dengan membatasi jumlah komputer yang bisa melakukan verifikasi pada satu waktu. Hal tersebut lebih efisien dibandingkan dengan sistem proof-of-work (PoW) milik Bitcoin dan Ethereum 1.0 yang tidak membatasi jumlah verifikatornya.

Keunggulan lainnya, Cardano dibuat berdasarkan penelitian dan pendekatan saintifik.

Lantas, bagaimana dengan kegunaan Cardano? Sebagai blockchain yang memiliki fitur kontrak pintar, Cardano berpeluang menjadi ekosistem NFT. Saat ini, ada sejumlah marketplace NFT yang berbasis jaringan Cardano, serta token kripto ADA.

Selain itu, melalui Cardano, pengguna bisa beroleh pendapatan pasif dengan melakukan staking pada token ADA.

Menurut laman coinvestasi, berikut sejumlah keunggulan Cardano.

  • Transaksi cepat.

Cardano sanggup memproses lebih dari 250 transaksi per detik

  • Biaya gas murah.

Mekanisme proof-of-stake pada Cardano mampu menawarkan biaya transaksi murah di jaringannya. Biaya rata-rata transaksi di Cardano sekitar 0,1 ADA, yang setara dengan beberapa sen.

  • Tingkat desentralisasi lebih tinggi,

Jaringan menjadi semakin terdesentralisasi karena setiap orang dapat menjadi validator simpul di Ouroboros. Tercatat ada lebih dari 1.500 kumpulan validator di Cardano.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi