Mengenal Aset Kripto Polygon: Pengertian, Cara Kerja, dan Kegunaan

Polygon berupaya memecahkan masalah Ethereum.

Mengenal Aset Kripto Polygon: Pengertian, Cara Kerja, dan Kegunaan
Ilustrasi Polygon. Shutterstock/Furkan Cubuk.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Masalah di Ethereum mendorong terciptanya berbagai inovasi jaringan blockhain¸ termasuk Polygon. Protokol ini berfungsi untuk menjadi penghubung bagi beberapa jaringan blockchain yang kompatibel dengan Ethereum.

Perkembangan Ethereum membuat aplikasi smart contract di dalamnya semakin meningkat. Ini berujung pada kepadatan jaringan yang membuat biaya transaksi Ethereum naik tajam. Situasi ini diperkirakan terjadi karena jaringan tersebut masih menggunakan algoritme konsensus proof-of-work yang kompleks dan sulit.

Salah satu jaringan blockchain yang ingin membantu memberikan solusi atas kepadatan jaringan Etherum ini adalah Polygon, menurut laman Pintu. Polygon Network adalah protokol terdesentralisasi untuk membangun dan menghubungkan beberapa jaringan blockchain yang kompatibel dengan Ethereum.

Adapun Matic merupakan aset kripto yang berfungsi sebagai alat pembayaran transaksi, serta sebagai governance token pada protokol Polygon. Aset kripto itu juga dapat berfungsi sebagai staking dalam jaringan. Dengan kata lain, Matic merupakan aset kripto bawaan Polygon.

Menurut laman Bitocto, Polygon adalah jaringan yang memungkinkan transaksi Ethereum menjadi lebih cepat dan murah. Blockchain tersebut mampu memberikan solusi atas masalah lambatnya jaringan Etherum maupun tingginya gas fee tanpa mengesampingkan urusan keamanan.

Sejarah Polygon

Polygon merupakan jaringan blockchain yang dibangun pada 2017 oleh pengembang Ethereum, yakni Jaynti Kanani, Sandeep Nailwal, Anurag Arjun, dan Mihailo Bjelic. Semula, jaringan tersebut dinamai dengan jaringan Matic.

Mereka membuat Matic karena melihat permasalahan skalabilitas Ethereum, terutama soal kepadatan jaringan, yang mengakibatkan biaya gas mahal dan proses transaksi lambat.

Dilansir dari Bitocto, dalam masa penawaran awal pada April 2019, tim Polygon mengumpulkan US$5,6 juta dalam ETH melalui penjualan 1,9 miliar token MATIC dalam periode 20 hari. Lalu, Jaringan Matic diluncurkan pada 2020. Pada Februari 2021, Matic berganti menjadi Polygon Network.

Pergantian ini menjadi petunjuk perubahan strategi Polygon, dari sekadar memberikan solusi bagi jaringan Ethererum, menjadi sebuah infrastruktur lengkap yang dapat digunakan oleh pengembang membuat aplikasi terdesentralisasi (decentralized apps/DApps).

Cara kerja Polygon

Menurut laman Pintu, Polygon sering disebut sebagai “Ethereum’s Internet of blockchain”. Pasalnya, jaringan tersebut menciptakan ekosistem multi-chain yang dapat digunakan bersama dan melekat kepada Ethereum.

Polygon dibuat untuk memfasilitasi berbagai kebutuhan pengembang dengan menyediakan kerangka untuk membuat decentralized applications yang memprioritaskan kinerja, user experience (UX), dan keamanan.

Adapun cara kerja Polygon adalah sebagai berikut, seperti dilansir dari laman Bitocto.

  • Jaringan dimaksud memiliki 2 layer. layer 1 (L1) merupakan mainnet dan menjadi jaringan blockchain utama. Sedangkan, layer 2 (L2) menjadi blockchain yang akan berjalan di atas layer 1. Dengan demikian, L2 akan mengatasi kerugian dan hambatan-hambatan akibat padatnya jaringan Ethereum.
  • Dalam layer 2 terdapat commit chains dan side chains. Kedua komponen ini memiliki perbedaan, yakni commit chains lebih berfokus untuk melakukan integrasi keamanan jaringan.

Apabila kedua layer tersebut bersinergi, maka transaksinya akan lebih cepat dengan biaya gas jauh lebih murah. Skalabilitasnya pun aman bagi pengguna.

Utilitas Polygon

Banyak pengembang keuangan terdesentralisasi (decentralized finance/DeFi) dan DApps mulai melirik Polygon sebagai protokol yang dapat membantu perkembangan produk yang mereka miliki.

Menurut Pintu, sudah ada lebih dari 80 DApps yang dibangun dengan Polygon per Agustus 2021. Berikut beberapa DApps yang ada di Polygon.

  • Quickswap

Quickswap adalah decentralized exchange yang dibangun di atas jaringan Polygon. Itu memungkinkan pengguna melakukan transaksi cepat dengan biaya gas murah. Ia dibuat sebagai sebuah fork atau modifikasi dari protokol Uniswap.

Quickswap dengan cepat menjadi proyek Polygon paling aktif berdasarkan jumlah pengguna, dengan lebih dari 225.000 pengguna selama 30 hari terakhir.

  • KogeFarm

KogeFarm adalah salah satu DeFi di jaringan Polygon yang memberikan bunga berupa aset kripto yang disimpan. Misalnya, seseorang yang menyimpan Ethereum akan beroleh Ethereum pula.

KogeFarm menawarkan layanan yield farming yang memungkinkan penghasilan bunga dengan kepemilikan aset kripto. Yield farming berarti mengunci atau menyimpan aset kripto yang Anda miliki dalam sebuah DApss dan mendapatkan bunga dalam jangka waktu tertentu. Dalam konteks bank konvensional, yield farming sangat mirip dengan konsep deposito.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar BRImo Secara Online Tanpa ke Bank, Ini Panduannya
Jumlah Negara di Dunia Berdasarkan Keanggotaan PBB
Erick Thohir Buka Kemungkinan Bawa Kasus Indofarma ke Jalur Hukum
Saat Harga Turun, Edwin Soeryadjaya Borong Saham SRTG Lagi
Lampaui Ekspektasi, Pendapatan Coinbase Naik Hingga US$1,6 Miliar
Mengenal Apa Itu UMA pada Saham dan Cara Menghadapinya