Mengenal HODL dalam Investasi Aset Kripto: Arti dan Tujuan

HODL merujuk ke strategi menahan penjualan aset.

Mengenal HODL dalam Investasi Aset Kripto: Arti dan Tujuan
Ilustrasi aset kripto. Shutterstock/Chinnapong
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – HODL merupakan istilah yang mengacu kepada strategi investasi aset kripto. Para investor kelas aset ini pun bisa menggunakan pendekatan tersebut dalam menyikapi kondisi pasar.

HODL sebenarnya merupakan plesetan dari kata hold yang berarti tahan. Jadi, sesuai namanya, HODL merujuk kepada tindakan menyimpan ataupun menahan sebuah aset dalam periode waktu tertentu dalam jangka panjang, demikian laman Pintu. Dalam arti lain, seorang investor usai membeli suatu aset takkan menjualnya dalam waktu tertentu.

Dalam dunia aset kripto, istilah HODL secara tidak sengaja diperkenalkan pada 2013. Kala itu, seorang trader bernama Game Kyuubi menyampaikan “I AM HOLDING” dalam sebuah postingan.

Pernyataan tersebut dilontarkan untuk merespons koreksi harga Bitcoin. Di sisi lain, kalimat itu menyiratkan tekad untuk tetap mengenggam aset tersebut meski harganya melorot, menurut Pluang.

Postingan HODL itu lantas menjadi populer. Dari situ, tidak sedikit trader yang mengenal istilah tersebut, dan menggunakannya hingga saat ini.

Jadi, dalam konteks aset kripto, HODL merujuk kepada strategi beli-dan-tahan. Terkadang, istilah tersebut dianggap sebagai singkatan dari “hold on for dear life” yang berarti bertahan hidup dengan beberapa variasi.

Filosofi HODL

Ilustrasi kripto. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

Pendekatan HODL mengandung filosofi untuk tetap berpikir positif (dan optimistis) dalam kondisi pasar apa pun ketika tengah melakukan trading. Strategi ini cenderung menghindari perdagangan aset kripto berdasarkan fluktuasi harga jangka pendek.

HODL memungkinkan untuk investor terhindar dari risiko investasi aset kripto yang sangat fluktuatif.

Secara sederhana, investor yang menerapkan HODL hanya menahan kepemilikan, demikian laman Pluang.com.

Di saat sama, mereka menghindari dua sifat psikologis investasi aset kripto yang berpotensi merugikan investor. Misalnya, takut tertinggal akan sesuatu atau Fear of Missing Out (FOMO). Sikap tersebut dapat menyebabkan pembelian harga tinggi. Atau, Fear, Uncertainty, and Doubt (FUD) yang merujuk kepada investor yang ragu pada perkembangan harga aset sehingga menjualnya di harga murah.

Pada intinya, HODL merupakan strategi untuk tetap menahan aset ketika harga sedang turun, dan menjualnya ketika harga sedang tinggi. Investor yang melakukan ini biasanya percaya akan prospek aset kripto dalam jangka panjang.

Kelebihan dan kekurangan HODL

Ilustrasi kripto Avalanche/Skorzewiak

Sebagaimana strategi investasi, HODL tentu saja juga memiliki kelebihan dan kekurangan.

Jika investor meyakini bahwa aset kripto yang dimiliki akan melambung pada masa mendatang, maka mereka dapat menggunakan strategi HODL. Dalam hal ini, investor tidak memperdulikan volatilitas harga dalam jangka pendek.

Namun, investor perlu mempelajari fundamental aset kripto yang dimiliki, serta tujuan investasinya. Hal ini diperlukan untuk menentukan strategi investasi yang akan dilakukan.

Namun, strategi HODL berpotensi tidak memberikan keuntungan 100 persen. Investor perlu mempertimbangkan keuntungan dan kerugian menggunakan HODL dengan baik sebelum mengimplementasikan.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar OpenSea dengan Mudah, Lakukan 6 Langkah Ini
11 Bahasa Tertua di Dunia, Ada yang Masih Digunakan
GoTo Lepas GoTo Logistics, Bagaimana Nasib GoSend?
BTPN Syariah Bukukan Laba Rp264 miliar di Kuartal I-2024
Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia