Mengenal Perbedaan MediaTek & Snapdragon dalam Ponsel Android

Prosesor MediaTek lebih terjangkau ketimbang Snapdragon.

Mengenal Perbedaan MediaTek & Snapdragon dalam Ponsel Android
ilustrasi Android (unsplash.com/ Jonas Leupe)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Ponsel pintar dengan sistem operasi Android menyimpan dua jenis prosesor yakni MediaTek dan Snapdragon. Bagi siapa pun yang ingin membeli ponsel Android, tentu mesti memahami terlebih dahulu perbedaan kedua jenis prosesor tersebut, serta kelebihan dan kekurangannya.

Mediatek dan Snapdragon secara umum merupakan dapur pacu yang memiliki kinerja mumpuni, dukungan kamera tinggi, sampai koneksi berteknologi mutakhir, demikian situs web Gadgetren.

MediaTek merupakan prosesor yang dikembangkan oleh perusahaan manufaktur Taiwan dengan nama yang sama dengan produknya. Mediatek memilik pelbagai produk semikonduktor, termasuk prosesor untuk ponsel pintar berbasis Android, yakni HelioMediaTek. Adapun HelioMediaTek memiliki beragam seri, di antaranya Helio A series, G series, P series, sampai X series.

MediaTek menyasar segmen pasar kelas menengah atau mid-end. Dengan begitu, tidak mengherankan jika banyak smartphone dengan prosesor MediaTek memiliki harga lebih terjangkau.

Sedangkan, Snapdragon merupakan brand prosesor milik Qualcomm, perusahaan asal Amerika Serikat. Prosesor ini dirancang untuk produk gawai seperti smartphone maupun tablet. Snapdragon bukan merupakan produk prosesor pertama yang diluncurkan oleh Qualcomm. Sebab, perusahaan teknologi itu sebelumnya sudah lebih dulu mengeluarkan prosesor bernama Scorpion, namun kurang laku di pasaran.

Alih-alih hanya berfokus pada satu kelas, Snapdragon menyasar pelbagai segmen, mulai dari menengah, dan menengah atas. Karena itu, proses Snapdragon ini lebih mahal ketimbang MediaTek.

Karaktetistik MediaTek

Ilustrasi ponsel pintar. Shutterstock/ImYanis

MediaTek tentu menyimpan sejumlah keunggulan, demikian laman eraspace. Prosesor ini, misalnya, memiliki performa grafis yang cukup tinggi dengan penggunaan lebih hemat. Ini memungkinkan dukungan dalam bermain gim berat ponsel.

Seperti disinggung di awal, prosesor MediaTek juga membuat harga ponsel Android lebih terjangkau. Meski murah, namun performa prosesor itu tetap mumpuni.

Namun, MediaTek memiliki kelemahan. Salah satunya adalah prosesor itu menggunakan CPU Core standar sehingga mengurangi kualitas hardware. Itu tentunya seiring dengan fokus prosesor untuk kelas menengah.

Selain itu, prosesor ini berisiko mengalami panas berlebih (overheat) ketika digunakan dalam beberapa waktu. Performa tinggi yang dihasilkan oleh prosesor ini menjadi penyebab utama overheat tersebut. Itu belum termasuk konsumsi daya baterai yang tergolong cukup boros di proses ini. Pasalnya, performa tinggi di dalamnya harus mengorbankan daya baterai.

Namun, tidak semua jenis proseser MediaTek memiliki kendala demikian. Dengan begitu, pengguna pun bisa mempertimbangkan penggunaannya.

Karakteristik Snapdragon

Google

Menurut situs web eraspce, Snapgradon memiliki kelebahan performa grafis yang maksimal berkat teknologi mutakhir pada CPU core di dalamnya.

Prosesor sama memungkinkan kinerja lebih cepat untuk sisi stabilitas maupun efisiensi penggunaan baterai. Dalam hal ini, wajar jika ponsel Android yang menggunakan Snapdragon memiliki harga lebih mahal karena sejalan dengan performa dan kinerjanya.

Kekurangannya adalah penggunaan RAM yang terasa lebih boros. Itu terjadi karena performa tinggi juga perlu diimbangi dengan RAM besar.

Karenanya, ponsel Android yang menggunakan prosesor ini bakal memakai RAM lebih besar. Sebab, jika tidak, performa ponsel justru akan melambat untuk mengoperasikan berbagai aplikasi.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen