Mengenal Smart Contract dalam Aset Kripto: Arti dan Fungsi

Smart contract berjalan pada jaringan blockchain Ethereum.

Mengenal Smart Contract dalam Aset Kripto: Arti dan Fungsi
Ilustrasi Smart Contract. Shutterstock/ZinetroN.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Smart Contract merupakan fitur teknologi dalam jaringan blockchain Ethereum. Inovasi tersebut memungkinkan pencatatan transaksi antara dua belah pihak tanpa validasi dari pihak ketiga.

Ethereum merupakan platform perangkat lunak yang berbasis blockchain dengan karakteritsik open source serta terdesentralisasi. Jaringan blockchain tersebut secara perdana meluncur pada 2015 dan memiliki aset kripto dengan nama Ethereum yang kapitalisasi pasarnya terbesar kedua setelah Bitcoin.

Smart contract merupakan salah satu fitur teknologi di dalam Ethereum. Secara sederhana, kontrak ini merupakan bahasa pemrograman yang memungkinkan pengaturan kontrak antara dua pihak secara otomatis dalam sistem blockchain.

Jadi, kontrak pintar adalah sebuah program yang berjalan pada blockchain Ethereum, menurut laman Zipmex. Program tersebut dikembangkan menggunaakan bahasa asli Ethereum yang disebut Solidity.

Sebagai sebuah kontrak, smart contract bersifat deterministik, transparan, otonom, terdistribusi dan abadi. Sifat-sifat ini menjadikannya ideal untuk dipakai sebagai nilai tukar pengganti kepercayaan antar dua pihak yang tidak saling mengenal pada jaringan produk blockchain, termasuk keuangan terdesentralisasi (decentralized finance/DeFi).

Pencipta smart contract

Konsep teknologi blockchain dengan rantai blok terenkripsi. Shutterstock/NicoElNino

Menurut Pluang, smart contract pertama kali dikenalkan pada 1994 oleh seorang kriptografer bernama Nick Szabo. Ia memperkenalkan sistem yang memformalisasi dan mengamankan jaringan komputer dengan cara mengombinasikan protokol antarmuka para penggunanya.

Szabo juga memperkenalkan bit gold pada 1998—sepuluh tahun sebelum diluncurkannya Bitcoin. Dia pun menginisiasi ide tentang sistem pembayaran yang menggabungkan produk sekuritas dan pasar derivatif dalam format yang beragam.

Szabo berpikir untuk menggunakan kontrak pintar yang dapat merekam kontrak dalam bentuk kode komputer, dan akan diaktifkan secara otomatis ketika kondisi tertentu terpenuhi.

Tujuan Szabo membuatnya adalah untuk menghilangkan kebutuhan pada pihak ketiga yang tepercaya seperti bank, pengacara, dan lain-lain. Kontrak atau transaksi ini dijalankan sendiri pada jaringan tepercaya yang sepenuhnya dikendalikan komputer.

Szabo menuangkan ide awal pembuatan program tersebut dalam sebuah buku yang berjudul “Smart Contracts: Building Blocks for Digital Free Markets“.

Lulusan Universitas Washington tersebut mengibaratkan smart contract sebagai vending machine. Dalam mesin itu, penggunanya hanya perlu memasukkan sejumlah uang dan memilih minuman yang akan dibelinya. Jika jumlah uangnya telah diterima, maka pengguna akan mendapatkan minuman yang diinginkannya dari vending mechine tersebut.

Szabo bahkan meramalkan kontrak digital akan menggantikan kontrak fisik yang dinilainya boros sumber daya pada masa mendatang. Kini, smart contract yang diinisiasi olehnya bahkan diprediksi akan menjadi “kunci” revolusi jasa keuangan.

Cara kerja smart contract

Enkripsi blockchain untuk mata uang kripto, internet of things, cloud computing. Shutterstock/Immersion Imagery

Menyitir laman Zipmex, cara kerja smart contract bisa dilihat melalui ilustrasi transaksi jual beli rumah. Ambil misal, si A dan Si B adalah dua orang yang ingin melakukan trasaksi tersebut.

Keduanya lantas membuat sebuah perjanjian di blockchain Ethereum menggunakan fitur kontrak pintar yang berisi kesepakatan antara dua orang mengenai transaksi tersebut.

Anggap saja perjanjian transaksi itu sebagai berikut: “Ketika pihak pembeli akan membayar pihak penjual sebanyak 300 Ether, maka pihak pembeli akan menerima kepemilikan atas rumah yang telah dibayarkan”.

Setelah perjanjian kontrak pintar ini dibuat pada blockchain Ethereum, maka tidak ada yang bisa mengubah perjanjian tersebut. Artinya, pihak pembeli dapat merasa aman untuk membayar pihak penjual sebanyak 300 Ether untuk rumah tersebut.

Jadi, kontrak pintar secara otomatis dieksekusi setelah kondisi perjanjian terpenuhi. Artinya tidak perlu ada pihak ketiga, seperti bank, broker, atau pemerintah. Melalui teknologi blockchain, kontrak pintar dapat berjalan dengan aman dan otomatis tanpa ada yang dapat mengubahnya.

Manfaat smart contract

Ilustrasi Ethereum/Pixabay

Mekanisme kontrak pintar memungkinkan kedua belah pihak yang bersepakat, tidak perlu saling kenal, apalagi saling percaya untuk melakukan eksekusi, asalkan seluruh prasyarat atau kode terpenuhi.

Kontrak ini dibuat berdasar atas persyaratan terkomputerisasi dalam bentuk kode yang direplikasi dan dieksekusi bila seluruh persyaratan telat dipenuhi. Kode didistribusikan secara merata ke dalam jaringan blockchain.

Setelah dibuat, kode ini tidak dapat diubah atau dihancurkan kecuali bila pemrogramnya menyisipkan kode self-destruction pada salah satu fungsi. Namun, kode juga mencatat seluruh perubahan yang terjadi secara lengkap dan dapat diakses oleh publik.

Di sisi lain, sifat otonom dari smart contract membuatnya seperti program yang berjalan sendiri. Ia menjalankan program yang dirancang untuknya jika semua persyaratan terpenuhi, tidak peduli siapa pun yang telah mengaksesnya. Dengan kata lain, kontrak dibuat bukan atas dasar percaya melainkan atas dasar terpenuhinya semua persyaratan yang telah terprogram.

Berikut sejumlah keunggulan kontrak pintar, sebagaimana dilansir dari laman Bitocto.

  • Kontrak pintar beroperasi dengan transparan sehingga pengguna mempunyai tingkat kepercayaan tinggi.
  • Akurasi tinggi karena proses otomatisasi dari kontrak pintar.
  • Keamanan data yang terjamin karena sistem desentralisasi.
  • Hemat biaya: pengurangan biaya transaksi dengan eliminasi perantara yang tidak perlu seperti jasa pengacara atau broker.
  • Dokumen akan terjaga dengan baik dengan kriptografi dan enkripsi sistem yang serba canggih.
  • Jaminan kecepatan dan efisiensi transaksi karena tidak ada lagi pencatatan data dengan cara manual.

Namun, smart contract juga memiliki kelemahan. Kode kontrak pintar masih merupakan hasil karya programmer. Artinya, masih terdapat risiko human error.

Kontrak pintar juga bersifat high maintenance. Kode dalam sistem tersebut dikerjakan oleh program yang berpengalaman. Program ini juga mesti bekerja tanpa kegagalaan.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Daftar BRImo Secara Online Tanpa ke Bank, Ini Panduannya
Cara Cek Sertifikat Tanah secara Online, Tak Usah Pergi ke BPN
Jumlah Negara di Dunia Berdasarkan Keanggotaan PBB
Erick Thohir Buka Kemungkinan Bawa Kasus Indofarma ke Jalur Hukum
Daftar Emiten Buyback Saham per Mei 2024, Big Caps!
Pabrik BATA Purwakarta Tutup, Asosiasi: Pasar Domestik Menantang