Meta Ancam Tutup Instagram & Facebook di Eropa Karena Sengketa Data

Meta tak dapat menuntut Eropa begitu saja.

Meta Ancam Tutup Instagram & Facebook di Eropa Karena Sengketa Data
Shuterstock/Michael Vi
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Meta Platforms, Inc., perusahaan induk Instagram dan Facebook mengancam akan menyetop media sosialnya di kawasan tersebut. Itu karena terbit aturan di Eropa yang melarang perusahaan untuk mentransfer, menyimpan, dan memproses data pengguna Eropa di server yang berbasis di Amerika Serikat (AS).

Menurut mereka, pemrosesan data pengguna antarnegara sangat penting untuk bisnis dan penargetan iklan.

"Jika kami tidak dapat mentransfer data antara dan di antara negara dan wilayah tempat kami beroperasi, atau jika kami dilarang berbagi data di antara produk dan layanan kami, hal itu dapat memengaruhi kemampuan kami untuk menyediakan layanan kami, cara kami menyediakan layanan kami, atau kemampuan kami untuk menargetkan iklan," begitu bunyi pernyataan Meta, seperti dikutip dari euronews, Selasa (8/2).

Perubahan peraturan perlindungan data pribadi

Meta sebelumnya dapat menggunakan kerangka transfer data yang disebut Privacy Shield sebagai dasar hukum untuk transfer data antarwilayah maupun negara.

Namun, pada Juli 2020, Pengadilan Eropa membatalkan kerangka perjanjian itu karena urusan pelanggaran perlindungan data. Otoritas hukum tertinggi di wilayah itu berpendapat bahwa standar tersebut tidak cukup melindungi privasi warga negara Eropa.

Akibatnya, perusahaan AS dibatasi dalam mengirimkan data pengguna Eropa ke AS dan harus bergantung pada klausul kontrak standar (standard contractual clauses/SCCs).

Belakangan, Meta mengklarifikasi bahwa perseroan tidak memiliki keinginan maupun rencana untuk menarik diri dari Eropa. Namun, menurut mereka, perseroan, termasuk bisnis, organisasi, dan layanan lainnya bergantung pada transfer data antara Eropa dan AS untuk mengoperasikan layanan global.

Seperti perusahaan lain, Meta menyatakan telah mengikuti aturan Eropa dan mengandalkan klausul kontrak standar, dan perlindungan data yang sesuai untuk mengoperasikan layanan global.

Tanggapan pemerintah Eropa

Komisi Eropa mengatakan negosiasi terkait peraturan data tengah berlangsung intensif dengan pemerintah AS. Namun, proses itu tentu membutuhkan waktu mengingat kompleksitas masalah yang dibahas serta kebutuhan untuk mencapai keseimbangan antara perkara privasi dan keamanan nasional.

“Hanya pengaturan yang sepenuhnya sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh pengadilan Uni Eropa yang dapat memberikan stabilitas dan kepastian hukum yang diharapkan para pemangku kepentingan di kedua sisi wilayah,” demikian pernyataan Komisi Eropa melalui juru bicara, seperti dinukil dari Aljazeera

Sementara itu, anggota parlemen Eropa, Axel Voss, mengatakan Meta tidak bisa begitu saja memeras Uni Eropa agar melepaskan standar perlindungan datanya.

Bisnis Meta

Nick Clegg, Wakil Presiden Urusan Global Meta, sempat berpendapat pada 2020 bahwa banyak bisnis di Uni Eropa akan merugi tanpa Facebook dan Instagram.

"Ribuan bisnis Eropa dan AS bergantung pada transfer data yang aman dan legal antar yurisdiksi. Transfer data internasional menopang ekonomi global dan mendukung banyak layanan yang mendasar bagi kehidupan kita sehari-hari," kata Clegg dalam sebuah pernyataan.

Pada 2020, Facebook juga pernah berencana memblokir pengguna dan penerbit di Australia dari berbagi berita. Niatan tersebut muncul demi melawan usulan undang-undang yang memaksa perusahaan untuk membayar perusahaan media untuk artikel mereka.

Di luar itu, Meta Platform sebelumnya dikabarkan kehilangan kapitalisasi pasar sekitar US$230 miliar pada awal perdagangan Kamis (3/2) waktu Amerika Serikat (AS). Hal ini lantas membuat Meta menjadi perusahaan dengan penurunan nilai pasar terbesar dalam sejarah AS.

Fenomena tersebut terjadi setelah perusahaan melaporkan penurunan pendapatan kuartal IV 2021, dipicu oleh turunnya pengguna harian aplikasi ini, pertama kali dalam 18 tahun tahun terakhir.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Buka Rekening Bank Mandiri Online, Praktis dan Cepat!
4 Cara Download Video CapCut Tanpa Watermark Terbaru 2024
Cara Cek Sertifikat Tanah secara Online, Tak Usah Pergi ke BPN
Apa itu Monkey Business? Ini Ciri-ciri dan Cara Menghindarinya
Daftar Orang Terkaya di Dunia Terbaru 2024, Siapa Saja?
Memasuki 39 Tahun, MSIG Life Kenalkan Budaya Kerja Baru