Permintaan Melambat, Apple Batal Naikkan Produksi iPhone 14

Varian iPhone 14 Pro disebut memiliki permintaan tertinggi.

Permintaan Melambat, Apple Batal Naikkan Produksi iPhone 14
ilustrasi iPhone 14 Pro (dok.apple.com)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Apple dikabarkan batal untuk meningkatkan kapasitas produksi iPhone 14 karena ekspektasi permintaan yang rendah. 

Dikutip dari laman 9to5mac.com, Rabu (28/9), setelah merilis jajaran iPhone 14 pada awal bulan, Apple telah meminta pemasoknya untuk meningkatkan produksi varian iPhone 14. Pasalnya, perusahaan ini optimistis terhadap permintaan terhadap ponsel pintar pada musim liburan mendatang. 

Dalam situasi normal, lazim bagi Apple untuk mengerek kapasitas produksi smartphone demi mengantisipasi permintaan penjualan di musim liburan. Namun, lesunya permintaan terhadap seri iPhone 14 ditengarai menjadi penyebab Apple memangkas kapasitas produksinya.

“Lonjakan permintaan yang diantisipasi gagal terwujud,” demikian laporan Bloomberg. Menurut sumber media ini, Apple sebelumnya telah meminta kenaikan produksi iPhone 14 sebanyak 6 juta unit. Namun, rencana itu kini telah dibatalkan.

Permintaan iPhone baru

ilustrasi iPhone (unsplash.com/ Daniel Romero)

Sebelumnya, analis Ming-Chi Kuo melaporkan Apple telah meminta pemasoknya untuk menambah produksi varian iPhone 14 pro sebesar 10 persen. Menurutnya, model Pro tahun ini merupakan yang terlaris dari semua model iPhone.

Sedangkan, permintaan iPhone 14 cenderung buruk. Tahun ini, Apple memperkenalkan empat model iPhone baru sekaligus, yakni iPhone 14, iPhone 14 Plus, iPhone 14 Pro, dan iPhone 14 Pro Max. Dari sisi spesifikasi, model iPhone 14 dianggap tidak memiliki peningkatan besar dibandingkan generasi sebelumnya. Pembaruan hanya berada di chip yang sedikit lebih cepat, konektivitas satelit, fitur kamera baru, dan model Plus yang menggantikan iPhone mini. iPhone 14 dan iPhone 14 Plus pun masing-masing dibanderol dengan harga US$799 dan US$899.

Sementara, harga iPhone 14 Pro mencapai US$999 dengan sederet spesifikasi mentereng, seperti fitur Dynamic Island, kamera 48MP, dan chip A16 Bionic baru.

Di luar itu, Apple masih menjual iPhone 13 dan iPhone 12 dengan harga lebih rendah, yang mungkin juga tampak lebih menarik daripada iPhone 14 baru untuk beberapa pelanggan.

iPhone buatan India

Toko Apple di Shanghai, Tiongkok dipadati orang-orang yang mengantre untuk membeli gadget terbaru perusahaan tersebut. Shutterstock/TonyV3112

Perusahaan besutan Steve Jobs ini dikabarkan telah memindahkan produksi ponsel pintarnya dari Cina ke India. Menurut The Guardian, iPhone 14 menjadi produk pertama yang diproduksi di negara Bollywood tersebut.

Langkah Apple menandai kali pertama perusahaan itu merakit iPhone di luar Cina pada tahun sama peluncuran produknya, yang sekaligus merupakan bagian dari rencananya untuk mengurangi produksi di negara tersebut.

Keputusan itu dilaporkan berkenaan dengan kemelut yang terjadi di Cina: Apple terdampak oleh kebijakan karantina wilayah serta ketegangan hubungan Cina dan AS.

Berdasarkan data, India adalah pasar ponsel pintar terbesar kedua di dunia setelah Cina. Apple sebenarnya telah merakit smartphone di India sejak 2017, namun hanya untuk model lama.

Sementara, laporan JP Morgan menyebut Apple berencana untuk memproduksi seperempat dari semua iPhone 14 di India pada 2025, serta meningkatan produksi sejumlah produk yang lain.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi