Jakarta, FORTUNE – WhatsApp dikabarkan tengah melakukan uji coba fitur yang memungkinkan para penggunanya menyembunyikan status online.
Dikutip dari laman WABETAInfo, Senin (4/7), WhatsApp tengah mengupayakan pengembangan fitur tersebut untuk menyambut pembaruan aplikasi di masa mendatang. Nantinya, pilihan untuk mematikan indikator online memungkinkan pengguna untuk menggunakan aplikasi tanpa ketahuan tengah aktif memakai aplikasi tersebut.
Pengembangan itu merupakan jawaban perusahaan terhadap permintaan para penggunanya. Banyak orang mungkin ingin diam-diam saja menggunakan aplikasi tanpa diganggu atau dimata-matai.
Fitur tersebut memungkinkan dukungan bagi sejumlah tujuan pengguna terkait urusan privasi. Misalnya, menurut Mashable, masuk ke aplikasi tanpa diketahui orang lain memudahkan pengguna yang hanya ingin memeriksa pesan masuk, tapi enggan membalasnya secara langsung.
Pemgembangan fitur
Fitur baru ini akan memungkinkan pengguna mengatur siapa pun yang dapat melihat status online mereka. Tersedia dua opsi untuk menyembunyikan status online, yakni berlaku untuk semua (everyone) atau sama dengan daftar terlihat terakhir (last seen).
Dalam arti lain, tersedia opsi dengan status online dilihat oleh semua orang, atau pengguna dapat mengaturnya sesuai peraturan Last Seen.
Misalnya, jika pengguna dalam daftar Last Seen memilih “Kontak Saya” dan untuk daftar status online “mengambil” sama seperti Last Steen, itu artinya seseorang yang bukan dari kontak pengguna tersebut tidak akan melihat pengguna saat sedang online.
Tangkapan layar atas fitur tersebut diambil dalam sistem operasi iOS, namun perusahaan teknologi itu akan merilis fitur sama di Android maupun Desktop. Hingga kini belum diketahui kapan fitur 'mode siluman' itu akan dirilis ke publik. Biasanya pengembangan semacam ini akan makan waktu berbulan-bulan.
Kabar mengenai pengembangan fitur tersebut terhitung mengejutkan. Sebab, fitur ini merupakan bentuk privasi mendasar. Meski demikian, para pemakai WhatsApp sepertinya akan menghargai fitur tersebut kelak jika akhirnya tersedia
Menurut data dari Business of Apps, aplikasi yang populer di lebih dari 100 negara itu pada 2022 digunakan oleh 2 miliar pengguna secara global.
