Pertama Kali dalam Sejarah, Pesawat NASA Berhasil “Tabrak” Asteroid

Misi DART bertujuan untuk melindungi bumi dari asteroid.

Pertama Kali dalam Sejarah, Pesawat NASA Berhasil “Tabrak” Asteroid
Ilustrasi stasiun luar angkasa internasional. (Pixabay/NASA-imaginery)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Pesawat luar angkasa Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) berhasil menabrakkan diri ke asteroid yang berjarak 11 juta km dari bumi, Selasa (27/9). Ini merupakan misi pertama dalam sejarah umat manusia untuk membelokkan asteroid dari Bumi.

Dikutip dari Reuters, DART—nama pesawat tersebut—terbang dengan kecepatan hipersonik di lebih dari 22.000 km per jam ke asteroid Dimorphous, yang memiliki ukuran sama dengan stadiun sepak bola.

Misi yang memiliki nilai US$300 juta, serta dikembangkan dalam waktu tujuh tahun ini, dirancang untuk menentukan apakah pesawat luar angkasa sanggup mengubah lintasan asteroid, serta mendorongnya keluar dari jalur untuk menjaga Bumi dari bahaya.

Memang, dampak yang diinginkan dari misi tersebut baru diketahui ketika dilakukan pengamatan teleskop lebih lanjut terhadap asteroid pada bulan depan.

Namun, para pejabat NASA menyatakan DART telah mencapai tujuannya.

"NASA bekerja untuk kepentingan umat manusia, jadi bagi kami itu adalah pemenuhan akhir dari misi kami untuk melakukan sesuatu seperti ini - demonstrasi teknologi yang, siapa tahu, suatu hari nanti bisa menyelamatkan rumah kita," kata Deputi Administrator NASA Pam Melroy.

Direktur Divisi Ilmu Planet NASA, Lori Glaze, menambahkan manusia telah memulai era baru. “Ini adalah era di mana kita berpotensi memiliki kemampuan untuk melindungi diri dari sesuatu seperti dampak asteroid yang berbahaya," ujarnya, seperti dilansir dari The Strait Times. 

Eksplorasi asteroid

Gedung Perakitan Kendaraan di Pusat Antariksa Kennedy NASA. Shutterstock/Hasbul Aerial Stock

DART, diluncurkan oleh roket SpaceX pada November 2021, melakukan sebagian besar perjalanannya di bawah bimbingan NASA.

Jika di masa mendatang ada asteroid berbahaya yang terlihat menuju Bumi, ada kemungkinan NASA, atau badan antariksa lainnya dapat mengirim pesawat ruang angkasa untuk menabraknya—seperti yang telah dilakukan oleh DART.

Tabrakan seperti itu dapat memberikan momentum yang cukup untuk sedikit mengubah lintasan asteroid. Dengan begitu, seiring waktu, asteroid itu bisa melesat dengan aman dari Bumi.

Dalam misi tadi, target DART adalah asteroid bernama Dimorphous, kembaran dari Didymos. Asteroid seukuran Dimorphous ini, meskipun tidak mampu menimbulkan ancaman di seluruh planet, dapat meratakan kota berukuran besar dengan serangan langsung.

Asteroid tersebut memang termasuk kecil jika dibandingkan dengan asteroid Chicxulub yang menghantam Bumi sekitar 66 juta tahun lalu, serta memusnahkan sekitar tiga perempat spesies tumbuhan dan hewan dunia, termasuk dinosaurus.

Namun, para astronom meyakini bahwa mereka telah menemukan banyak asteroid yang ukurannya mirip dengan Dimorphos yang terbang di dekat Bumi. Jika salah satu batu ini pernah menabrak planet ini, itu bisa menyebabkan kerusakan yang signifikan.

“Ini akan menghancurkan wilayah berpenduduk, kota, negara bagian, atau negara,” kata Nancy Chabot, Kepala koordinasi Dart di Laboratorium Fisika Terapan Johns Hopkins. “Jadi Anda mungkin tidak berbicara tentang kepunahan global, tetapi Anda tetap ingin dapat mencegah hal ini jika Anda bisa.”

Di sisi lain, DART adalah misi terbaru dari beberapa misi NASA dalam beberapa tahun terakhir untuk mengeksplorasi dan berinteraksi dengan asteroid.

Tahun lalu NASA meluncurkan penyelidikan dalam perjalanan ke kluster asteroid Trojan yang mengorbit di dekat Jupiter, sementara pesawat ruang angkasa OSIRIS-REx sedang dalam perjalanan kembali ke Bumi dengan sampel yang dikumpulkan pada Oktober 2020 dari asteroid Bennu.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen