Perusahaan Teknologi Ambruk, 150.000 Pekerja Terkena PHK pada 2022

Amazon dan Meta paling besar memangkas pekerja.

Perusahaan Teknologi Ambruk, 150.000 Pekerja Terkena PHK pada 2022
Ilustrasi startup. Shutterstock/Indypendenz
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – 2022 mungkin merupakan tahun tersulit bagi perusahaan sektor teknologi. Buktinya, banyak erusahaan yang memutuskan pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri ini sepanjang tahun lalu.

Menurut data dari Layoffs.fyi, situs pelacak PHK dan pemecatan karyawan, yang dikutip oleh Fortune.com, Selasa (3/1), sepanjang tahun lalu terdapat 1.172 perusahaan teknologi yang menempuh langkah PHK massal terhadap karyawannya.  

Jumlah pekerja yang terdampak PHK oleh perusahaan teknologi pada tahun lalu mencapai 153.160 orang. Angka tersebut naik 10 kali lipat ketimbang tahun sebelumnya.

Sebagai perbandingan, jumlah pekerja terdampak PHK tahun lalu masih lebih tinggi ketimbang periode awal Covid-19. Data sama menunjukkan pada Maret sampai Desember 2020 terdapat 70.000 pekerja teknologi yang kehilangan pekerjaan.  

Namun, jumlah pekerja yang terdampak efisiensi secara keseluruhan tidak sebanding dengan pemecatan pada era gelembung dotcom. Peristiwa penurunan industri internet tersebut mengakibatkan pemecatan terhadap dua juta orang.

Kasus PHK

Data yang dikumpulkan oleh Layoffs.fyi—yang tidak akurat dan berdasarkan laporan media dan pengumuman perusahaan—menunjukkan betapa cepatnya keadaan memburuk bagi perusahaan teknologi. Pada kuartal pertama 2022, kurang dari 10.000 pekerja teknologi yang dipecat. Namun, pada Mei, totalnya hampir dua kali lipat—dan terus tumbuh pesat selama sisa tahun itu.

Amazon dan Meta tercatat sebagai dua perusahaan teknologi terbesar yang melakukan PHK massal. Dua raksasa teknologi Amerika Serikat ini secara total memberhentikan 21.000 pekerja.

Sementara, kebijakan PHK Twitter termasuk mendapatkan perhatian yang paling luas. Terlebih, efisiensi itu muncul usai platform media sosial tersebut diakuisisi oleh Elon Musk, orang terkaya di dunia versi Forbes dan CEO Tesla. Adapun Booking.com dan Cisco, masing-masing memangkas 4.375 orang dan 4.100 juga mendapatkan sorotan dari warganet di media sosial.

Meski banyak terdampak efisiensi, pekerja teknologi diuntungkan karena memiliki peluang yang lebih baik untuk menemukan pekerjaan baru dengan cepat. The Wall Street Journal, yang mengutip laporan dari ZipRecruiter, menemukan 79 persen pekerja teknologi yang diberhentikan menemukan pekerjaan baru dalam waktu tiga bulan setelah kehilangan pekerjaan lamanya.

Di Indonesia tren PHK massal juga muncul di sejumlah perusahaan teknologi maupun startup pada 2020. Beberapa perusahaan yang memangkas karyawan, di antaranya JD.ID, Sayurbox, Ajaib, Sirclo, grup GoTo, Ruangguru, Shopee Indonesia, Zenius, dan LinkAja.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

3 Cara Mengubah Suara Menjadi Teks Untuk Kebutuhan Konten
Cara Melihat Pesan WA yang Terhapus, Tanpa Aplikasi Tambahan
Cara dan Sayarat Gadai Sertifikat Tanah di Pegadaian
Panduan Cara Ganti Kartu ATM BCA yang Hilang atau Rusak
Dalam sebulan, 69 Pinjol Diganjar Sanksi Oleh OJK
Ketahui Cara Pecah Sertifikat Tanah Warisan serta Biayanya