Platform Binance Diretas, Begini Dampaknya ke Kinerja Pasar Kripto

Nilai kasus peretasan Binance mencapai US$570 juta.

Platform Binance Diretas, Begini Dampaknya ke Kinerja Pasar Kripto
Ilustrasi Binance. Shutterstock/askarim
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Kasus peretasan yang menimpa platform pertukaran aset kripto Binance diyakini akan berdampak terhadap kinerja pasar aset kripto. Kejadian ini bahkan dinilai akan menambah sentimen negatif bagi industri yang tengah bergejolak.

“Peretasan Binance kemungkinan akan memperpanjang apa yang disebut dengan crypto winter,” kata Suneet Muru, analis dari GlobalData, seperti dilansir Verdict, Selasa (11/10). Istilah musim dingin aset kripto ini merujuk kepada penurunan harga dalam periode yang berkepanjangan.

Sebagai bukti, saat artikel ini ditulis kapitalisasi pasar aset kripto pun hanya mencapai US$917 miliar. Padahal, market cap pada awal tahun (year-to-date/ytd) masih sekitar US$2,2 triliun.

Menurut Suneet Muru, fitur jembatan blockchain—juga dikenal sebagai jembatan lintas rantai—tetap menjadi tantangan teknis bagi banyak platform pertukaran aset kripto. Dia menyebut tidak sedikit peretas yang menargetkan fitur tersebut.

“Namun, itu juga bisa berfungsi sebagai panggilan bangun dalam jangka panjang bagi pertukaran untuk mengaudit sendiri kode mereka, memungkinkan kontrak pintar yang lebih aman dan lebih kuat menjadi fondasi untuk pengembangan di masa depan,” katanya.

BNB Chain, platform aset kripto milik Binance, dikabarkan mengalami peretasan, Jumat (7/10), menurut laporan CNN Business. Hacker dilaporkan mencuri dua juta token BNB mencapai US$570 juta.

Melalui akun Twitternya, Binance menyatakan akan menangguhkan jaringan blockchain pada BNB Smart Chain untuk sementara ini. 

“Dana Anda aman. Kami mohon maaf atas ketidaknyamananya,” begitu pernyataan resmi CEO Binance, Changpeng Zao.

Tren peretasan

ilustrasi hacker (unsplash.com/ Mika Baumeister)

Serangan pada jaringan Binance Smart Chain dianggap menunjukkan kelemahan dalam keuangan terdesentralisasi (decentralized finance) yang pada platform tersebut transaksinya dikendalikan oleh kode, demikian The Business Times.

“Kode perangkat lunak tidak pernah bebas bug,” ujar Zhao, dalam sebuah wawancara. Menurutnya, jembatan lintas rantai memang sangat rentan terhadap peretasan

Fitur jembatan lintas rantai biasanya menyimpan cadangan besar pelbagai koin kripto. Cadangan koin ini menarik perhatian peretas serta menjadi target utama pencurian, menurut Elliptic.

Menurut data dari perusahaan analisis blockchain tersebut, sampai Agustus 2022 aset sekitar US$1,83 miliar telah digasak dari jembatan blockchain. Sejumlah pencurian terbesar tahun ini termasuk kasus US$190 juta yang menimpa jembatasan Nomad, kerugian U$100 juta perusahaan Harmony, dan peretasan jembatan Ronin Axie Infinity senilai U$625 juta.

Menurut Head of Product Vulnerabilty Research Check Point, Oded Vanunu, peretas telah meningkatkan “permainan” mereka pada industri aset kripto ini.

“Kelompok peretas melakukan upaya besar pada tahun lalu untuk meretas titik ini yang menghubungkan jaringan dan mencari kerentanan terutama dalam kontrak pintar dan aset platform seperti jembatan," ujarnya.

Menurutnya, begitu peretas berhasil mengeksploitasi kerentanan pada platform atau ekosistem, mereka memiliki akses langsung dalam konteks jaringan blockchain.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Membuat Akun PayPal dengan Mudah, Tanpa Kartu Kredit!
UOB Sediakan Kartu Kredit Khusus Wanita, Miliki Nasabah 70 ribu
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Survei BI: Tren Harga Rumah Tapak Masih Naik di Awal 2024
Saksi Sidang Kasus Korupsi Tol MBZ Sebut Mutu Beton Tak Sesuai SNI