Riset: Bandung & Sleman Jadi Kota dengan Literasi Digital Tertinggi

Masyarakat RI menunjukkan kesiapan beralih ke digital.

Riset: Bandung & Sleman Jadi Kota dengan Literasi Digital Tertinggi
Ilustrasi ekonomi digital. Shutterstock/Insta_Photos
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Lazada Indonesia bersama Litbang Kompas baru saja mengeluarkan hasil studi mengenai indeks literasi dan transformasi ekonomi digital Indonesia. Laporan tersebut secara keseluruhan menggarisbawahi soal pemetaan serta potensi ekonomi berbasis internet di pelbagai daerah.

Dalam riset dimaksud, Lazada bersama Kompas menyusun indikator Indonesia Digital Economy Literacy Index (Indelix) untuk 514 kota dan kabupaten Indonesia. Indikator itu dibuat dengan dengan mengacu pada parameter enam dimensi, yakni infrastruktur, pemberdayaan masyarakat, pengadopsian inovasi dan teknologi, penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi, serta e-commerce.

Untuk mempertajam analisis, turut dilakukan survei kuantitatif tatap muka yang dilakukan di 9 kota dan 9 kabupaten dengan jumlah responden 1.200 orang. Pemilihan sejumlah kota dan dan kabupaten tersebut berdasar atas wilayah itu yang menunjukkan skor Indelix yang tinggi dalam skala 1-7.

Hasilnya, dalam kategori kota metropolitan, Bandung menjadi wilayah dengan skor Indelix tertinggi dengan poin mencapai 5,34. Setelahnya, diikuti kota Bekasi dengan skor 5,22, Jakarta Selatan 5,05, Depok 5,05, dan Tangerang Selatan 4,90.

Sedangkan, untuk kategori kabupaten. Sleman menjadi juaranya dengan skor Indelix sebesar 5,00. Di bawahnya, menyusul Sidoarjo dengan nilai indeks 4,30, Bekasi 4,25, Bandung 4,18, dan Gresik 4,04. Untuk kategori kota maupun kabupaten lainnya bisa disimak di grafis di bawah ini.

“Ekonomi digital merupakan tulang punggung pertumbuhan ekonomi Indonesia, sementara pemerataan literasi dan transformasi digital menjadi salah satu kunci percepatan pertumbuhan ekonomi,” kata Ferry Kusnowo, Direktur Eksekutif Lazada Indonesia, dalam rilis kepada media, dikutip Senin (30/1).

Menurutnya, studi ini diharapkan dapat memberikan gambaran ihwal literasi ekonomi digital di pelbagai daerah, serta bisa menjadi referensi bagi para pemangku kepentingan dalam mendorong ekosistem ekonomi digital yang inklusif.

Potensi ekonomi digital

Studi Indelix. Dok/Lazada Indonesia.

Menurut riset, bandung menjadi kota terdepan dengan potensi untuk menjadi wilayah yang maju secara digital. Kota lainnya yang memiliki tingkat potensi perkembangan digital yang juga baik, di antaranya Banda Aceh, Malang, Makassar, Surakarta, dan Medan. Sedangkan, kabupaten dengan tingkat potensi perkembangan digital yang masih kurang antara lain adalah Kabupaten Tabanan,  Kabupaten Gresik, dan Kabupaten Sleman.

Studi sama secara keseluruhan menunjukkan semua daerah telah menjadi wilayah dengan upaya digitalisasi yang baik atau telah menjadi daerah dengan digitalisasi yang baik. Namun, masih ada beberapa daerah yang butuh upaya ekstra untuk meningkatkan digitalisasinya, termasuk Kota Yogyakarta dan Balikpapan.

Pada aspek literasi, masyarakat menunjukkan kesiapan untuk berperan aktif sebagai agen perubahan dalam pengembangan ekonomi Indonesia. Survei menunjukkan warga Indonesia tingkat keinginan dan kesiapan yang cukup tinggi untuk beralih ke ekonomi digital, serta melakukan transaksi keuangan dan belanja kebutuhan sehari-hari. Di sisi lain, media sosial menjadi kanal yang paling sering diakses untuk mendapatkan informasi.

Sebagian besar responden mengaku sering menggunakan platform belanja online, termasuk e-commerce, untuk melakukan pembelian barang/ jasa, dengan penggunaan mobile banking sebagai bentuk transaksi pembayaran. Rekomendasi dari teman, rekan kerja, ataupun keluarga menjadi faktor berpengaruh dalam menentukan keputusan pembelian saat berbelanja online.

Hambatan yang memengaruhi tingkat kepuasan dalam berbelanja online , di antaranya layanan pelanggan yang belum memenuhi kebutuhan pembeli, serta kekhawatiran atas penipuan.

Studi sama menunjukkan secara umum warga RI puas terhadap upaya pemerintah dan swasta dalam mendukung digitalisasi ekonomi, baik dalam ikhtiar meningkatkan pengetahuan dan kemampuan TIK masyarakat maupun kualitas jaringan internet.

Menanggapi hasil studi, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Mohammad Rudy Salahuddin, mengatakan pemerintah memandang baik kemitraan dengan sektor swasta ataupun pemangku kepentingan lainnya demi terus mendorong perkembangan ekonomi digital Indonesia.

“Untuk memastikan inklusivitas dalam pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia, kita perlu mengimplementasi pemerataan tingkat  literasi  ekonomi digital di seluruh kota dan kabupaten di Indonesia,” katanya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M