Riset: Belanja Iklan Fintech RI Tertinggi di Asia Tenggara & Pakistan

Jumlah investasi iklan fintech RI mencapai Rp6,7 triliun.

Riset: Belanja Iklan Fintech RI Tertinggi di Asia Tenggara & Pakistan
Ilustrasi Fintech/Shutterstock metamorworks
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Indonesia termasuk negara yang memiliki perkembangan positif industri teknologi finansial (financial technology/fintech) di tingkat global. Menurut laporan terbaru dari AppsFlyer, tahun lalu Indonesia mendominasi investasi perusahaan fintech, dengan nilai belanja aplikasi menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara dan Pakistan.

Dalam laporan bertajuk “State of Finance App Marketing Southeast Asia & Pakistan 2022”, perusahaan-perusahaan fintech lebih condong untuk memfokuskan dana belanja iklan di Indonesia. Menurut riset ini, investasi iklan di Indonesia mencapai lebih dari Rp6,7 triliun. Angka tersebut dianggap setara dari 60 persen total biaya iklan di Asia Tenggara dan Pakistan.

“Hal ini menggarisbawahi besarnya potensi industri fintech di Indonesia serta semakin ketatnya kompetisi antar pemain industri fintech di pasar ini,” kata Anthony Loekita Harsono, Sales Manager Indonesia AppsFlyer, dalam keterangan kepada media, dikutip Jumat (17/6).

Laporan AppsFlyer ini disusun berdasar atas pengamatan terhadap 800 aplikasi keuangan di sejumlah negara seperti  Indonesia, Singapura, Thailand, Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Pakistan sepanjang tahun lalu.

Menurut Anthony, belanja investasi tersebut diperkirakan beriring dengan jumlah penduduk Indonesia yang belum memiliki akses ke layanan keuangan seperti perbankan.

Namun, di sisi lain, perilaku masyarakat yang melek digital serta situasi pandemi yang mendorong pemanfaatan teknologi telah berdampak ke transaksi. Menurut data Bank Indonesia, transaksi digital tahun lalu mencapai Rp35,1 triliun, atau meningkat 60 persen ketimbang tahun sebelumnya.

Aplikasi keuangan

Jirsak/Shutterstock

Laporan AppsFlyer turut menemukan bahwa aplikasi keuangan di Asia Tenggara dan Pakistan telah dipasang 689 juta kali.

“2021 merupakan tahun yang luar biasa bagi aplikasi keuangan baik di Asia Tenggara maupun di Indonesia. Tingginya antusiasme masyarakat terhadap fintech memberikan peluang besar bagi perusahaan fintech dan penyedia aplikasi keuangan untuk memperoleh pengguna-pengguna baru,” ujarnya.

Jumlah pemasangan aplikasi keuangan di Indonesia, khususnya di perangkat iOS, meningkat lebih dari dua kali lipat pada September 2021. Lalu, pada kuartal keempat tahun lalu, jumlah pembelian dalam aplikasi keuangan di iOS tumbuh menjadi 14,89 persen dari 12,07 persen. Sedangkan, aplikasi keuangan di Android membukukan pertumbuhan pembelian dalam aplikasi mencapai 14,5 persen dari 11,82 persen.

Menurut Anthony, ini menjadi waktu yang tepat bagi para pemasar untuk mengoptimalkan strategi pemasaran demi mendorong akuisisi pengguna.

AppsFlyer dalam laporan sama menyoroti sejumlah aspek soal pemasaran aplikasi keuangan. Pertama, kampanya remarketing akan menjadi pilihan pemasar dalam menarik kembali para pelanggan lama.

Kedua, terjadi penurunan tajam dalam retensi penggunaan aplikasi dalam dua minggu pertama setelah pemasangan aplikasi. Itu berlaku bagi pasar dengan tingkat loyalitas rendah. Ketiga, penipuan pemasangan aplikasi khususnya bot dan click flooding menjadi tantangan terbesar di Indonesia, Vietnam dan Filipina.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M