Jakarta, FORTUNE – Zipmex, bursa aset kripto yang sempat bermasalah, dikabarkan telah mencapai kesepakatan untuk diakuisisi V Ventures, entitas modal ventura Thoresen Thai, perusahan investasi asal Thailand.
Laporan cointelegraph, Selasa (6/12), menunjukkan kesepakatan pembelian itu muncul setelah kedua belah pihak melakukan negosiasi selama berminggu-minggu. V Ventures akan membeli 90 persen saham Zipmex dengan nilai US$100 juta dalam bentuk aset digital dan uang tunai. Zipmex ditawari US$30 juta dalam bentuk uang tunai, dan sisanya dalam aset kripto, berdasarkan dokumen sidang pengadilan di Singapura.
Kepada CoinDesk, juru bicara Zipmex menyatakan bahwa perincian kesepakatan tersebut bersifat rahasia.
Kabar akuisisi ini muncul beberapa minggu setelah media lokal melaporkan bahwa V Ventures dan Zipmex berada pada jalur yang tepat untuk meneken perjanjian pembelian mayoritas.
Menurut dokumen sidang pengadilan, Zipmex berencana menggunakan aset mata uang kripto yang diterimanya dari transaksi untuk membuka akun pelanggan yang sempat dibekukan pada April 2023.
Masalah Zipmex
Dilaporkan sebelumnya, Zipmex menghentikan penarikan dana pada platformnya pada Juli 2022 karena tersangkut masalah yang berada di luar kendalinya.
Zipmex disinyalir menjadi salah satu dari beberapa perusahaan aset kripto yang memberikan sentimen negatif terhadap pasar. Sebelumnya, platform pertukaran aset kripto itu dilaporkan gagal membayar pinjaman senilai US$53 juta kepada Babel Finance dan Celsius Network.
Selain membekukan penarikan pada Juli, perusahaan menempuh langkah restrukturisasi pada Agustus untuk memulihkan bisnis.
Zipmex, yang beroperasi di Thailand, Singapura, Indonesia, dan Australia, memulai proses restrukturisasi setelah mendapatkan perlindungan kreditur selama tiga bulan dari Pengadilan Tinggi Singapura.
Bursa aset kripto tersebut telah mengajukan permohonan perpanjangan moratorium hingga April 2023 untuk mendukung upaya restrukturisasi. Namun, permohonan tersebut masih menunggu pertimbangan pengadilan Singapura.
Meskipun menghadapi masalah besar, Zipmex masih terus menawarkan beberapa layanannya setelah sebagian pengguna melanjutkan penarikan. Menurut situsnya, pertukaran tersebut telah mengubah beberapa biaya penarikan serta daftarnya selama dua bulan terakhir.
Pemulihan aset
Group CEO dan Founder Zipmex, Marcus Lim, sempat mengatakan tengah membicarakan masalah pendanaan demi memulihkan kembali bisnis dan membangkitkan kepercayaan publik. Selain itu, dia juga menandatangani nota kesepahaman dengan investor, mengakselerasi proses uji kelayakan (due diligence), dan menambah investasi dari investor-investor lamanya.
“Zipmex kini tengah melakukan penjajakan peluang investasi dari investor-investor dari Indonesia serta investor berskala global untuk mendapatkan komitmen pendanaan bagi para pengguna kami di Indonesia dalam waktu dua bulan ke depan,” kata Marcus dalam keterangan resminya pada September.
Pada saat sama, Zipmex menyampaikan komitmen untuk bertanggung jawab terhadap keberlanjutan platform aset kriptonya. Marcus menyatakan platform itu berupaya memenuhi tanggung jawabnya secara transparan, serta berkomitmen melindungi seluruh aset dan memberikan layanan terbaik bagi pengguna.
“Kami menegaskan komitmen perusahaan sebagai platform perdagangan aset kripto yang berusaha memulihkan bisnis serta kepercayaan masyarakat melalui langkah-langkah strategis kami,” kata Lim. Zipmex mengaku telah melakukan audiensi dengan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).
Zipmex mendepositkan aset digital di sejumlah mitra bisnis ternama, seperti Babel Finance dan Celsius. Itu dilakukan sejak operasi ZipUp+, fitur yang memungkinkan pengguna Zipmex untuk mengumpulkan bonus harian dengan menyimpan aset kriptonya di Z Wallet.
Akan tetapi, Celsius dan Babel Finance pada Juni 2022 menangguhkan penarikan dari platform mereka. Zipmex pun sempat menghentikan sementara transfer antara Z Wallet dan Trade Wallet pada 20 Juli demi mencegah volatilitas jangka pendek.
Zipmex Group lantas mengajukan permintaan moratorium di Pengadilan Singapura sehubungan dengan pengelolaan keuangan grup. Pengajuan ini merupakan ‘aplikasi moratorium utang’ demi perpanjangan jangka waktu penyelesaian masalah untuk strategi yang lebih kuat dan solutif bagi semua pihak.
“Secara hukum, hal ini tidak mempengaruhi pelaksanaan bisnis sehari-hari Zipmex di Indonesia,” ujar Marcus.
Menurutnya, pelanggan Zipmex di Indonesia sudah dapat melakukan penarikan sejumlah aset kripto di trade wallet sejak akhir Juli. Langkah tersebut diikuti dengan upaya pendistribusian aset dari Z Wallet ke Trade Wallet sejak Agustus.