Survei CoinGecko Ungkap Tren NFT, Mayoritas Warga Koleksi Aset Digital

Sebagian besar responden sudah lama mengenal NFT.

Survei CoinGecko Ungkap Tren NFT, Mayoritas Warga Koleksi Aset Digital
NFT Bored Ape 4873 dilihat dari layar smartphone. Shutterstock/Mundissima
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – CoinGecko, situs pengumpul data aset kripto, merilis hasil survei mengenai tren aset yang tidak dapat dipertukarkan (non-fungible token/NFT) yang populer setahun belakangan. Pasar NFT diperkirakan masih akan prospektif beberapa tahun mendatang.

Dalam laporan bertajuk NFT Survey Report Maret 2022, CoinGecko menyebut minat terhadap NFT meningkat sejak tahun lalu. Total volume perdagangan NFT bahkan mencapai puncak pada Agustus 2021, yakni US$5 miliar atau lebih dari Rp72 triliun.

“Sejak saat itu, pasar telah sedikit turun, tapi NFT masih menjadi kata kunci terpanas dan terus menghiasi berita utama baik di dalam maupun di luar semesta kripto,” begitu bunyi pengantar laporan CoinGecko, dikutip Jumat (29/4).

Menurut data dari cryptoslam, pelacak pasar NFT, Maret tahun ini hanya 635 ribu orang membeli NFT dengan harga rata-rata sekitar US$427. Sebagai perbandingan, pada Januari ada 948 ribu investor yang menebus NFT dengan harga rata-rata US$659.

Adopsi NFT

Survei CoinGecko. Dok/CoinGecko.

Dalam laporan sama terungkap soal tren adopsi NFT secara global. CoinGecko melakukan jajak pendapat terhadap 871 responden melalui Twitter Poll, 30 Maret sampai 2 April 2022.

Menurut survei, 72 persen responden mengaku saat ini sedang mengoleksi NFT. Bahkan, lebih dari 50 persen menyatakan diri memiliki 5 aset digital atau lebih.

Hampir sebagian besar responden telah mengetahui tentang aset digital tersebut dalam waktu yang cukup lama. Jajak pendapat menunjukkan 40 persen responden mengaku sudah terekspos dengan NFT lebih dari setahun.

Sebagai catatan tambahan, responden survei ini sebagian besar atau 38,8 persen berasal dari Asia Pasifik, diikuti Eropa 31,7 persen, Amerika Utara/Selatan 18,3 persen, dan Afrika 11,2 persen.

Sedangkan, dari sisi umur, 45,2 persen responden di antaranya berusia 30 sampai 50, lalu 43,6 persen responden berusia 18 sampai 30.

Prospek NFT

Survei CoinGecko. Dok/CoinGecko.

Survei tersebut turut memperlihatkan koleksi NFT responden. Hasilnya, 35,8 persen responden mengaku mengoleksi NFT dalam bentuk gim atau metaverse. Setelahnya, diikuti NFT foto profil 27,4 persen, seni 25,3 persen, dan lain-lain 11,5 persen.

“Dengan sebagian besar responden atau pemilik NFT tinggal di wilayah Asia Pasifik, hasilnya mungkin tidak mengejutkan mengingat dominasi NFT game and finance (GameFi) di Asia,” katanya.

CoinGecko lantas menaksir pasar metaverse dalam dua tahun ke depan nilainya bahkan bisa mencapai US$800 miliar atau lebih dari Rp11.580 triliun.

Platform gim tampaknya bakal menjadi titik masuk NFT bagi kebanyakan orang, menurut laporan CoinGecko.

Untuk perbandingan saja, Morgan Stanley memperkirakan metaverse dapat menghadirkan peluang US$8 triliun atau sekitar Rp114.000 triliun. Perusahaan bank investasi dan jasa keuangan multinasional AS itu memperkirakan metaverse bakal menjadi generasi baru media sosial, streaming, dan platform gim.

Survei adopsi NFT di Indonesia

Ilustrasi NFT Shutterstock/Troggt

Populix, perusahaan riset pasar, belum lama ini juga merilis laporan soal tren adopsi NFT di Indonesia. Dalam laporan berjudul Indonesian Modern Consumption, di dalamnya terdapat pembahasan mengenai NFT.

Menurut laporan, hanya sepertiga responden Indonesia yang mengetahui NFT. Sisanya, mayoritas atau 51 persen responden, tidak akrab dengan aset digital tersebut dan 16 persen responden tidak yakin.

Laporan itu menyatakan hanya 4 dari 10 orang yang familiar dan mengikuti perkembangan NFT. Di saat bersamaan, mayoritas responden hanya pernah mendengar soal aset digital dimaksud.

Lalu, hanya 38 persen responden yang pernah membeli NFT, ketimbang 62 persen sebaliknya. Dari sekian banyak yang pernah menebus NFT, 44 persen di antaranya dalam bentuk various online item NFT, gim video (39 persen), fesyen virtual (31 persen), seni (24 persen), dan musik (24 persen).

Namun, laporan Populix menyoroti prospek NFT yang bakal berkelanjutan di masa depan. Sebanyak 44 persen responden optimistis aset digital itu masih akan menjadi tren dalam lima tahun ke depan.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra Otoparts Bagi Dividen Rp828 Miliar, Simak Jadwalnya
IKN Menjadi Target Inovasi yang Seksi bagi Investor Luar Negeri
Pemerintah Sudah Tarik Utang Rp104,7 Triliun Hingga 31 Maret 2024
Museum Benteng Vredeburg Lakukan Revitalisasi Senilai Rp50 Miliar
Pemerintah Realisasikan Rp220 T Untuk 4 Anggaran Prioritas di Q1 2024
ERAL Kolaborasi dengan DJI dan Fujifilm di Kampanye Motion Creativity