Tanpa Potong Gaji, Ribuan Pekerja Inggris Mulai Kerja 4 Hari Seminggu

Kerja 4 hari diyakini positif bagi karyawan & perusahaan.

Tanpa Potong Gaji, Ribuan Pekerja Inggris Mulai Kerja 4 Hari Seminggu
Pekerja Kantoran Saat Jam Makan Siang di Canary Wharf, London. Shutterstock/Viiviien
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Lebih dari 3.300 pekerja di Inggris terlibat dalam eksperimen sistem empat hari kerja dalam seminggu. Dalam uji coba yang diikuti oleh 70 perusahaan dan akan berlangsung selama enam bulan hingga Desember 2022, gaji para pekerja tetap utuh.

Kegiatan tersebut digelar oleh 4 Day Week Global dengan menggandeng thinktank Autonomy, 4 Day Week Campaign, dan para peneliti dari Universitas Cambridge, Universitas Oxford, dan Boston College.

“Seiring keluarnya kita dari pandemi, semakin banyak perusahaan yang menyadari batas baru persaingan adalah kualitas hidup. Jam kerja yang dikurangi dan berfokus pada hasil adalah sarana untuk memberi mereka keunggulan kompetitif,” kata Joe O'Connor, Kepala Eksekutif 4 Day Week Global, seperti dikutip dari Fortune.com, Selasa (7/6).

Meski hanya bekerja 80 persen dari jam kerja normal, para pekerja tersebut mesti mempertahankan produktivitasnya secara penuh.

Puluhan perusahaan yang terlibat dalam uji coba dimaksud berasal dari sejumlah sektor, seperti pendidikan, konsultasi, perbankan, perumahan, ritel, serta makanan dan minuman.

Perubahan budaya kerja

Shutterstock/YP_Studio

Pandemi dianggap telah mempercepat perubahan budaya kerja, termasuk adopsi pola kerja jarak jauh. Sejumlah perusahaan, seperti Unilever, Panasonic, dan Microsoft telah menggulirkan inisiatif untuk melakukan uji coba empat hari kerja. Langkah ini merupakan bagian dari peninjauan ulang atas bagaimana hubungan pengusaha dan karyawan.

Unilever masih melakukan uji cobanya, sedangkan Panasonic telah menjadikan empat hari kerja dalam seminggu sebagai pilihan bagi karyawan di Jepang. Sementara itu, Microsoft menyebut produktivitas kerja meningkat bahkan mencapai 40 persen selama masa percobaan.

Dikutip dari The Guardian, Charity Bank menyatakan antusiasmenya untuk menjadi salah satu bank pertama di Inggris yang menerapkan kerja empat hari dalam seminggu. Menurut Ed Siegel, Kepala Eksekutif Charity Bank, transisi kerja baru tersebut tampaknya akan menjadi langkah wajar perusahaan.

“Kami sangat yakin bahwa empat hari seminggu tanpa perubahan gaji atau tunjangan akan menciptakan tenaga kerja yang lebih bahagia dan akan memiliki dampak positif yang sama pada produktivitas bisnis, pengalaman pelanggan, dan misi sosial kami,” ujarnya.

Sementara itu, Juliet Schor, ahli sosiologi di Boston College dan peneliti utama dalam uji coba tersebut, menyatakan kegiatan ini sebagai "percobaan bersejarah". Menurutnya, tim peneliti akan menganalisis ihwal karyawan menanggapi hari libur ekstra, dalam hal stres dan kelelahan, kepuasan kerja dan hidup, kesehatan, tidur, penggunaan energi, perjalanan, dan sejumlah aspek kehidupan lain.

“Empat hari seminggu umumnya dianggap sebagai kebijakan tiga kali lipat, membantu karyawan, perusahaan, dan iklim. Upaya penelitian kami akan menggali semua ini,” katanya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra Otoparts Bagi Dividen Rp828 Miliar, Simak Jadwalnya
IKN Menjadi Target Inovasi yang Seksi bagi Investor Luar Negeri
Pemerintah Sudah Tarik Utang Rp104,7 Triliun Hingga 31 Maret 2024
Museum Benteng Vredeburg Lakukan Revitalisasi Senilai Rp50 Miliar
Pemerintah Realisasikan Rp220 T Untuk 4 Anggaran Prioritas di Q1 2024
ERAL Kolaborasi dengan DJI dan Fujifilm di Kampanye Motion Creativity