Titah Elon Musk: Pengguna Twitter “Centang Biru” Mesti Bayar Langganan

Biaya langganan Twitter Blue US$20.

Titah Elon Musk: Pengguna Twitter “Centang Biru” Mesti Bayar Langganan
Elon Musk mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi Twitter, Senin (25/4). Shutterstock/Sergei Elagin
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Elon Musk langsung membuat gebrakan usai sah menuntaskan akuisisi platform media sosial Twitter pada pekan lalu. Kini, pria tersebut, yang juga CEO Tesla dan orang terkaya di dunia versi Forbes, dikabarkan mengenakan biaya yang lebih mahal untuk Twitter Blue, layanan yang menawarkan akses ekslusif hingga fitur premium.

Semula, biaya perlangganan Twitter Blue mencapai US$4,99 atau lebih dari Rp77.000. Namun, sebagaimana dikutip dari The Verge, Jumat (31/10), Musk dikabarkan meminta kenaikan biaya berlangganan layanan premium itu menjadi US$19,99 atau lebih dari Rp311.000.

Di dalam aturan paket saat ini, pengguna Twitter Blue akan memiliki waktu 90 hari untuk membayar biaya berlangganan. Jika tidak, akun mereka akan kehilangan tanda prestisius tersebut.

Musk telah mendesak karyawan Twitter untuk meluncurkan paket baru Twitter Blue ini pada 7 November. Dia bahkan dikabarkan mengancam untuk memecat para pekerja platform yang tidak mengerjakan proyek tersebut.

Sebelumnnya, Casey Newton dari platformer, melaporkan Twitter tengah mempertimbangkan untuk mengenakan biaya pada verifikasi akun. Meski demikian, seorang juru bicara Twitter tidak menanggapi permintaan komentar atas kabar tersebut.

Di Twitter, tanda centang baru ini dilihat sebagai status. Untuk beroleh verifikasi tersebut, seorang pengguna mesti terkenal, asli, dan aktif. Beberapa warganet yang menggunakan centang biru ini memiliki posisi, mulai dari pejabat pemerintah, perwakilan brand, organisasi berita dan jurnalis, aktivis, selebriti, hingga atlet.

Aliran pendapatan

Ilustrasi Twitter. Shutterstock/Rokas Tenys

Twitter Blue, yang baru diluncurkan pada tahun lalu, adalah layanan berlangganan yang menawarkan beberapa fasilitas premium, termasuk memungkinkan pengguna untuk membatalkan tweet, membaca berita bebas iklan, mengedit tweet yang dipublikasikan, mengunggah video hingga 10 menit, dan lain-lain, demikian laman CNET.

Namun, setelah beberapa kuartal layanan itu dirilis, laporan keuangan Twitter menunjukkan iklan tetap menjadi sumber pendapatan perusahaan. Di sisi lain, Elon Musk dikabarkan ingin meningkatkan kontribusi langanan mencapai setengah dari pendapatan Twitter secara keseluruhan.

Upaya untuk mengenakan biaya berlangganan ini menjadi bagian dari strategi Twitter untuk melakukan verifikasi akun pengguna.

“Seluruh proses verifikasi sedang diubah sekarang", kata Musk dalam cuitannya, Minggu (30/10), seperti dilansir dari Reuters. Namun, ia tidak memerinci lebih lanjut perihal perubahan proses verifikasi dimaksud.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi