Ada 70% Perusahaan Gagal Bertransformasi Digital, Ini Penyebabnya

Ini contoh 2 perusahaan yang gagal bertransformasi digital.

Ada 70% Perusahaan Gagal Bertransformasi Digital, Ini Penyebabnya
ilustrasi menerapakan bisnis digital (unsplash.com/Ruthson Zimmerman)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Riset dari Boston Consulting Group mengungkapkan bahwa ada 70 persen transformasi digital yang dilakukan oleh perusahaan global mengalami kegagalan. Kegagalan transformasi digital ini ternyata tidak hanya dialami oleh bisnis konvensional, bahkan perusahaan teknologi pun juga banyak yang mengalami kegagalan.

Selain itu, tim dari McKinsey juga mengungkapkan, bagian tersulit dari transformasi digital bukanlah menentukan apa saja yang harus dilakukan, tetapi bagaimana melakukannya.

Kurangnya keterlibatan karyawan, dukungan dari tim manajemen yang kurang memadai, skill gap antara kemampuan karyawan dengan tools yang digunakan, serta kurangnya kolaborasi dan komunikasi antar divisi, menjadi penyebab pada perusahaan yang gagal melakukan transformasi digital. Beberapa penyebab kegagalan tersebut mengindikasikan bahwa, faktor utama dalam kegagalan transformasi digital terletak pada manajemen dan kesiapan karyawan.

Ini contoh 2 perusahaan yang gagal bertransformasi digital

Blackberry Bold 9780 yang dirilis pada 2010. Shutterstock/Andrey Blumenfeld

Namun yang menjadi pertanyaan, bagaimana cara perusahaan menentukan strategi dan arah transformasi digital yang efisien? Kita bisa menemukan pelajaran dan temukan jawabannya dari 2 perusahaan yang gagal dalam bertransformasi digital.

BlackBerry atau yang dulunya dikenal dengan nama perusahaan Research In Motion (RIM) didirikan pada tahun 1984 menjadi contoh gagalnya transformasi digital. BlackBerry meluncurkan ponsel genggam pertamanya di tahun 2000, namun pada tahun 2007 mulai mengalami penurunan interest dari pasar.

BlackBerry bahkan sempat menjadi raksasa ponsel dengan lebih dari 85 juta pengguna dan menguasai 50 persen pasar penjualan ponsel di dunia. Namun kejayaan BlackBerry ini hanya bertahan sementara, dan BlackBerry kehilangan lebih dari setengah nilai pasarnya dalam 2 tahun.

Kegagalan BlackBerry yang paling diingat banyak orang karena kalah bersaing dengan inovasi Android dan IOS yang sedang berkembang pesat. Namun sedikit yang mengetahui bahwa dibalik kegagalan utama tersebut, BlackBerry sebenarnya gagal beradaptasi dengan teknologi dalam menghadapi pesaing. Seperti diketahui, BlackBerry terlihat bertahan dengan model handphone qwerty saat ponsel lain sudah menggunakan layar sentuh.

Berikutnya, Yahoo. Kemunduran Yahoo! yang masif dimulai ketika perusahaan itu enggan diakuisisi oleh Google dan Facebook. Selain itu fitur-fitur dalam Yahoo, yang dimiliki oleh kompetitor search engine yang kurang diperhatikan oleh Yahoo juga menjadi bumerang.

Kegagalan yang membuat Yahoo dilupakan oleh penggunanya adalah ketika Google mampu digunakan dalam mobile. Sedangkan Yahoo masih digunakan lewat desktop. Hal ini membuat Yahoo kehilangan fokus bisnisnya dalam menghasilkan revenue dan menargetkan market yang sesuai. 

Pentingnya memiliki visi bisnis dalam kompetisi yang masif juga menjadi hal yang patut diperhatikan pelaku usaha. Karena tanpa bisnis fokus yang jelas disertai target market yang tepat, perusahaan akan kesulitan untuk menentukan unique selling point yang ingin ditonjolkan.

Ini 3 penyebab utama perusahaan gagal bertransformasi digital

Ilustrasi kerja tim/Pixabay

Berikut adalah 3 penyebab utama mengapa perusahaan gagal mencapai target transformasi digital.

1. Company culture yang tidak ramah perubahan dan kolaborasi

Change management menjadi komponen kunci dalam mewujudkan perubahan kultur yang berhasil,. Karena change management akan secara tidak langsung menyaring orang-orang yang resisten dengan perubahan dan orang-orang yang mau beradaptasi untuk nantinya diberi kesempatan pelatihan atau kursus yang relevan dengan skillnya.

2. Business goal yang kurang jelas berimbas pada pemilihan teknologi yang salah

Tanpa visi yang jelas, perusahaan juga akan berakhir dengan konsep kekurangan dana, akibat berusaha mengadaptasikan banyak teknologi yang belum tentu dibutuhkan oleh karyawan maupun dalam business process.

Untuk itu, tentukan business goals yang jelas sebelum menentukan inistiatif yang dikerjakan, karena inisiatif sebagus apapun akan berakhir dengan arah yang berbeda jika tidak dinaungi oleh arah yang jelas. Setelah itu barulah tentukan teknologi apa yang benar-benar dibutuhkan untuk mengefisiensikan pekerjaan dan meningkatkan pelayanan pada customer.

‍3. Kurangnya skill digital pada karyawan atau tidak mempekerjakan talent yang tepat

Menemukan orang yang tepat dengan skill dan culture fit perusahaan anda memang menjadi tantangan yang cukup besar. Anda harus menemukan talent digital yang mampu menyadari apa yang kurang atau apa yang salah dari inisiatif yang sedang berjalan.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Buka Rekening Bank Mandiri Online, Praktis dan Cepat!
4 Cara Download Video CapCut Tanpa Watermark Terbaru 2024
Daftar Orang Terkaya di Dunia Terbaru 2024, Siapa Saja?
Apa itu Monkey Business? Ini Ciri-ciri dan Cara Menghindarinya
Hobi Melancong Usai Pandemi, Makau Lirik Potensi Wisatawan RI
Kronologi Penyitaan 9 Mobil Milik Pengusaha Malaysia Versi Bea Cukai