Potensi Besar Fintech dan Metaverse pada Bisnis Masa Depan

69% bisnis telah mengimplementasikan metaverse.

Potensi Besar Fintech dan Metaverse pada Bisnis Masa Depan
"Blooming Future" oleh Timo Helgert/Dok. Honor
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Financial technology (FinTech) dan Metavers digadang-gadang menyimpan potensi besar bagi keberlangsungan bisnis di masa depan. Hal tersebut diungkapkan oleh riset yang dilakukan oleh Meta dan Bain & Company Indonesia di tahun 2022 bertajuk Southeast Asia’s Digital Consumers.

Riset tersebut mengungkapkan, sejumlah pelaku bisnis di Asia Tenggara sudah mulai melihat potensi panjang dari metaverse di 10 hingga 15 tahun mendatang. Oleh sebab itu, sejumlah pelaku bisnis sudah mulai menggeser pola bisnisnya.

“Di masa mendatang, kita akan mulai melihat bagaimana (metaverse) itu dapat membantu mendorong bisnis ke depan, melalui realitas virtual yang benar-benar imersif,” tulis riset tersebut dikutip di Jakarta, Senin (12/9).

54 persen responden telah menggunakan fintech

Ilustrasi Digital Banking. (ShutterStock/PopTika)

Dalam laporan tersebut mencatat 54 persen responden di Asia Tenggara telah menggunakan fintech dalam setahun terakhir. Varisi dan persentase pemakaian fintech paling besar ialah penggunaan e-wallet dan internet banking masing-masing 45 persen.

Sedangkan 14 persen lainnya mengaku menggunakan aplikasi pengiriman uang dan 14 persen lainnya menggunakan paylater. Selain itu, terdapat 12 persen responden mengaku gemar menggunakan aplikasi neobank atau bank digital.

69 persen telah mengimplementasikan metaverse

"Sailing Through Time" oleh Yunuene/Dok. Honor

Tak hanya fintech, dunia virtual seperti metaverse juga dilaporkan telah digunakan oleh 69 persen responden di Asia Tenggara.

Variasi dalam jenis teknologi terkait metaverse yang digunakan di Asia Tenggara yakni cryptocurrency sebanyak 44 persen, augmented reality (AR) sebanyak 31 persen, dan dunia virtual sebanyak 29 persen. Sedangkan untuk NFT tercatat sebanyak 23 persen, dan untuk VR lainnya sebesar 22 persen responden.

“Bisnis tradisional harus mempelajari kembali tesis pasar baru dan mengadopsi teknologi baru untuk bertahan hidup.” kata Pendiri dan CEO Grup Bitkub Capital Group Holdings Co., Ltd Jirayut Srupsrisopa dikutip dalam laporan tersebut.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M