5 Perusahaan Raksasa Ramaikan Bisnis Pusat Data

Baik BUMN maupun swasta, semua masuki bisnis data center.

5 Perusahaan Raksasa Ramaikan Bisnis Pusat Data
Ilustrasi pusat data. (Shutterstock/Gorodenkoff)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Bisnis pusat data atau data center semakin ramai oleh perusahaan besar, baik milik pemerintah maupun swasta. Bahkan, beberapa grup konglomerasi juga ikut menggeluti bidang usaha tersebut.

Pusat data menjadi salah satu bisnis seksi karena potensinya di masa depan. Penelitian milik Structure Research pun memproyeksikan kenaikan tahunan 22 persen di pasar data center Tanah Air. Bahkan pada 2025, kapasitas pusat data yang didirikan di Jakarta diperkirakan akan mencapai 198,5 megawatt.

Ditambah lagi, performa pemain yang mumpuni walau di tengah pandemi Covid-19. PT DCI Indonesia (DCII) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk contohnya.

Mengutip laporan keuangan 2020, Rabu (8/9), DCII mencatatkan kenaikan pendapatan 55 persen ketimbang 2019. Laba tahunan perusahaan pun meningkat 71,7 persen pada periode yang sama.

Telkom pun melaporkan adanya peningkatan pendapatan berkat bertumbuhnya bisnis menara telekomunikasi, layanan A2P, serta data center, berdasar laporan yang dikutip IDN Times. Menurut perseroan, permintaan terhadap pusat data meningkat signifikan karena kenaikan aktivitas bisnis digital.

Belum lagi, dengan adanya rentetan investasi pusat data raksasa teknologi asing di Indonesia, seperti Alibaba, AWS, Google, Microsoft, dan Tencent.

Sejumlah perusahaan lokal pun terjun ke bisnis pusat data. Ada yang baru mau memulai, ada pula yang sudah menekuni bisnis itu beberapa tahun lamanya.

Siapa sajakah mereka? Simak daftar perusahaan besar yang menggeluti bisnis pusat data berikut.

1. Grup Sinarmas

Perusahaan properti Grup Sinarmas, PT Bumi Serpong damai Tbk (BSDE) mengungkapkan ketertarikannya untuk menekuni bisnis pusat data. Dalam paparan publik secara daring (Public Expose Live), Selasa (7/9), Presiden Direktur BSDE, Franciscus Xaverius Ridwan Darmali mengungkapkan rencana tersebut.

Saat ini, perusahaan sedang dalam tahap peninjauan dan telah mendiskusikan rencana investasi di bisnis itu dengan sejumlah mitra strategis. Perusahaan itu berencana akan menyuntikkan modal bersama para mitra.

“Pusat data itu salah satu komponen dari semua tatanan platform digital. Dengan begitu, itu akan menjadi satu hal penting kalau kami juga berinvestasi di bidang tersebut,” ujarnya.

2. Lippo Group

Lewat anak usaha PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), Lippo Group juga sudah menerjunkan diri ke bisnis pusat data. Bisnis itu terwujud melalui PT Graha Teknologi Nusantara (GTN), perusahaan patungan antara MLPT, Mutsui & Co Ltd (Mitsui), dan Mitsui Knowledge Industry Co Ltd.

Pusat data GTN berlokasi di Lippo Cikarang. Fasilitas itu dibangun dengan standardisasi Jepang, tersertifikasi oleh ANSI/TIA-942, serta berlevel 4 untuk para pelanggan. Mengutip situs resmi GTN, pelanggannya telah melampaui 50 dengan lebih dari 8 penyedia jaringan.

3. Salim Group

CEO Salim Group, Anthoni Salim, menguasai 11,12 persen saham DCII. Persentase itu meningkat dari 3,03 persen setelah Anthoni menambah kepemilikan saham sebesar Rp1,02 triliun.

Pada Juni 2021, DCII baru meresmikan fasilitas pusat data yang keempat di Bekasi dan menambah total kapasitas menjadi 37 megawatt. Melansir Nikkei Asia, klien DCII terdiri dari tiga penyedia layanan komputasi awan global top, tujuh e-commerce terbesar Indonesia dan Asia Tenggara, 100 penyedia layanan keuangan, dan 30 perusahaan telekomunikasi.

Salim Group memang mulai memasuki ranah bisnis digital lewat investasi di berbagai perusahaan, seperti Elang Mahkota Teknologi dan inkubator startup Blok 71.

4. Grup Djarum

Grup Djarum memasuki bisnis pusat data dengan mengakuisisi PT Iforte Solusi Infotek melalui PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo)--anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk--pada 2015. Grup Konglomerasi Keluarga Hartono itu mengambil alih 100 persen saham iForte.

5. Telkom

Pada 2000, Telkom melalui Telkomsigma mengakuisisi PT German Centre Indonesia (CGI) hingga memperoleh fasilitas modern di Serpong, Tangerang. 

Mengutip situs resmi Telkomsigma, anak usaha Telkom itu telah memiliki lebih dari 10 solusi pusat data di tingkat III dan IV, lebih dari 10 penyedia jaringan, lebih dari 700 perangkat dimonitor, serta lebih dari 120 pakar terkait pusat data.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M