6 Tren Twitter yang Penting Bagi Pemasar Digital

Dapat menyukseskan kampanye digital merek.

6 Tren Twitter yang Penting Bagi Pemasar Digital
Aplikasi Twitter. (Shutterstock/Sattalat Phukkum)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Beda media sosial, beda karakter penggunanya. Satu lelucon yang membuat pengguna Twitter terpingkal-pingkal belum tentu memiliki efek serupa terhadap pengguna Instagram. Pada akhirnya, masing-masing karakteristik pengguna media sosial berpengaruh pada strategi pemasaran digital tiap merek.

Perbedaan karakteristik tiap pengguna medsos didukung oleh riset kolaborasi antara Universitas Pennsylvania, King’s College London, dan perwakilan Twitter, IBM Watson dan Skyscanner (2017). Penelitian itu meninjau data 100 ribu pengguna Twitter, Facebook, Instagram, dan LinkedIn menggunakan laman about.me.

“Riset kami menunjukkan, jejaring medos berbeda mempunyai kebiasaan yang berbeda dan karakter para pengguna berperilaku sesuai dengan kebiasaan tersebut,” tulis pemimpin penelitian, Dongwon Lee dan Nishanth Sastry, dikutip dari Phys.org.

Mari kuliti karakteristik pengguna Twitter itu. 

Karakteristik Pengguna Twitter

Orang-orang mendatangi Twitter untuk membicarakan hal-hal yang mereka sukai. Dari hiburan, berita, olahraga, fesyen, hingga hobi. Berdasar atas data Cultural Relevance Research (2019) oleh Kantar, korelasi antara relevansi budaya dan pendapatan merek melampaui 73 persen.

Dengan menganalisis jutaaan percakapan di Twitter, pemilik merek dapat memahami tren dan budaya yang berkembang—yang pada akhirnya berdampak positif pada bisnis mereka.

Tren Twitter yang Penting Bagi Pemasar Digital

Twitter akhirnya bekerja sama dengan Circus Social untuk menganalisis jutaan cuitan para pengguna dari Juli 2018 hingga Juni 2021, lalu melaporkannya dalam laporan The Conversation: Twitter Trends. Hasilnya, ada enam tren yang dapat membuat jenama lebih memahami pembicaraan para pengguna Twitter.

- Wellbeing

Percakapan terkait kesehatan bertumbuh lebih dari 17 persen dalam tiga tahun terakhir. Dua subtopik utama yang tengah meningkat di dalamnya, yakni perawatan diri (lebih dari 23 persen) dan kesehatan mental (lebih dari 17 persen).

- Creator Culture

Percakapan seputar dunia kreator juga melambung lebih dari 33 persen dalam periode yang sama. Para seniman digital ramai-ramai membagikan dan mempromosikan karya masing-masing. Subtopik yang bertumbuh, yakni: calon kreator (34 persen), para kreator yang sadar bahwa mereka adalah seniman (lebih dari 29 persen), serta kreativitas dari rumah (lebih dari 50 peren).

- Everyday Wonder

Topik yang satu ini meningkat melampaui 19 persen karena orang Indonesia tengah belajar menghadapi masa kini dan optimistis tentang masa depan. Pelarian secara imajinatif bertumbuh (lebih dari 30 persen), pun dengan cuitan seputar astrologi (lebih dari 33 persen), begitu juga dengan kisah legenda atau mistis (lebih dari 20 persen).

- One Planet

Percakapan seputar lingkungan ini mengalami kenaikan lebih dari 26 persen, khususnya terkait perubahan iklim dewasa ini. Bagi para pengguna Twitter, percakapan dengan topik tersebut membuat krisis iklim terasa lebih dekat dengan para pengguna.

- Tech Life

Pandemi mengakselerasi percakapan seputar teknologi, sampai bertumbuh lebih dari 89 persen. Secara khusus, percakapan tentang e-commerce melonjak lebih dari 254 persen; pun begitu dengan pengetahuan baru berbasis teknologi (lebih dari 38 persen).

- My Identity

Diskusi mengenai identitas diri telah melambung lebih dari 10 persen pada 2020 hingga 2021. Aktivitas kelompok penggemar juga menggeliat lebih dari 12 persen, begitu pula dengan pembicaraan seputar etika personal dan nilai diri.

Yang Harus Dilakukan oleh Merek

Dengan mempelajari masing-masing topik yang menjadi tren itu, brand—khususnya pemasar digitalnya—dapat menyusun kampanye tersendiri. Misal, jenama dapat membuat kampanye untuk meningkatkan kesadaran pengguna akan hobi ataupun nilai pada dirinya.

Contoh sederhananya, e-commerce yang hampir rutin mengundang idola asal Korea Selatan (Korsel) pada tiap festival belanja daring yang jatuh pada tanggal kembar. Dengan strategi itu, mereka dapat menyukseskan kampanye lewat keterlibatan para penggemar di Twitter.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar BRImo Secara Online Tanpa ke Bank, Ini Panduannya
Jumlah Negara di Dunia Berdasarkan Keanggotaan PBB
Erick Thohir Buka Kemungkinan Bawa Kasus Indofarma ke Jalur Hukum
Saat Harga Turun, Edwin Soeryadjaya Borong Saham SRTG Lagi
Lampaui Ekspektasi, Pendapatan Coinbase Naik Hingga US$1,6 Miliar
Mengenal Apa Itu UMA pada Saham dan Cara Menghadapinya