GK - Plug and Play: Lanjut Investasi Meski Pandemi

Perusahaan terlibat dalam 35 investasi sejak 2017.

GK - Plug and Play: Lanjut Investasi Meski Pandemi
Wesley Harjono, Managing Partner dari GK - Plug and Play. (GK - Plug and Play)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Hadir di Indonesia sejak 2016, GK - Plug and Play telah bermitra dengan 10 perusahaan ternama seperti Astra International, Indo Tambangraya Megah (ITM), Bank Central Asia, Sinar Mas, dan Sequis Life.

GK - Plug and Play sendiri merupakan gabungan dari platform inovasi Plug and Play dan aliansi investasi infrastruktur dan teknologi Gan Kapital (GK). Secara global, Plug and Play menaungi lebih dari 38 ribu startup, lebih dari 500 mitra korporasi, dan 18 industri vertikal.

Sementara di Indonesia, GK - Plug and Play telah mendanai lebih dari 30 startup dan mengakselerasi lebih dari 120 startup. Perusahaan rintisan yang GK Plug and Play danai berasal dari berbagai industri, begitu pula dengan mitra korporasinya.

“Tapi banyak dari industri keuangan, supply chain ataupun logistik, juga ada beberapa dari sektor agrikultur,” kata Managing Partner GK - Plug and Play, Wesley Harjono, dalam sesi wawancara khusus dengan sejumlah media, Selasa (24/8).

1. Fokus Bangun Ekosistem Vertikal di Indonesia

Sejak aktif menanamkan modal pada 2017, GK - Plug and Play sudah terlibat dalam sekitar 35 investasi. Awalnya, nominal investasinya US$50 ribu (sekitar Rp721,2 juta) per startup.

Kini, nominal investasinya mencapai US$100 ribu (sekitar Rp1,4 miliar) hingga US$250 ribu (sekitar Rp3,6 miliar) untuk setiap startup yang berada di tahap awal.

Selanjutnya, kata Wesley, pihaknya akan berfokus menjadi platform inovasi dan pembangun ekosistem digital di empat industri vertikal, yakni:

- Jasa keuangan, termasuk teknologi perbankan dan asuransi.

- Industri 4.0, termasuk Internet of Things untuk industri serta rantai pasokan.

- Keberlanjutan, mencakup teknologi untuk keberlanjutan.

- Agrikultur, termasuk teknologi agrikultur dan pangan.

“Secara garis besar, corporate innovation atau ekosistem yang kita bangun ke depannya akan lebih fokus kepada industri spesifik. Tentunya industri itu kita pilih sesuai kebutuhan dari Indonesia,” jelas Wesley.

2. Tetap Investasi Meski di Tengah Pandemi

Kabar baik untuk Anda para pendiri startup yang masih berada di tahap awal yang sedang mencari investor! GK - Plug and Play tetap berkomitmen menyuntikkan modal walau pagebluk Covid-19 belum juga usai.

Sebagai gambaran, investasi dari GK - Plug and Play masih tetap berjalan selama pandemi melanda. Bahkan, angkanya malah semakin meningkat.

Meski tidak merinci nominal pendanaan yang dikucurkan selama pandemi, perusahaan itu mengaku menambah bujet investasi untuk startup, khususnya di empat industri yang mereka bidik saat ini.

Wesley mengatakan, “Karena kita melihat banyak perubahan atau transformasi digital yang dilakukan.”

3. Target Pendanaan GK - Plug and Play pada 2022

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, GK Plug and Play menargetkan 10 investasi untuk startup. Namun, tidak menutup kemungkinan kalau jumlahnya akan melampaui target tersebut.

Untuk sementara, saat ini perusahaan akan memusatkan modal di empat industri yang akan mereka vertikalkan.

“Meski memang tidak menutup kemungkinan kalau kita melihat ada startup yang berpotensi ataupun mereka memiliki solusi yang dibutuhkan oleh industri atau partner korporasi kita, maka akan kita lakukan investasi,” begitu kata Wesley kepada Fortune Indonesia, Rabu (25/8).

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Saham Anjlok, Problem Starbucks Tak Hanya Aksi Boikot
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M