Lebih Pintar Anjing atau Kucing? Biar Sains yang Menjawab

Itu seperti bertanya ‘apakah palu lebih baik dari obeng?'

Lebih Pintar Anjing atau Kucing? Biar Sains yang Menjawab
Lebih pintar kucing atau anjing? (Shutterstock/FamVeld)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pembatasan mobilitas akibat pandemi telah menekan intensitas pertemuan antarmanusia, melahirkan kesepian bagi sekelompok orang. Padahal, di tengah krisis seperti saat ini, dukungan psikologis sangat penting guna menjaga kewarasan.

Pada akhirnya, kondisi itu mendorong sebagian orang mengadopsi hewan untuk dipelihara, seperti anjing dan kucing. Bahkan di sejumlah negara, permintaan terhadap binatang peliharaan meningkat selama pandemi.

Terlalu banyak menghabiskan waktu di rumah karena pandemi menyebabkan manusia lebih cepat merasa bosan dan kesepian. “(Akhirnya) mereka menginginkan kesibukan dan di saat yang sama ingin ada sosok yang bisa menemani—hewan peliharaan adalah solusi sempurna untuk mengatasi masalah itu,” kata Chris Dunn, seorang eksekutif di perusahaan makanan binatang, Pet Planet, dikutip DW, Senin (4/10).

Dia mengatakan terjadi lonjakan permintaan hewan peliharaan di Tokyo sejak pemerintah mengumumkan kondisi darurat pada April 2020. Kucing dan anjing menjadi penyebab di balik kenaikan permintaan itu.

Meski sama-sama termasuk hewan favorit untuk dipelihara, tidak sedikit pihak yang mendebatkan level intelegensi antara kucing dan anjing. Guna mencari tahu jawaban di balik pertanyaan ‘siapa yang lebih pintar: kucing atau anjing?' mari simak ulasan berikut.

1. Kecerdasan Kucing dan Anjing Tak Bisa Dibandingkan

Ternyata, jawaban dari pertanyaan itu tidak bersifat mutlak. Peneliti Senior di Barnard College New York, Alexandra Horowitz, mengatakan peneliti kognisi anjing tak hanya mempelajari satu aspek kecerdasan hewan.

Menurutnya, “kucing pintar dalam hal-hal yang harus mereka lakukan, begitu pula dengan anjing. Saya rasa sama sekali tak masuk akal untuk membicarakan spesies mana yang relatif lebih pintar.”

Profesor Antropologi Evolusioner di Duke University, Brian Hare, mengamini pendapatan itu. Baginya, membandingkan intelegensi antara kucing dan anjing sama seperti menanyakan apakah palu lebih baik dari obeng?

Namun, bukan berarti para peneliti belum mencoba mengukur kecerdasan kedua hewan berkaki empat tersebut. Mereka pernah meninjau kemampuan kognitif selain yang dibutuhkan untuk mempertahankan hidup.

Contohnya, penelitian Miklósi dkk. (2005) tentang kemampuan kucing dan anjing dalam menemukan makanan tersembunyi berdasar isyarat dari manusia. Salah satu catatannya berbunyi, seperti dikutip dari laman Live Science, “kucing tak memiliki sejumlah komponen perilaku menarik perhatian dibandingkan anjing.”

2. Tingkat Kecerdasan Sosial Kucing dan Anjing

Asisten Profesor Kesehatan dan Perilaku Hewan di Unity College di Maine, Kristyn Vitale, menyebut kecerdasan hewan terbagi menjadi tiga, yakni kemampuan memecahkan masalah, pembentukan konsep, dan kecerdasan sosial.

Dari segi psikologis, kucing memiliki tingkat kecerdasan sosial yang tinggi sehingga membuatnya dilabeli sebagai makhluk penyendiri. “Seringkali (tingkat kecerdasan sosialnya) pada tingkat yang sama dengan anjing,” ujar Vitale, dikutip dari Live Science.

Kucing juga dapat membedakan namanya dengan kata-kata yang terdengar mirip serta lebih menyukai berinteraksi dengan manusia ketimbang dengan makanan, mainan, atau aroma. Menurut studi yang terbit di jurnal Behavioral Processes (2019), kucing akan menghabiskan lebih banyak waktu dengan orang yang memperhatikannya.

3. Ukuran Otak Kucing dan Anjing

Gagasan umum menganggap bahwa ukuran otak menentukan kecerdasan relatif. Jika ide itu selalu benar, maka anjing lebih unggul ketimbang kucing. Namun, kondisinya tidak sesederhana itu.

Misalnya, studi Universitas Arizona terhadap 550 spesies hewan, termasuk burung, kera, monyet, anjing, lemur, dan gajah pada 2014 menemukan fakta berikut: semakin besar otak hewan, semakin tinggi kontrol diri mereka. Akan tetapi, kucing tak dilibatkan dalam penelitian itu.

Artinya, perbandingan antara kecerdasan kucing dan anjing berbasis ukuran otak tidak akan sahih. “Kita bisa berspekulasi bagaimana perilaku kucing berdasarkan ukuran otak, tapi kita tak benar-benar tahu,” tulis para peneliti dalam studi tersebut.

4. Perlakuan yang Berbeda

Cara manusia memperlakukan kucing dan anjing juga berbeda, sehingga itu berpengaruh pada kecerdasan masing-masing spesies. “Sebagai contoh, anjing sering bersosialisasi dengan baik dan menghadiri kelas anak anjing, menaiki mobil, hingga pergi ke taman anjing. Di sisi lain, pemilik kucing kurang memberi kesempatan sosialisasi dan pelatihan serupa kepada peliharaannya,” jelas Vitale.

Pada akhirnya, sebagai pemilik hewan peliharaan, Anda mesti menghargai jenis kecerdasan khusus mereka, khususnya kecerdasan sosial yang membuatnya jadi sosok teman yang menyenangkan—bahkan menenangkan di beberapa kesempatan.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M