Ula Kantongi Modal Baru US$87 Juta, Jeff Bezos Ikut Kucurkan Dana

Selain Bezos, berbagai investor ternama juga terlibat.

Ula Kantongi Modal Baru US$87 Juta, Jeff Bezos Ikut Kucurkan Dana
(Kiri-Kanan) COO Ula Riky Tenggara, CCO Derry Sakti, dan CTO Alan Wong. (Ula)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Lokapasar (marketplace) dagang daring Indonesia di sektor B2B, Ula, mengumumkan pendanaan Seri B senilai US$87 juta, Senin (4/10)—dipimpin oleh Tencent, Prosus Ventures, dan B Capital.

Ula meluncur ke pasar pada 2020, berupaya memecahkan masalah warung-warung tradisional melalui teknologi, digitalisasi rantai pasokan serta inventaris, dan menawarkan kredit berbasis data. “(Misi kami) memberdayakan mereka dengan meningkatkan pendapatannya,” ujar salah satu pendiri sekaligus Kepala Eksekutif Ula, Nipun Mehra, dalam keterangan resminya.

Tujuh bulan sebelumnya, Ula juga sukses mengumpulkan US$20 juta dalam putaran investasinya, membuat pendanaan Ula berjumlah US$117,5 juta dalam kurun waktu kurang dari dua tahun.

1. Keterlibatan Jeff Bezos dan Investor Terkemuka

Sejak berhasil menghimpun lebih dari US$30 juta, Ula bagai magnet yang menarik minat deretan investor terkemuka. Sebagai gambaran, deretan investor terbarunya terdiri atas investor Gojek, Northstar Group; AC Ventures; Citius; dan Bezos Expedition milik orang terkaya dunia, Jeff Bezos.

Ketertarikan Bezos terhadap Ula lahir ketika raksasa e-commerce besutannya, Amazon, belum berhasil menjamah sebagian besar pasar Asia Tenggara. Berdasar laporan TechCrunch, keputusan itu berpotensi menjadi salah satu taktik Amazon mempertahankan eksistensi terbatasnya di wilayah tersebut.

Investor lama Ula pun erat dengan nama besar dunia modal ventura seperti Lightspeed India, Sequoia Capital India, Quona Capital, dan Alter Global. Mereka juga terlibat dalam putaran pendanaan teranyar startup itu.

2. Penggunaan Suntikan Modal Terbaru

Mengutip Tech in Asia, hasil putaran pendanaan teranyar dimaksud akan Ula gunakan untuk meningkatkan kehadirannya di seluruh Indonesia, mengeksplorasi opsi ekspansi ke pasar Asia Tenggara, serta menambah kategori terbaru ke dalam penawarannya.

“(Ula) juga akan memperluas penawaran produk buy now, pay later; membangun teknologi baru dan rantai pasokan lokal; serta infrastruktur logistik,” tulis perusahaan dalam keterangannya.

3. Capaian Ula Sejak Masuk ke Pasar

Ula mengaku bisnisnya telah bertumbuh 230 kali lipat sejak meluncur 20 bulan lalu ketika wabah COVID-19 menghantam Indonesia. Startup itu menawarkan lebih dari 6.000 produk dan melayani lebih dari 70.000 warung tradisional di platform.

Para pendiri Ula merupakan mantan karyawan di berbagai perusahaan teknologi. Mehra, misalnya, dulu sempat menjabat sebagai eksekutif Flipkart India dan mantan mitra Sequoia Capital India. Lalu, Alan Wong merupaka mantan pekerja Amazon. Derry Sakti pernah bekerja di P&G Indonesia, dan Riky Tenggara pernah berkarier di Lazada dan aCommerce.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

IDN Media Channels

Most Popular

Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen