Ilustrasi DSP. (dok. Confluent)
Ia menambahkan, penyebab kesenjangan AI diakibatkan oleh hambatan pemahaman direktur IT perusahaan terkait model-model bisnis yang efektif terhadap AI. Apalagi, AI membutuhkan infrastruktur streaming dan memiliki siklus evaluasi terus-menerus—diperlukan untuk melampaui chatbot sederhana dan masuk ke agen AI tingkat produksi.
Namun demikian, saat ini belum ada satupun perusahaan digital di pasar yang menyediakan semua kemampuan ini secara menyeluruh, sehingga mengakibatkan alur kerja yang kompleks dan terfragmentasi yang berpotensi gagal.
“Kami mendirikan Confluent untuk mengatasi salah satu masalah tersulit dalam data, yaitu membantu informasi bergerak bebas di seluruh bisnis sehingga perusahaan dapat bertindak secara real-time,” kata Jay Kreps.
Untuk itu, Confluent menghadirkan Confluent Intelligence yang merupakan solusi untuk membangun dan mengoptimalkan AI yang kaya konteks dan real-time. Dibangun di atas Confluent Cloud, solusi ini menyediakan semua yang dibutuhkan organisasi untuk meluncurkan dan membuat skala event-driven sistem AI.
“AI untuk melatih model secara real-time. Ia menyediakan konteks dan orkestrasi bagi agen kami untuk mengotomatisasi alur kerja, mempercepat transformasi smart city,” kata Head of Data and AI di Palmerston North City Council, Atilio Ranzuglia.
Selain itu, terdapat fitur Stack yang sepenuhnya dikelola ini secara terus-menerus mengalirkan dan memproses data historis dan real-time, mengirimkan konteks ini langsung ke aplikasi AI untuk beban kerja AI yang lebih andal, aman, dan sangat skalabel. Dengan Confluent Intelligence, perusahaan dapat membangun sistem AI yang didasarkan pada data dinamis dan dapat diandalkan.