Jakarta, FORTUNE - Getty Images dan Shutterstock sepakat untuk merger senilai US$3,7 miliar guna menghadapi tantangan di era kecerdasan buatan (AI). Pada Selasa (7/1), Getty Images mengumumkan rencana merger tersebut untuk membentuk perusahaan raksasa dalam industri konten visual berlisensi.
Langkah merger itu sekaligus memperkuat posisi di pasar sekaligus menghadapi ancaman dari alat generatif AI seperti Midjourney. Namun, kesepakatan ini diperkirakan akan memicu pengawasan ketat dari otoritas antimonopoli. Demikian dilaporkan Reuters.
Craig Peters, CEO Getty Images, akan memimpin perusahaan gabungan tersebut, yang diproyeksikan memiliki pendapatan tahunan hampir US$2 miliar. Perusahaan gabungan ini diharapkan mampu menghemat hingga US$200 juta dalam tiga tahun setelah proses merger selesai.
“Kami tidak mengontrol waktu (persetujuan), tetapi kami sangat yakin. Selama ini pelanggan selalu memiliki pilihan,” kata Peters, yang meyakini tak terhambat isu antimonopoli yang akan dihadapi di Amerika Serikat dan Eropa.
Dalam langkah merger ini, pemegang saham Shutterstock ditawarkan tiga opsi: menerima US$28,80 per saham dalam bentuk tunai, 13,67 saham Getty, atau kombinasi 9,17 saham Getty dan US$9,50 dalam bentuk tunai. Diproyeksikan kesepakatan ini bernilai lebih dari US$1 miliar.
Langkah ini langsung berdampak positif pada pasar. Saham Shutterstock melonjak 22,7 persen, sedangkan saham Getty meningkat 39,7 persen. Meski begitu, saham kedua perusahaan ini telah mengalami tren penurunan selama empat tahun terakhir akibat berkurangnya permintaan fotografi stok karena popularitas kamera ponsel.