Jakarta, FORTUNE - Presiden Direktur IBM Indonesia, Roy Kosasih, menyatakan penerapan kecerdasan buatan (AI) pada operasionalisasi perusahaan dapat menghemat biaya sekitar 20-30 persen.
Data tersebut diperoleh dari survei IBM Institute for Business Value yang dilangsungkan oleh IBM kepada 2.000 CEO perusahaan secara global, termasuk di Indonesia. Hasilnya, 27 persen dari CEO yang disurvei mengatakan penerapan AI juga dapat meningkatkan output sebanyak dua kali lipat.
“Mereka mengatakan bahwa perkembangan AI saat ini sudah begitu besar, sehingga sudah bisa membantu output dari perusahaan mereka,” ujar Roy kepada pers di Jakarta, Kamis (17/7).
Menurutnya, penerapan AI bukan hanya menjadi hype semata, melainkan sebuah kebutuhan. Roy melanjutkan bahwa perkembangan dan penerapan AI di Indonesia paling banyak digunakan pada industri perbankan.
Pertama, AI diterapkan dalam mendeteksi terjadinya fraud dalam transaksi perbankan. Kedua, AI juga digunakan untuk mengecek atau mempercepat penilaian credit scoring nasabah.
“Jadi, bisa langsung mengecek latar belakang nasabah tersebut seperti apa. Atau bahkan kalau kita berikan izin atau memang si AI-nya ini diberikan program khusus untuk bisa akses internet atau the latest news mengenai seseorang,” ujarnya.
Penerapan AI disebut akan memudahkan perusahaan mencegah kerugian atau memberikan informasi demi memungkinkan pengambilan keputusan secara jauh lebih cepat dan lebih tepat.
Di samping itu, industri yang memiliki proses production planning dalam operasionalisasinya juga akan diuntungkan melalui penerapan AI.
“Karena bisa membantu mengurangi stok-stok yang tidak diperlukan atau juga seluruh supply chain, rantai pasokan itu bisa dilakukan planning dengan jauh lebih baik dan lebih tepat. Akhirnya apakah bisa mengurangi cost dan tentunya jadi meningkatkan keuntungan,” katanya.