TECH

Mengenal Aset Kripto Polygon: Pengertian, Cara Kerja, dan Kegunaan

Polygon berupaya memecahkan masalah Ethereum.

Mengenal Aset Kripto Polygon: Pengertian, Cara Kerja, dan KegunaanIlustrasi Polygon. Shutterstock/Furkan Cubuk.
13 December 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Masalah di Ethereum mendorong terciptanya berbagai inovasi jaringan blockhain¸ termasuk Polygon. Protokol ini berfungsi untuk menjadi penghubung bagi beberapa jaringan blockchain yang kompatibel dengan Ethereum.

Perkembangan Ethereum membuat aplikasi smart contract di dalamnya semakin meningkat. Ini berujung pada kepadatan jaringan yang membuat biaya transaksi Ethereum naik tajam. Situasi ini diperkirakan terjadi karena jaringan tersebut masih menggunakan algoritme konsensus proof-of-work yang kompleks dan sulit.

Salah satu jaringan blockchain yang ingin membantu memberikan solusi atas kepadatan jaringan Etherum ini adalah Polygon, menurut laman Pintu. Polygon Network adalah protokol terdesentralisasi untuk membangun dan menghubungkan beberapa jaringan blockchain yang kompatibel dengan Ethereum.

Adapun Matic merupakan aset kripto yang berfungsi sebagai alat pembayaran transaksi, serta sebagai governance token pada protokol Polygon. Aset kripto itu juga dapat berfungsi sebagai staking dalam jaringan. Dengan kata lain, Matic merupakan aset kripto bawaan Polygon.

Menurut laman Bitocto, Polygon adalah jaringan yang memungkinkan transaksi Ethereum menjadi lebih cepat dan murah. Blockchain tersebut mampu memberikan solusi atas masalah lambatnya jaringan Etherum maupun tingginya gas fee tanpa mengesampingkan urusan keamanan.

Sejarah Polygon

Polygon merupakan jaringan blockchain yang dibangun pada 2017 oleh pengembang Ethereum, yakni Jaynti Kanani, Sandeep Nailwal, Anurag Arjun, dan Mihailo Bjelic. Semula, jaringan tersebut dinamai dengan jaringan Matic.

Mereka membuat Matic karena melihat permasalahan skalabilitas Ethereum, terutama soal kepadatan jaringan, yang mengakibatkan biaya gas mahal dan proses transaksi lambat.

Dilansir dari Bitocto, dalam masa penawaran awal pada April 2019, tim Polygon mengumpulkan US$5,6 juta dalam ETH melalui penjualan 1,9 miliar token MATIC dalam periode 20 hari. Lalu, Jaringan Matic diluncurkan pada 2020. Pada Februari 2021, Matic berganti menjadi Polygon Network.

Pergantian ini menjadi petunjuk perubahan strategi Polygon, dari sekadar memberikan solusi bagi jaringan Ethererum, menjadi sebuah infrastruktur lengkap yang dapat digunakan oleh pengembang membuat aplikasi terdesentralisasi (decentralized apps/DApps).

Cara kerja Polygon

Menurut laman Pintu, Polygon sering disebut sebagai “Ethereum’s Internet of blockchain”. Pasalnya, jaringan tersebut menciptakan ekosistem multi-chain yang dapat digunakan bersama dan melekat kepada Ethereum.

Polygon dibuat untuk memfasilitasi berbagai kebutuhan pengembang dengan menyediakan kerangka untuk membuat decentralized applications yang memprioritaskan kinerja, user experience (UX), dan keamanan.

Adapun cara kerja Polygon adalah sebagai berikut, seperti dilansir dari laman Bitocto.

  • Jaringan dimaksud memiliki 2 layer. layer 1 (L1) merupakan mainnet dan menjadi jaringan blockchain utama. Sedangkan, layer 2 (L2) menjadi blockchain yang akan berjalan di atas layer 1. Dengan demikian, L2 akan mengatasi kerugian dan hambatan-hambatan akibat padatnya jaringan Ethereum.
  • Dalam layer 2 terdapat commit chains dan side chains. Kedua komponen ini memiliki perbedaan, yakni commit chains lebih berfokus untuk melakukan integrasi keamanan jaringan.

Apabila kedua layer tersebut bersinergi, maka transaksinya akan lebih cepat dengan biaya gas jauh lebih murah. Skalabilitasnya pun aman bagi pengguna.

Related Topics