TECH

Pasokan ETH dan BTC Menipis, Indodax: Dampaknya Positif

Sebanyak 19 juta Bitcoin telah berhasil ditambang.

Pasokan ETH dan BTC Menipis, Indodax: Dampaknya PositifIlustrasi tambang kripto. Shutterstock/Mark Agnor
08 April 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – CEO Indodax, Oscar Darmawan, menyatakan berkurangnya pasokan Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) bisa jadi berdampak positif bagi pasar aset digital.

Bitcoin baru saja mencapai tonggak baru dalam sejarah setelah 19 juta aset digital tersebut berhasil ditambang. Saat ini hanya tersisa 2 juta Bitcoin yang bisa ditambang dari total persediaan 21 juta. Bitcoin ke-19 juta masuk dalam catatan usai ditambang oleh SBI Crypto di blok 730002, Jumat (1/4), menurut cointelegraph.

Sementara, pengembang Ethereum telah berhasil menghilangkan 2 juta ETH dengan tujuan untuk meningkatkan pembaruan Ethereum Improvement Proposal atau EIP-1559. Hal ini juga sekaligus untuk membantu menstabilkan biaya gas Ethereum yang tinggi, demikian laman beincrypto.

Menurut Oscar, fenomena ini merupakan kabar baik. Sebab, berkurangnya pasokan dan tinginya permintaan membuat harga aset kripto tersebut kemungkinan bakal meningkat dalam jangka panjang.

“Secara teknologi serta project pun lebih mature sehingga permintaan terhadap kedua kripto ini tinggi,” kata Oscar, dalam rilis kepada media, dikutip Jumat (8/4).

Prospek

Ilustrasi bursa kripto. Shutterstock/Daliu

Menurut Oscar, baik Bitcoin maupun Ethereum kini turut diminati oleh investor institusi. Sebagai misal, Micro Strategy belum lama ini membeli Bitcoin senilai Rp1,7 triliun.

Optimisme terhadap kedua aset kripto ini juga datang dari masyarakat yang semakin banyak sadar terhadap perkembangan teknologi blockchain.

Tak sedikit pemerintah negara di dunia disinyalir telah melonggarkan kebijakan soal kripto dengan menjadikannya tak hanya komoditas, bahkan membuka peluang untuk alat pembayaran dan devisa.

Pun begitu, fungsi kripto semakin penting tersebab ekosistemnya. Contohnya, Ethereum yang menjadi basis dari pengembangan aset yang tidak dapat dipertukarkan (non-fungible token/NFT), aplikasi keuangan terdesentralisasi (decentralized finance/DeFi) dan metaverse.

“Masyarakat harus memahami bahwa jika minat dan permintaan akan suatu barang semakin banyak, sementara suplai barang yang ada berkurang, sehingga nantinya harga barang pun akan naik. Hukum pasar ini juga berlaku di pasar perdagangan kripto,” kata Oscar.

Berdasarkan data dari coinmarketcap, harga Bitcoin saat ini US$43 ribuan. Tahun lalu, nilai BTC sempat mencapai rekor tertinggi sepanjang masa pada US$68 ribu. Sedangkan, harga Ethereum sekarang mencapai lebih dari US$3.200.

Saat ini, kapitalisasi pasar Ethereum mencapai US$829,82 miliar, sedangkan Ethereum sekitar US$392,64 miliar.

Related Topics