MARKET

Itama Ranoraya Bidik Pendapatan Rp801 M di 2024, Naik 15%

Target laba bersih IRRA di 2024 adalah Rp48 miliar.

Itama Ranoraya Bidik Pendapatan Rp801 M di 2024, Naik 15%Logo PT Itama Ranoraya Tbk atau IRRA. (Website IRRA)
25 April 2024

Fortune Recap

  • PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) menargetkan pendapatan Rp801 miliar dan laba bersih Rp48 miliar pada 2024.
  • Kinerja penjualan di kuartal I 2024 mencapai Rp147 miliar, naik 51% dari tahun sebelumnya.
  • IRRA akan fokus pada pertumbuhan organik, kerja sama operasi, dan proyek skala besar untuk meraih target tahun ini.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Emiten alat kesehatan PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) membidik pendapatan senilai Rp801 miliar pada 2024, dengan laba bersih Rp48 miliar.

Jika dibandingkan dengan 2023, target pendapatan IRRA tahun ini lebih tinggi sekitar 15,08 persen (YoY). Sementara target laba bersihnya melejit 422,30 persen (YoY) dari realisasi pada 2023, tetapi sama dengan capaian perseroan pada 2022. 

"Pada kuartal I 2024 ini, kinerja penjualan kami berada di posisi Rp147 miliar dan laba bersih positif Rp1,5 miliar," kata Direktur Itama Ranoraya, Viertin M.L. Tobing dalam paparan publik virtual, Kamis (25/4).

Realisasi penjualan perseroan di kuartal awal 2024 itu melesat 51 persen (YoY) dari kuartal I 2023, yang hanya Rp97 miliar.

Adapun, demi meraih target tahun ini, IRRA akan fokus pada empat hal, yakni: mengakselerasi pertumbuhan organik; menambah jumlah mitra prinsipal dari dalam dan luar negeri, seperti Korea dan Cina; mendorong kerja sama operasi dengan fokus pemenuhan kebutuhan layanan hemodialisa dan radioterapi dan bekerja sama dengan RS untuk lakukan revenue sharing model; terakhir, membangun tim yang akan fokus pada proyek skala besar.

"Dari tren penjualan, paling tidak di kuartal I ini, kami sudah mencapai target yang diharapkan," kata Direktur Utama IRRA, Teguh Eko Purwanto. "Perseroan optimistis akan peluang-peluang bisnis yang ada pada 2024.:

Apalagi dengan adanya sejumlah katalis pertumbuhan dari industri, yakni:

  • Proyek antara pemerintah dan multilateral Development Banks (SIHREN, SOPHI, InpULS) yang nilainya mencapai US$3,979 miliar.
  • Jumlah rumah sakit di Indonesia yang naik 42 persen dari 2013--2023. Pada 2024, total RS di Indonesia mencapai sekitar 3.155.
  • Dengan 234 PMI di Indonesia, total donasi pada 2024 diproyeksi mencapai sekitar 3,8 juta tes, yang mana pertumbuhannya sekitar 5 persen per tahun.
  • Kemenkes RI menemukan, lebih dari 700.000 jiwa masyarakat Indonesia mengalami penyakit ginjal kronis.
  • Hingga 2023, ada 87 unit instalasi LINAC di Indonesia. Namun, Indonesia sendiri membutuhkan minimal 279 instalasi untuk pengobatan radioterapi sel kanker.

Related Topics