TECH

Raksasa Mesin Pencari Cina ini bakal Rilis Chatbot AI Serupa ChatGPT

Baidu telah memiliki inisiatif mengenai AI.

Raksasa Mesin Pencari Cina ini bakal Rilis Chatbot AI Serupa ChatGPTIlustrasi Mesin Pencarian Baidu. Shutterstock/Happy Zoe.
31 January 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Baidu agaknya kepincut dengan aplikasi chatbot milik ChatGPT yang belakangan popularitasnya melejit. Raksasa mesin pencarian dari Cina itu dilaporkan bakal merilis layanan serupa pada aplikasinya.

ChatGPT adalah aplikasi perangkat lunak berbasis kecerdasan buatan (AI) yang memiliki kemampuan untuk meniru percakapan manusia berdasarkan permintaan pengguna.

Platform yang dikembangkan oleh OpenAI, perusahaan teknologi dari Amerika Serikat, itu mampu memahami bahasa alami manusia, serta menghasilkan teks tulisan yang mirip dengan buatan manusia, seperti tugas sekolah siswa hingga kode pemrograman.

Reuters melansir, Senin (30/1), bahwa Baidu belum lama ini tengah menyiapkan aplikasi chatbot berbasis AI yang mirip dengan ChatGPT yang rencananya akan diluncurkan Maret ini.

Nantinya, Baidu akan merilis layanan dimaksud dalam aplikasi terpisah, sebelum akhirnya secara bertahap menggabungkannya ke platform pencariannya.

Raksasa pencarian itu berupaya untuk menawarkan chatbot yang akan menyediakan jawaban ketika pengguna melakukan pencarian, ketimbang hanya memberikan daftar tautan. Namun, Baidu menolak berkomentar atas kabar tersebut.

Lanskap AI

Tangan pengusaha menggunakan smartphone untuk mencari informasi dan mengobrol dengan AI atau kecerdasan buatan, Database dengan sistem cerdas, teknologi masa depan, kemajuan teknis, ChatGPT. Shutterstock/Noos Studio.
Tangan pengusaha menggunakan smartphone untuk mencari informasi dan mengobrol dengan AI atau kecerdasan buatan, Database dengan sistem cerdas, teknologi masa depan, kemajuan teknis, ChatGPT. Shutterstock/Noos Studio.

Baidu disebut telah banyak berinvestasi dalam teknologi kecerdasan buatan, termasuk pada layanan cloud, semikonduktor, dan autonomous driving. Perusahaan yang berbasis di Beijing itu ingin mendiversifikasi sumber pendapatannya.

Pada konferensi pengembang bulan lalu, perusahaan teknologi itu meluncurkan tiga "kreator" bertenaga AI yang teknologinya memungkinkan mereka untuk berperan sebagai penulis skenario, ilustrator, editor, atau animator.

Selain Baidu, beberapa perusahaan rintisan Cina turut menjajaki teknologi AI generatif. Mereka dilaporkan telah menarik pendanaan dari investor seperti Sequoia dan Sinovation Ventures, demikian The Straits Times.

Inovasi dalam bidang AI kian disorot semenjak kehadiran ChatGPT, aplikasi besutan OpenAI yang resmi dilemparkan ke khalayak luas pada November tahun lalu.

Sejak peluncurannya, ChatGPT telah mengumumpulkan lebih dari satu juta pengguna dalam waktu beberapa hari saja. Aplikasi tersebut telah memicu perdebatan tentang peran AI di sekolah, kantor, dan rumah.

Dalam mengembangkan ChatGPT, OpenAI didukung oleh raksasa teknologi Amerika Serikat Microsoft. OpenAI baru-baru ini beroleh pendanaan US$10 miliar dari Microsoft, yang mulai bekerja sama dengan OpenAI pada 2016. Microsoft pada 2019 menanamkan modal US$1 miliar di OpenAI.

Related Topics