Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Ilustrasi Artificial Intelligence. (Pixabay/geralt)

Jakarta, FORTUNE - AI berpotensi mengganggu model bisnis berbagai industri, tetapi dalam dunia jurnalisme, ancaman ini terasa lebih eksistensial. Kepercayaan publik terhadap berita menjadi taruhan utama saat AI generatif mulai berperan dalam produksi informasi.

Para eksekutif media membahas pemanfaatan AI untuk meningkatkan efisiensi, seperti pembuatan judul yang dioptimalkan untuk mesin pencari dan penerjemahan konten guna menjangkau audiens baru. Namun, mereka tetap menekankan perlunya pengawasan manusia untuk memastikan akurasi.

Melansir Fortune.com seorang editor mengungkapkan bahwa AI kini digunakan untuk menyusun artikel pendek dari siaran pers, memungkinkan jurnalis lebih fokus pada laporan investigatif. AI juga membantu dalam menganalisis dokumen pemerintah dan citra satelit untuk mendukung jurnalisme investigatif yang lebih mendalam.

Diskusi mengenai strategi implementasi AI di newsroom berpusat pada dua pendekatan: bottom-up atau top-down. Pendekatan bottom-up memberikan akses langsung kepada jurnalis, sementara pendekatan top-down menempatkan manajemen sebagai pengendali utama.

Pendekatan bottom-up dianggap lebih demokratis dan memberdayakan jurnalis, tetapi juga berisiko menciptakan kekacauan dan kesulitan dalam memastikan kepatuhan terhadap kebijakan etis dan hukum. Sebaliknya, pendekatan top-down lebih terstruktur, tetapi bisa membatasi inovasi dari level bawah.

Kehati-hatian dalam membangun kepercayaan Publik

Editorial Team

Tonton lebih seru di