Jakarta, FORTUNE - Meta Platforms mengumumkan rencana investasi senilai ratusan miliar dolar Amerika Serikat (AS) demi membangun beberapa pusat data kecerdasan buatan (AI) berskala raksasa. Langkah monumental ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan mengembangkan superintelligence dan memenangkan persaingan pada era AI.
"Kami juga sedang membangun beberapa klaster raksasa lainnya. Satu saja dari klaster ini mencakup sebagian besar wilayah Manhattan," kata CEO Meta, Mark Zuckerberg, dalam platform Threads, dikutip Reuters, Selasa (15/7).
Untuk mewujudkan ambisi ini, Meta tengah membangun pusat data bernama Hyperion yang berlokasi di Richland Parish, Louisiana, AS. Juru bicara Meta, Ashley Gabriel, menurut laporan TechCrunch, mengonfirmasi bahwa perusahaan berencana mengoperasikan Hyperion dengan kapasitas dua gigawatt pada 2030, dan akan ditingkatkan hingga lima gigawatt pada tahun-tahun berikutnya.
Selain itu, Meta juga menyiapkan pusat data Prometheus di New Albany, Ohio, yang ditargetkan beroperasi dengan kapasitas satu gigawatt pada 2026.
Investasi infrastruktur masif ini dipandang sebagai langkah penting bagi Meta untuk bersaing langsung dengan para pemimpin industri seperti OpenAI, Google DeepMind, dan Anthropic. Dengan memiliki daya komputasi superior, Meta dapat melatih dan menyajikan model-model AI yang lebih canggih.
Upaya ini juga diharapkan dapat menjadi magnet bagi talenta AI terbaik dunia, yang tertarik bekerja di perusahaan dengan kekuatan komputasi demi bersaing pada level tertinggi.
Langkah ini sejalan dengan strategi Meta sebelumnya yang gencar merekrut tokoh-tokoh besar untuk memimpin Meta Superintelligence Lab, termasuk mantan CEO Scale AI, Alexandr Wang, dan pionir AI, Daniel Gross. Setelah mengumpulkan talenta, Meta kini berfokus membangun "otot" komputasi yang dibutuhkan melatih model AI generasi berikutnya.
Superintelligence sendiri merupakan tingkatan tertinggi AI, dengan kecerdasan mesin diasumsikan akan melampaui kemampuan kognitif manusia dalam segala hal.
Analis D.A. Davidson, Gil Luria, menilai investasi agresif ini memiliki dua tujuan. Jangka pendek, teknologi AI telah terbukti meningkatkan bisnis periklanan Meta.
"Namun pada skala ini, investasi lebih berorientasi pada persaingan jangka panjang untuk mendapatkan model AI terdepan, yang mungkin membutuhkan waktu untuk terwujud," kata Luria.