Jakarta, FORTUNE - Tingkat penetrasi internet di Indonesia mencapai 80,66 persen pada 2025. Angka ini setara dengan 229,4 juta jiwa dari total populasi penduduk Indonesia sebesar 284,4 juta jiwa yang telah terkoneksi internet.
Temuan ini dirilis dalam survei terbaru Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Angka penetrasi ini menunjukkan tren pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun.
Sebagai perbandingan, tingkat penetrasi internet pada 2024 mencapai 79,50 persen, naik dari 78,19 persen pada 2023 dan 77,01 persen pada 2022.
Survei tersebut juga mengungkap alasan utama masyarakat menggunakan internet. Mengakses media sosial menjadi pendorong utama dengan persentase 24,80 persen, diikuti oleh kebutuhan mencari berita atau informasi terkini (15,04 persen), melakukan transaksi online (14,95 persen), dan mengakses konten hiburan (14,68 persen).
Namun, APJII juga menyoroti tantangan yang membuat sebagian masyarakat belum terhubung ke internet. Alasan utamanya adalah tidak memiliki perangkat yang mendukung (43,62 persen) dan tidak tahu cara menggunakan perangkat untuk mengakses internet (40,77 persen).
Jika dilihat dari demografi, berikut adalah perincian profil pengguna internet di Indonesia:
Wilayah: Penggunaan internet masih terkonsentrasi di Pulau Jawa dengan tingkat penetrasi 84,69 persen, disusul oleh Pulau Kalimantan (78,72 persen), serta Pulau Bali dan Nusa Tenggara (76,86 persen).
Generasi: Milenial menjadi pengguna internet terbesar dengan penetrasi 89,12 persen, diikuti oleh Gen Z (87,80 persen) dan Generasi Alpha (79,73 persen).
Gender: Pengguna laki-laki sedikit lebih unggul dengan penetrasi 82,73 persen, dibandingkan perempuan yang sebesar 78,57 persen.