Jakarta, FORTUNE – CEO Tesla, Elon Musk, agaknya harus mengabulkan permintaan warga Twitter. Itu akibat langkahnya di situs microblogging tersebut dalam menggelar jajak pendapat pribadi pada Sabtu (6/11).
Elon Musk selama ini dikenal aktif twitteran, begitu warga Twitter biasa menyebut aktivitas di platform besutan Jack Dorsey. Akhir pekan lalu, pendiri SpaceX itu melakukan survei tentang apakah dia harus menjual 10 persen sahamnya di Tesla atau tidak?
Pada saat survei ditutup, 57,9 persen dari 3,5 juta lebih pengikutnya memintanya untuk melepas sahamnya. "Saya siap menerima hasil apa pun," kata Musk, setelah pemungutan suara berakhir seperti dikutip dari Reuters, Senin (8/11).
Per 30 Juni, kepemilikan saham Elon Musk di Tesla mencapai sekitar 170,5 juta saham. Maka untuk penjualan 10 persen kepemilikannya akan bernilai sekitar US$21 miliar atau hampir Rp300 triliun.
Jajak pendapat itu mengemuka setelah proposal di Kongres AS untuk mengenakan pajak aset miliarder untuk membantu membayar agenda sosial dan perubahan iklim Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
Musk sebelumnya melemparkan kritik atas pajak orang kaya itu di Twitter.
"Sebagai catatan, saya tak mendapatkan gaji tunai atau bonus dari mana pun. Saya hanya punya saham. Jadi, satu-satunya cara bagi saya untuk membayar pajak secara pribadi adalah dengan menjual saham," begitu bunyi utas kicauan Musk di Twitter.